Hai guys, apa kabar semuanya?
Gimana respon kalian setelah membaca bab sebelumnya? Masih sanggup melihat keadaan mereka?
Tenang aja guys, aku nggak bekalan setega itu membiarkan mereka sedih terus-terusan. Pasti ada momen sweet nya kok :')
Happy reading 🌠
•
Zizi semakin lelah setelah mendapatkan pesan dari Yuda, lelaki itu mengatakan kalau dia tidak akan menyerah dengan apa yang terjadi saat ini. Kalau boleh jujur, ia sangat sesak saat mengatakan semua itu kepada Yuda. Entah mengapa ia sangat tidak menyukai Yuda dengan perilaku yang seperti itu. Ia sangat ingin Yuda merubah segal sikap buruknya itu, tetapi bukan karena beralasan untuk dirinya saja.
Zizi mengetahui Yuda yang selalu keluar masuk kelab malam yaitu dari Ayana. Ayana selalu bertemu dengan Yuda, baik itu Yuda dalam keadaan mabuk maupun sedang bersenang-senang dengan wanita-wanita yang berada di sana. Hal itu yang membuat dirinya kecewa, ia merasa sangat sakit hati atas sikap Yuda seperti itu.
Saat ini Zizi sudah berada dalam pelukan sahabatnya itu, tangisannya begitu terisak. Ya, ia sudah memiliki perasaan kepada Yuda, tetapi ia selalu berusaha menolak kenyataan itu, dan hal itu malah menjadi boomerang untuk dirinya sendiri. Sedangkan Ayana tidak perlu menanyakan hal ini lagi, karena ia sudah tahu apa penyebab semua ini. Siapa lagi kalau bukan sebab lelaki berwajah tampan itu. Ayana juga sudah mengatakan seperti apa tingkah laku lelakii itu, ia tidak mau sahabatnya terperangkap dengan orang seperti itu.
“Udah Zi, kalau dia emang untuk lo pasti dia mau berubah,” hal itu benar-benar membuat Zizi semakin sesak untuk memikirkannya.
“Ay, gue bingung kenapa hati gue selalu merasa berat untuk menolaknya. Gue sudah berusaha menolaknya, tapi dia selalu meyakinkan gue untuk bisa nerima dia,” Ayana sangat paham apa yang dikatakan oleh sahabatnya itu,bahwa Zizi sudah memiliki rasa yang cukup kuat dengan lelaki itu.
“Udah nggak boleh cengeng, gue aja yang pacaran bertahun-tahun malah ditinggal nikah dan gue nggak kayak lo juga nangisnya,” mendengar hal itu Zizi langsung memukul lengan Ayana karena telah menggodanya.
Semua sahabatnya sudah mengetahui bahwa Ayana telah resmi putus dari kekasihnya itu. Hal tersebut cukup mengagetkan untuk mereka, tetapi semuanya sudah menjadi keputusan yang terbaik untuk Ayana.
“Emang Amel ke mana sih?” Tanya Ayana.
"Kayaknya masih di rumah gue, dia lagi bantuin abang beresin barang untuk pindahan," jawab Zizi.
"Emang secepat itu mau langsung pindahan? Nggak sabaran banget pengantin baru," kekeh Ayana.
Amel tersenyum tipis mendengar hal itu. "Katanya om Fano bakalan di bawa pulang dalam waktu dekat ini, mungkin karena itu mereka cepat-cepat pindahannya."
"Gue berharap Amel sama abang lo hubungannya langgeng, kita sama-sama tahu apa yang terjadi dengan mereka."
"Aamiin."
•••••
Setelah menyelesaikan sholat Maghrib bersama untuk pertama kalinya sebagai pasangan suami istri, mereka sama-sama masih saling diam seperti sebelumnya. Semua itu masih dikarenakan pembicaraan yang terjadi di rumah sakit siang tadi.
Amel melipat mukenanya kembali dan meletakkan di atas nakas. Azzam melihat tampilan Amel dengan perasaan campur aduk. Bagaimana tidak, Amel hanya menggunakan piyama tidur sebatas paha dengan bagian lengan yang sangat terbuka, bahkan hanya bertali kecil sebagai penyangganya di bagian bahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Complement of My Heart ✓(Lengkap)
EspiritualGenre: Romance-Spiritual {story 2} spin-off: Alhamdulillah, Dia Makmumku. ____________________________________________________ ~ Menurut Amel, titik tertinggi dalam mencintai itu adalah ketika dia bisa memiliki seutuhnya. ~ Menurut Azzam, titik tert...