Terima kasih selalu setia menunggu cerita ini. Kalian orang-orang baik, semoga dibeberapa part terakhir ini kalian masih menunggu setiap kelanjutannya.
Happy reading 🌠
•
“Apa yang harus kita bicarakan lagi?” tanya Yuda kepada gadis yang hanya berdiri di depannya saat ini. Lelaki itu sudah lelah dengan anggapan yang diberikan gadis di hadapannya ini, yang selalu memiliki pikiran bahwa dia hanya main-main saja.
“Aku udah bilang sama kamu, aku nggak bisa untuk menerima kamu dalam waktu dekat ini. Aku mau fokus dulu sama pendidikan aku. Aku nggak mau semuanya berhenti gitu aja,” ucap Zizi tanpa mengalihkan tatapannya pada bulan yang begitu malu-malu menampakkan pesonanya malam ini.
“Kalau kita menikah, aku nggak bakalan nyuruh kamu untuk berhenti kuliah. Kamu tetap lanjutin apa yang menjadi mimpi kamu, bahkan sampai jenjang pendidikan apapun yang kamu inginkan, bakalan aku temenin. Aku benar-benar serius dengan niat baik ini, sepertinya orang tua kamu juga menyetujui lamaran dari saya. Kamu nggak perlu khawatir, aku bakalan mendukung apapun keinginan kamu ke depannya mengenai pendidikan,” mendengar hal itu Zizi sedikit tersentuh dengan nada keseriusan dari Yuda. Jelas sekali kalau malam ini Yuda benar-benar ingin ada kejelasan diantara mereka.
Zizi membalikkan tubuhnya, tatapan mereka bertemu beberapa detik saja, sebelum ia memutuskan terlebih dahulu pandangan itu. Ia terjebak dengan lamaran yang secara mendadak seperti ini, ia tidak bisa menerimanya dengan sekali berpikir begini saja, sebab semuanya harus dipikirkan secara matang-matang.
"Gimana?" tanya Yuda yang penuh harap bahwa gadis di depannya ini bisa menerima keseriusannya ini.
Zizi menggelengkan kepalanya dengan lemah. “Maaf, tapi aku belum siap. Baik dari diri aku sendiri maupun dari hati aku sendiri, jujur aku belum siap untuk menikah, kalau kita memang berjodoh insya Allah kita akan bersama. Melihat kamu seperti ini, aku percaya bahwa kamu akan bertanggung jawab nantinya, tapi bukan hanya perkara itu yang cuma kita pikirkan, masih banyak hal yang harus dipertimbangkan. Apalagi seusia kita ini, pikiran kita masih sering labil,” jawab Zizi seolah membujuk lelaki itu agar bisa memahami penolakan halusnya ini.
Yuda mendekati Zizi beberapa langkah lagi, ia memaksakan senyumnya. “Tapi Zi, aku benar-benar berharap kamu menerima lamaran aku malam ini. Gimana aku kasih kamu waktu untuk memikirkan jawabannya dulu?” ucapan dari Yuda begitu terdengar sangat sedih di telinga Zizi.
Zizi menghela napasnya dengan lelah dan ia kembali menggelengkan kepalanya. Ia sudah yakin dengan keputusannya ini. “Yuda, percaya sama aku belum ada laki-laki yang berani seperti kamu untuk hal ini. Aku benar-benar kagum dengan keberanian dan ketulusan kamu itu, bahkan aku juga nggak mungkin memainkan niat baik kamu ini. Percayalah, kalau kita memang memiliki takdir untuk bersama suatu saat nanti, pasti takdir mempertemukan kita lagi dengan cara yang lebih indah,” jawab Zizi. Hal itu membuat Yuda cukup bingung dengan ucapan dari Zizi.
“Maksud kamu?” tanya Yuda.
“Insya Allah, jika kita memang berjodoh, aku akan mempersiapkan diri dari sekarang dan akan menjaga hati aku untuk kamu. Itu cara aku akan untuk menghargai niat baik kamu, tapi aku mohon untuk saat ini tolong kamu juga harus menerima keputusan aku,” jawab Zizi.
“Jadi kamu memberikan aku kesempatan lagi jika kamu telah menyelesaikan masa studi kamu?” tanya Yuda untuk meyakinkan ucapan dari Zizi.
“Jika aku sudah siap sebelum masa studi selesai, insya Allah aku akan mengatakan hal itu langsung kepada kamu. Jadi aku berharap saat ini kamu sabar,” jawab Zizi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Complement of My Heart ✓(Lengkap)
EspiritualGenre: Romance-Spiritual {story 2} spin-off: Alhamdulillah, Dia Makmumku. ____________________________________________________ ~ Menurut Amel, titik tertinggi dalam mencintai itu adalah ketika dia bisa memiliki seutuhnya. ~ Menurut Azzam, titik tert...