Puncak permasalahan muncul secara perlahan, tapi ingat cerita ini gak terlalu berat. Jadi jangan terlalu ketar-ketir bacanya...
Happy reading 🌠
•
Azzam terbangun saat merasakan ponselnya berdering, hal itu sangat mengganggu tidurnya. Akhirnya ia meraih ponselnya dan ternyata dokter Amran menelponnya sepagi ini. Sepertinya ini masih pukul empat dini hari. Saat hendak mengangkat panggilan itu, seketika layar ponsel mati begitu saja. Ternyata sudah ada beberapa pesan masuk dari dokter Arman.
Ia langsung melihat pesan yang dikirim oleh dokter Amran, ternyata keadaan sang mertua semakin buruk. Ia melihat ke arah Amel yang masih tertidur di dalam pelukannya. Mereka baru saja tidur satu jam yang lalu, malam panjang yang begitu indah membuat mereka lupa waktu.
Azzam memilih membalas pesan dari dokter Amran, kalau ia menghubunginya kembali tentunya Amel akan curiga bahkan mendengar percakapan mereka. Ia juga melihat ternyata ada pesan dari dokter Agnes, yang menyampaikan hal yang sama juga.
Ia memikirkan apa yang harus ia lakukan, apa sebaiknya ia mengatakan semua ini kepada istrinya? Ia takut keadaan semakin memburuk dan hal yang tidak diinginkan terjadi. Bagaimana perasaan sang istri jika mengetahui semuanya ketika keadaan sudah tidak bisa diperbaiki lagi?
“Sayang bangun,” ucap Azzam sambil memberikan kecupan di mata Amel yang masih terpejam.
“Mas, masih capek,” jawab Amel dengan serak dan semakin mengeratkan pelukannya.
“Sayang, mandi dulu setelah itu sholat subuh. Nanti baru lanjutkan tidur lagi,” ucap Azzam.
“Ini karena Mas, lihat kita baru tidur sebentar aja,” ucap Amel yang masih setia memejamkan matanya dengan penuh nada kekesalannya.
“Tapi kamu suka kan?” Hal itu membuat Amel langsung mencubit perut Azzam, dengan matanya yang membola.
“Dasar, suami mesum,” setelah itu ia langsung membungkus tubuhnya dengan selimut untuk menuju ke kamar mandi.
“Mau Mas bantuin?” tanya Azzam yang melihat Amel susah untuk berjalan.
“Iya,” jawab Amel. Ia tidak bisa membohongi dirinya, inti tubuhnya saat ini benar-benar sangat sakit karena ulah Azzam. Setelah sampai di kamar mandi, suaminya itu langsung menyiapkan air hangat untuk dirinya.
•••••
Setelah sholat subuh, Azzam langsung bersiap-siap dan hal itu membuat Amel kaget. “Mas mau ke mana pagi-pagi seperti ini?” Tanya Amel yang sudah terbungkus kembali dengan selimut tebalnya. Ia masih sangat mengantuk dan ia berniat seharian ini akan menghabiskan waktu untuk tidur saja. Ia pikir suaminya itu juga akan kembali tidur, sebab masih ada waktu yang cukup lama untuk mendatangi seminar tersebut.
“Mas mau ke rumah sakit sebentar, ada hal yang mau Mas urus,” mendengar hal itu Amel hanya menatap suaminya dengan rasa bingung.
"Kok kamu ngelihatin Mas sampai segitunya?" Tanya Azzam berusaha seolah tidak ada yang ia tutupi saat ini.
Amel kembali duduk dan menyenderkan tubuhnya di sandaran ranjang. "Mas, sebenarnya nggak ada yang Mas tutupi dari aku kan?"
"Maksudnya?"
Amel mengedikan bahunya. "Ya Mas seolah menutupi sesuatu hal dari aku. Gimana aku nggak curiga coba, ini masih pai tapi Mas udah pergi. Apalagi ini bukan rumah sakit tempat Mas bekerja, jadi urusan apa harus sepagi ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Complement of My Heart ✓(Lengkap)
EspiritualGenre: Romance-Spiritual {story 2} spin-off: Alhamdulillah, Dia Makmumku. ____________________________________________________ ~ Menurut Amel, titik tertinggi dalam mencintai itu adalah ketika dia bisa memiliki seutuhnya. ~ Menurut Azzam, titik tert...