Bab 31 | Azzam Cemburu

8.1K 547 24
                                    

Sekarang saatnya kita masuk babak yang penuh dengan tekanan di setiap tokohnya. Intinya setiap masalah akan menemukan titik penyelesaiannya.

Aku mau ngucapin terima kasih juga ke pembaca setia aku selama ini. Kemungkinan cerita ini akan selesai penghujung Januari ya guys, jadi kalian masih bisa untuk melepaskan rasa rindu dengan pasangan ini.

Happy reading 🌠



Semalam keadaan sang papa kembali drop, akhirnya Amel yang paling memaksa untuk membawa papanya kembali ke rumah sakit. Ia tidak tenang melihat papa dalam keadaan seperti itu hanya menjalani penanganan dari rumah saja. Kalau dari rumah sakit, setidaknya tindakan itu cepat untuk diberikan.

Sekarang Hanum dan Azka yang menunggu hasil pemeriksaan dari dokter selanjutnya mengenai keadaan Fano. Sedari pagi mereka  sudah berada di rumah sakit, untuk menggantikan anak dan menantunya untuk berjaga.

"Padahal keadaan mas Fano udah terlihat semakin membaik dari biasanya, bahkan wajahnya sudah terlihat nggak pucat lagi, tapi ternyata semuanya nggak sesuai dengan apa yang kita lihat," ungkap Hanum.

Azka mengangguk pelan dan menggenggam tangan istrinya dengan lembut. Menyiratkan bahwa semua akan baik-baik saja. "Mas, apa semuanya akan kembali baik-baik saja? Apa Mas Fano bisa kembali pulang seperti minggu kemarin?"

"Mas nggak bisa memastikan hal itu, sayang. Mas bukan ahlinya dalam bidang ini, tapi dari sejauh ini yang kita ketahui, bahwa penyakit yang menggerogoti tubuh Fano sudah cukup berbahaya. Kita hanya bisa terus berdoa, sebab nggak ada yang nggak mungkin kalah Allah sudah berkehendak," jelas Azka.

"Iya, Mas. Aku pengen setidaknya Amel bisa merasakan kebahagiaan ini lebih lama lagi dengan papanya, Mas bisa lihat gimana kebahagiaan Amel yang begitu jelas saat melihat semuanya bisa berkumpul dengan lengkap. Aku nggak bisa bayangin gimana hancurnya perasaan dia, jika sesuatu yang aku takutkan ini benar-benar terjadi.

Jujur saja, Hanum saat merasa cemas saat ini. Lebih tepatnya itu kecemasan yang ditujukan untuk Amel, sang menantu. Setelah menjenguk Fano ke dalam ruangan perawatan tadi, seakan sebagian untuk kembali pulih itu hilang dari lelaki itu. Tubuhnya begitu lemah, bahkan harus menggunakan beberapa alat di tubuhnya.

"Kamu nggak boleh berpikiran seperti itu, kita doakan saja semoga semuanya kembali membaik," jelas Azka dan Hanum mengangguk paham mendengar hal itu.

"Permisi, apa ini dengan keluarga pak Fano?" Tanya seorang dokter yang baru keluar dari ruangan perawatan lelaki itu.

"Iya, dok," jawab Azka dan mereka langsung berdiri di hadapan dokter itu.

“Bagaimana dok, kondisinya?” Tanya Azka kembali dengan rasa cemas yang sedikit melandanya.

“Mari ikut dengan saya Pak, Bu.” Setelah itu Azka dan Hanum langsung mengikuti langkah dokter lelaki itu ke dalam ruangan kerjanya yang tidak jauh berada dari tempat mereka tadi.

“Setelah saya memeriksanya, keadaan pak Fano semakin memburuk. Setelah saya melakukan pemeriksaan beberapa kali dari semalam sampai tadi, sebaiknya Pak Fano segera kita bawa ke Singapura untuk menjalani operasi. Sebab kemoterapi yang akan di jalani tidak akan membuat rasa sakit itu reda, lebih cepat kita tangani maka semuanya akan semakin baik.” Mendengar hal itu Hanum menggenggam tangan Azka dengan begitu erat.

“Seberapa besar kemungkinan operasi itu akan berhasil Dok?” Tanya Azka kembali.

“Seperti hasil pemeriksaan selama ini dan juga konsultasi bersama dokter beberapa dokter yang ahli di bidang ini, kemungkinan operasi ini sangat kecil untuk keberhasilannya, karena kankernya sudah menyebar dan juga kekuatan imunitas tubuh yang sudah semakin rendah. Hal ini kita juga bisa melihat salah satunya dari faktor usia yang tidak bisa kita abaikan begitu saja, tetapi dengan menjalani operasi kemungkinan untuk bertahan lebih lama akan lebih besar, daripada menjalani pengobatan seperti saat ini,” mendengar penjelasan dari dokter membuat Hanum tidak bisa menahan isak tangisnya.

Complement of My Heart ✓(Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang