prolog

697 80 0
                                    

"BAJINGAN!"

Umpatan itu keluar dari bibir laki-laki yang baru saja berhasil mendobrak pintu. Lalu ia berlari mengahmpiri orang yang tergeletak di lantai tak berdaya.

Kekhawatiran jelas tergambar di wajahnya saat melihat darah mengalir cukup banyak dari perut. Ia berusaha semampunya untuk menahan darah itu keluar.

"Kenapa jadi gini?"

"Gue nggak apa-apa, yang lain jauh lebih penting," ucapnya pelan, seluruh tubuhnya terasa begitu nyeri.

Pemuda satunya bimbang, tetap di sana atau pergi untuk menyelamatkan sahabat lainya.

"Jangan sampe terlambat , lurusin semuanya jangan ada salah faham lagi."

"Anjing!" Makinya untuk diri sendiri. Ia merutuki keterlambatannya.

Ini semua salahnya, kenapa harus sahabatnya yang menanggung itu semua.

"Elo harus kuat, gue mohon ...," pintanya penuh harap. " Gue udah telepon polisi. Elo harus kuat sampe mereka dateng."

Laki-laki itu mengangguk. "Pergi, please selamatin mereka sebelum terlambat."

Dengan berat hati remaja satunya berlari keluar untuk menyelamatkan yang lainnya.

"Terima kasih, kalian adalah sahabat terhebat yang pernah gue punya."

Remaja laki-laki itu terbatuk dan mengeluarkan darah cukup banyak dari mulutnya.

"Ayah ... Bunda, maafin aku."

Seluruh badannya melemah dan matanya mulai memburam. Tangannya terkulai bersamaan dengan matanya yang terpejam. Namun, bibirnya menyunggingkan sebuah senyuman.

Kini, ruang kosong dan sepi itu menjadi saksi bisu dari kejadian tragis yang menimpanya.

Bahkan ruang itu telah menjadi saksi ketika seseorang dari mereka berjuang antara hidup dan mati.

Sepi sunyi dan waktu seakan berhenti. Semesta ikut dirundung nestapa ketika salah satu anak manusia pergi meninggalkan dunia yang fana.


Aster

TEENAGERS | NCT & REDVELVETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang