Please be a wise reader yorobuuunn...
Say no to plagiarsm
Vote & Comment please©️
Vian dengan terpaksa izin pulang lebih dulu. Orang tuanya sangat kecewa saat tahu ia berbohong.
Semua karena orang tuanya bertemu dengan Hanif—anak dari adik Ayah Vian dan teman sekelasnya.
Jelas Darma marah, anaknya itu pamit pergi untuk acara sekolah, tapi nyatanya ia keluar Negeri bersama sahabat-sahabatnya.
Nevi tidak ingin meninggalkan Dira di sana, tapi Nura menelepon memintanya untuk pulang. Untuk alasan jelasnya Nevi tidak diberitahu. Tapi, ia diminta untuk pulang.
Sebelum pulang, Nevi, Vian, dan Johnny menjenguk Dira lebih dulu. Beruntung dia sudah membaik dan Tristan akan menemaninya. Lebih bersyukurnya lagi, orang tua Dira sudah lebih menerima Dira dan Dara saudarinya selalu menemaninya di rumah sakit.
Dengan berat hati ketiganya pulang lebih dulu. Perihal Johnny yang ikut pulang karena dia tidak akan membiarkan Nevi pulang sendirian. Walaupun bersama Vian, Johnny harus memastikan. Cowok itu memang sedikit posesif dengan sahabat kecilnya.
Vian dengan hati-hati berjalan masuk ke dalam rumahnya. Ia lewat pintu belakang, berharap ibu atau ayahnya tidak akan melihat.
Namun, nasib beruntung sedang tidak berpihak padanya. Lihat saja, Darma yang sedang berdiri sambil melipat kedua tangannya di atas dada. Menatap nyalang pada Vian, cowok itu seperti maling ketahuan si tuan rumah. Mengkeret tak berdaya.
"Bagus, sudah pintar bohong sekarang?" Vokal Darma berhasil menghentikan langkah Vian.
Vian mendongak, menatap ragu sang ayah. Kilat amarah jelas terlihat dikedua mata pria paruh baya itu.
"A-aku bisa jelasin, Yah." Kepala Vian masih setia menunduk.
"Masuk, jangan keluar sebelum Ayah panggil."
Menurut, Vian langsung ke kamarnya. Dadanya sejak tadi terus saja berdetak tak karuan. Ia tidak ingin kejadian 3 tahun lalu kembali terulang.
🌼
Nevi sama sekali tidak keluar dari kamarnya sejak tiba sore tadi. Ia memilih mengurung diri dibandingkan bergabung di ruang keluarga bersama Nura, Nathan dan Dimas—Ayahnya.
Dia masih tak habis pikir dengan ibunya yang memaksa ia pulang. Rasa khawatir pada ibu dan adiknya luruh berganti amarah saat ia melihat sosok Dimas ada bersama mereka. Tanpa salam Nevi langsung masuk ke dalam kamarnya.
Bosan Nevi mengecek ponselnya, ia jadi teringat dengan kondisi Dira. Penasaran ia langsung mencari nomor Tristan untuk menelepon.
Tidak butuh waktu lama, diseberang sana suara Tristan dengan cepat menyapa Nevi.
"Tan, Dira gimana?" tanya Nevi tidak sabar.
"Dia lagi di depan gue nih," jawab Tristan seraya memencet screen loudspeaker.
"Halo Nevi sayangku ...." sapa Dira dengan suara yang terdengar jauh lebih baik.
"Di ... gimana kabar lo? Baru juga seharian gue tinggal, tapi gue udah kangen sama lo."
"Basa-basi lo, Nev." Dira terkekeh.
Nevi ikut terkekeh, "Bukan gitu, gue beneran khawatir sama lo, dodol."
"Gue baik banget sekarang," Dira menatap Tristan di depannya. "Elo sama yang lain tenang aja, ada satpam yang setia jagain gue di sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
TEENAGERS | NCT & REDVELVET
Fiksi PenggemarSejak saat itu, kelimanya menjadi sahabat. Berbagi tawa canda dan tangis kebahagiaan. ©️Aster 🌼