"Jo, gue harus gimana sekarang?"
Johnny yang sudah bersiap untuk berjalan ke arah rumahnya kembali berbalik. Ia mengusap lembut puncak kepala Nevi, berharap bisa menyalurkan ketenangan.
"Kita semua tahu, Vi, ini semua buat kebaikan Dira. Dia pasti bakalan ngertiin nantinya."
"Tapi, Jo ... Dira kelihatan kesel banget sama gue." Nevi jelas merasakan kekecewaan Dira kepadanya ketika di rumah sakit tanpa sengaja Dira mendengar peecakapannya dengan Ardhan.
"Lo inget pas elo tiba-tiba diemin gue?" tanya Johnny membuat Nevi mengangguk.
"Elo sadarkan, diemnya elo buat gue sama yang lainnya salah paham?" Lagi-lagi Nevi mengangguk kecil.
"Tapi, Jo?" Lensa pekat Nevi menatap lurus ke arah Johnny. "Masalah ini enggak ada hubungannya dengan permasalahan kita."
"Emang, tapi ... sadar nggak kenapa Dira sampe kecewa?" Nevi menggeleng, Johnny tersenyum. "ini sama, Vi." Johnny menepuk bahu Nevi, "elo cuma butuh bicara dan jelasin semuanya ke Dira. Kalau lo nggak jelasin, semuanya bakalan berlarut dan ujungnya kalian cuma saling nyakitin."
Johnny membawa Nevi dalam pelukannya. "Elo jangan keseringan pendem masalah sendiri—" pelukan keduanya terurai "—untung waktu itu gue denger semuanya, kalo enggak ... mungkin kita juga masih diem-dieman sampe sekarang," ucap Johnny diakhiri dengan kekehan kecil.
"Jo, apa Dira mau maafin gue?"
"Pasti," jawab Johnny cepat dengan penuh keyakinan.
Nevi tersenyum, sahabatnya selalu berhasil membuatnya jauh lebih tenang dari masalah yang mengahampirinya. "Makasih ya, Jo ...."
"Sama-sama, udah ... masuk sana," usir Johnny sambil mensorong tubuh mungil Nevi, "sampein salam gue buat Tante sama Nathan."
"Siap!" Setelahnya Nevi masuk, hatinya masih ada yang mengganjal selama Dira masih mendiaminya.
Ia merasa ini semua adalah kesalahannya yang belum berani jujur dengan sahabatnya itu. Ia belum yakin untuk memberitahunya karena Nevi merasa belum tepat jika ia mengatakan segalanya sekarang.
Namun, semua menjadi kacau ketika Dira mendengar sebagiannya saja tanpa mendengar semua penjelasan dari Nevi dan Ardhan. Sebenarnya Dira butuh cerita seutuhnya untuk bisa mencerna semuanya.
Kesalahan Ardhan memang sangat fatal dan meninggalkan banyak luka untuk orang lain terutama Dira. Tapi, saat lelaki itu ingin berubah dan berniat untuk memperbaiki segalanya, tidak ada salahnya jika ia diberi kesempatan kedua.
= = =
"Elo marah sama Nevi?" tanya Tristan to the point.
"Kalian apaan, sih? Risih gue ditatap kayak gitu." Dira jadi sebal karena Johnny dan Tristan menatap penuh tanya.
"Apa sih, yang bikin marah sama dia?"
Dira tak percaya dengan perkataan yang baru saja ia dengar dari Tristan. Ia merasa jika Tristan berpikir dirinyalah yang salah.
"Di, niat Nevi itu baik. Dia nggak mau elo sedih kalau tahu tentang kemelut keluarganya."
"Dengan dia nutupin semuanya dari gue, Jo?" Johnny terdiam.
"Katanya sahabat," cicit Dira. "Kalian tauk, kan kalau gue paling benci sama orang yang udah bohong sama gue? Dan seharusnya dia juga tauk," lanjut Dira.
"Itu demi kebaikan elo, Di, gue yakin Nevi nggak bermaksud buat elo sedih ataupun sampe marah gini ke dia."
Netra Dira menatap nyalang ke arah Tristan dan Johnny bergantian. "Kalian berdua sama aja, nggak ada yang mau ngertiin gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
TEENAGERS | NCT & REDVELVET
FanfictionSejak saat itu, kelimanya menjadi sahabat. Berbagi tawa canda dan tangis kebahagiaan. ©️Aster 🌼