Please, be a wise a reader and say no to plagiarsm
Don't forget to vote and comment
Lope full from Aster
♡Hari ini Nevi mendapat kabar baik dari kedua sahabatnya. Iya, Dira dan Vian lebih tepatnya.
Kabar pertama ia dapat dari Dira yang semakin membaik, usia kandungannya yang sudah menginjak empat bulan membuat kedua orang tua Dira dan saudari kembarnya sangat antusias, belum lagi ketika semua ikut memeriksakan kandungan Dira dan mendengar detak jantung janin Dira untuk pertama kali, mereka sangat bahagia.
Kini Dira sedang belajar untuk ikhlas menjalani takdir hidupnya. Saat ini ia hanya ingin meminta ampunan pada Tuhan berharap untuk bisa menjadi manusia yang lebih baik dengan cara merawat anaknya kelak. Ia telah menutup rapat cerita hidupnya bersama Ardhan.
Nevi sangat bahagia mendengar itu semua. Sejak pagi ia selalu menyunggingkan senyum pada setiap orang yang ia temui. Itu semua sedikit membuat orang sekitarnya merasa aneh.
Bahagianya Nevi cukup sederhana, hanya bisa melihat Ibu, adik, dan sahabat-sahabatnya bahagia ia juga akan merasa bahagia.
Nevi melangkah yakin ke taman belakang sekolah, dia sudah tidak sabar mendengar cerita dari Vian. Anak itu telah menyelesaikan masalah dengan kedua orang tuanya.
Nevi bangga dan senang karena Vian bisa lebih yakin dalam menjalani hari-hari berikutnya. Impiannya takan terkubur, ia akan mewujudkan mimpinya dan mempertahankan prestasi di sekolah.
"VIAN!" Nevi berseru seraya berlari lalu memeluk Vian.
"Gue ikut seneng, akhirnya ayah ibu lo bisa selegowo itu," katanya sambil menepuk punggung Vian.
Nevi melepaskan pelukannya lalu menaruh kedua tangannya pada pipi Vian kemudian mencubit gemas pipinya seraya berkata, "Ya ampun, adek gue akhirnya bisa wujudin mimpi jadi musisi hebat." Nevi menepuk kedua bahu Vian. "Kakak bangga sama kamu, Dek!"
Kilat kebahagian terpancar jelas di mata Nevi. Ia tidak berbohong dengan ucapannya.
"Cuma adek, nggak bisa lebih apa, Kak?" cicit Vian.
"Erghh," erang Nevi gemas. "Jangan mulai lo!"
"Udah, terima aja nasib sebagai bontot ... sekalinya adek, ya adek," timpal Johnny, dibalas cebikan Vian.
Tristan tertawa puas melihat wajah kecut milik Vian. "Yan, masih mending masih diakuin adek, bersyukur aja kenapa!"
"Sama aja, lo Bang." Vian pura-pura marah.
"Uluh uluh, adek kita ngambek, nih ...." Johnny paling senang meledek Vian.
Nevi dan Tristan semakin kencang tertawa. Beruntung Dira tidak ada, kalau Dira di sana Vian akan semakin tertekan dengan ledekan dari Dira.
🌼
Saat ini mereka kumpul di rumah Vian karena undangan kedua orang tua Vian. Nevi, Tristan dan Johnny berada di ruang tamu dengan orang tua Vian. Kecanggungan sempat tercipta, tapi hanya sesaat.
Darma ternyata adalah sosok ayah yang humoris, namun tertutup dengan sifatnya yang menuntut segalanya harus sempurna.
Candaan Johnny selalu berhasil membuat Darma dan Mira tertawa. Vian memperhatikan, ia tidak menyangka bahwa orang tua dan sahabat-sahabatnya bisa seakrab itu. Ia sungguh bersyukur.
"Seru banget, lagi ngobrolin apa, sih?" tanya Vian, setelahnya ia duduk di sebelah Mira.
Darma masih tertawa, "Ini loh, Johnny cerita pas kalian ketahuan naik pagar belakang sekolah." Darma menjelaskan dengan enteng, jika dulu Darma akan sangat murka saat tahu hal itu. Kini berbanding terbalik, karena ia malah tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEENAGERS | NCT & REDVELVET
FanfictionSejak saat itu, kelimanya menjadi sahabat. Berbagi tawa canda dan tangis kebahagiaan. ©️Aster 🌼