Teenager | Empat

275 67 2
                                    

Siang itu langit sedikit lebih teduh dari biasanya. Lapangan basket masih ramai karena pertandingan cowok tampan di sekolah.

Di pinggir lapangan masih dipenuhi cewek-cewek yang setia bersorak memberikan semangat.

Nevi mengepalkan tangannya kencang, hingga buku-buku jarinya memutih. Matanya menatap nyalang salah satu cowok yang sedang asik bermain basket.

Kedua tungkainya melangkah cepat menuju lapangan. Ia menguncir rambutnya kebalakang.

"ARDHAN!"

Suara Nevi begitu lantang memanggil nama cowok yang berdiri di tengah lapangan. Semua yang ada di lapangan langsung diam menatap Nevi dengan heran.

Merasa terpanggil Ardhan menoleh, dia diam dengan bola basket di tangan.

"John, itu Nevi kenapa?" tanya Tristan heran, mereka juga lagi main basket. "Dia nggak masih mabok, kan?"

"Gila lo, itu udah dua minggu yang lalu!" seru Johnny. "Tapi, kayaknya dia murka banget." Johnny berjalan mendekati Nevi untuk memastikan.

"Elo kenapa Vi?" Johnny menarik tangan Nevi, berusaha mencari tahu.

"Elo diem John, gue mau abisin cowok brengsek ini."

Johnny memandang heran pada Nevi yang sudah tidak bisa di cegah lagi. Ada apa Nevi sama Ardhan? Selama ini dia tidak pernah bersinggungan dengan cowok itu. Tidak, hampir semua cowok di sekolah selain Johnny, Tristan, dan Vian. Nevi terlalu menutup diri untuk laki-laki. Jadi, ia hanya seperlunya saja berkomunikasi.

Dengan gerakan super cepat, bahkan Ardhan tidak sempat menghindar. Satu bogem mentah dari Nevi mendarat tepat pada pipi kanan Ardhan.

Cowok itu tersungkur di atas lapangan. Darah segar keluar dari sudut bibir Ardhan.

Seketika lapangan itu hening. Hanya deru napas Nevi yang memburu terdengar nyaring.

"BANGSAT!" Maki Nevi lagi.

Ardhan berdiri, ia seperti orang bodoh di depan siswa lainnya. Ia bahkan tidak tahu kesalahan apa yang telah ia buat sehingga cewek di depannya berani membentak dan memberikan pukulan padanya.

Tangan Ardhan mengepal kuat hingga buku jarinya memutih. Jelas ia sedang menahan marah.

Tidak ada ketakutan di wajah Nevi, ia malah terkesan menantang. Masa bodo dengan Ardhan yang akan kesakitan, yang jelas Nevi mau amarahnya terlampiaskan.

"Kenapa? Mau bales tonjokan gue?" Nevi kembali menantang.

Ardhan tersulut emosi, tangannya sudah bersiap untuk membalas pukulan Nevi padanya.

Johnny dengan cepat menahan tangan Ardhan lalu dia berkata, "Jangan main kasar sama cewek." Johnny tidak bisa melihat Ardhan menyakiti Nevi.

"Cewek lo bangsat, yang nyerang duluan." Ardhan jauh lebih emosi dibuatnya.

"Gue bukan cewek dia goblok." Suara Nevi kembali meninggi.

Tangannya lagi-lagi menonjok wajah Ardhan. Cowok itu semakin geram, Johnny masih bingung kenapa Nevi bisa semurka ini.

"Cowok bangsat, brengsek, gila, gue kirim elo ke neraka." Amuk Nevi brutal.

Untung Johnny dan Tristan megangin tangan dan bahu Nevi. Kalau nggak, Ardhan udah beneran jadi geprek.

Ardhan dibantu temannya dibawa pergi dari lapangan. Vian sibuk mengusir mereka yang menonton.

"COWOK BRENGSEK, JANGAN KABUR LO!"

Ardhan sibuk meronta karena Nevi terus berteriak memakinya. Beruntung temannya berhasil membawa cowok itu menjauh dari lapangan.

"Vi, udah ... elo kenapa, sih?" sontak Nevi berhenti meronta karena dibentak Johnny.

TEENAGERS | NCT & REDVELVETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang