Pagi ini di sekolah dihebohkan dengan banyaknya foto tidak senonoh millik Ardhan. Banyak siswa tidak percaya dengan perilaku bejat seorang Ardhan Wicaksana--Putra salah satu petinggi Yayasan sekaligus siswa berprestasi di sekolahnya.
Gila, gue masih nggak nyangka kalau Ardhan aslinya kayak gitu.
Apalagi gue, nyesel pernah suka.
Ternyata selama ini dia cuma pake topeng bertingkah sok baik.
Jangan-jangan selalu jadi juara umum di sekolah berkat bantuan ortunya!
Selentingan jelek tentang Ardhan terus menyebar ke penjuru sekolah. Senyum cowok itupun hilang saat melihat dirinya foto dirinya ada di mading sekolah. Sayang papan yang tertutup kaca itu di kunci, jadi dia tidak bisa mengambil foto-foto itu.
"Pergi kalian semua!" sentak Ardhan untuk siswa yang asik sedang memandang foto-fotonya.
"Ruli, bantu cari kunci mading," titah Ardhan pada sahabatnya. Ruli langsung lari mencari penanggung jawab mading untuk meminta kunci.
Di depan mading Ardhan sibuk menutupi fotonya dibantu kedua sahabatnya. Anak lain memandang remeh dan mulai mencemoohnya, sangat beda dari sebelumnya, biasanya Ardhan selalu dielu-elukan oleh siswa lainnya. Terutama cewek-cwek yang menggilainya.
Nevi tersenyum, "Sampe mampus juga nggak akan bisa buka it kaca--" Nevi melempar ke atas pelan kunci di tangannya. "--Kuncinya di sini goblok."
Vian dan Johnny ikut tertawa, ini adalah pembalasan yang paling setimpal untuk cowok itu. Wajah tampan bertopeng cowok baik dan lemah lembut juga pintar kini telah terbongkar segala sifat buruknya di depan teman sekolahnya.
Ruli kembali dengan tangan kosong, ia tidak mendapatkan kunci mading. Nina si penaggung jawabpun tidak tahu keberadaan kunci yang sekarang ada di tangan Nevi.
Tidak lama Pak Anto datang menghampiri keributan itu. Dengan lantang guru itu memanggil nama Ardhan, Beliau tidak peduli jika Ardhan adalah anak petinggi yayasan di sekolah. Jika siswa melanggar, Pak Anto tidak akan segan untul memghukumnya.
Siswa yang ada di sana mundur beberapa langkah, memberi celah untuk Pak Anto berjalan ke arah Ardhan.
"Pak saya bisa jelasin," mohon Ardhan.
"Kamu bisa jelasin di kantor BK, cepat ikut saya." Pak Anto menarik Ardhan untuk mengikutinya.
"Mampus, rasain ...." Nevi begitu puas mengucapkannya.
🌼
Ardhan masuk ke ruang kepala sekolah, setibanya di sana kedua matanya membola saat melihat ayahnya sedang duduk seraya menatap nyalang padanya.
Detak jantungnya semakin tak terkontrol, keringat dingin mulai membanjiri seluruh tubuhnya. Bahkan peluh di keningnya mulai mengalir.
Kedua jarinya saling bertaut, tubuhnya gemetar. Ia telah mempermalukan ayahnya di sekolah. Maka ia akan mendapatkan imbalan yang sangat menyakitkan.
Kedua tungkainya berjalan dengan lunglai ke arah Sang Ayah, ia tidak berani untuk menatapnya. Terlalu menakutkan baginya.
PLAAK ....
Tampara cukup keras mendarat di pipi Ardhan. Wajahnya sampai berpaling karena tamparan yang begitu kuat. Pipinya pun terasa panas dan memerah setelahnya. Pak Anto dan Kepala Sekolah tidak bisa berbuat apa-apa saat muridnya itu di pukul oleh ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEENAGERS | NCT & REDVELVET
FanfictionSejak saat itu, kelimanya menjadi sahabat. Berbagi tawa canda dan tangis kebahagiaan. ©️Aster 🌼