"Buset Vi, elo mau ke mana? Tumben banget rapi penampilan lo," oceh Johnny heran karena melihat Nevi lebih rapi dari biasanya.
Kaos hitam dengan rambut pendeknya dibiarkan terurai menambah kecantikan alami Nevi. Belum lagi tas hitam kecil yang menyampir pada bahu serta jaket jeans berwarna hitam dibiarkan menggantung dilengannya membuat Nevi begitu rapi versi Johnny. Padahal setiap hari penampilan Nevi ya, begitu begitu saja.
"Berisik lo!" Nevi melempar lipstik di tangannya ke muka Johnny.
"Santai bos." Untung Johnny dengan cepat menghindar.
"Ngapain lo di kamar gue?"
"Yaelah tumben banget nanya."
"Bodo," cuek Nevi. "Gue mau pergi, elo mau tetep di sini apa keluar?"
"Penting banget, ya perginya?" tanya Johnny, netranya mengikuti kepergian Nevi.
Nevi berhenti di depan pintu lalu menoleh pada Johnny. "Banget, elo sama Nathan aja kalo perlu apa-apa."
"Tega lo, lebih mentingin pergi daripada gue," gerutu Johnny.
Nevi masa bodo, dia malah ngeloyor keluar meninggalkan Johnny yang masih rebahan di kasurnya.
Laki-laki itu menatap ke langit kamar Nevi. Kamar cewek itu nggak ada bedanya dari kamar cewek lain. Walau kelihatannya cuek, Nevi selalu menata kamarnya dengam rapi.
Tembok warna biru, yang dipadu dengan furniture berwarna putih. Mampu memanjakan mata dan membuat nyaman untuk ditempati.
Di sudut dekat meja belajar ada beberapa poster artis kesukaan Nevi dan di sudut lainnya ada papan berisi beberapa note warna warni dan foto dirinya bersama sahabatnya.
Johnny tertawa sendiri, ia merasa membuang waktu karena berdiam diri memperhatikan kamar Nevi. Padahal sejak kecil ia sudah sering bermain bahkan menginap di kamar itu.
"Bang Johnny ngapain rebahan di situ?"
Suara Nathan—adik Nevi berhasil mengalihkan pandangan Johnny.
"Ye, suka-suka gue lah ...," sahut Johnny.
"Gue cuma nanya Bang, nggak usah ngegas," timpal Nathan, dia lanjutin jalan. Niatnya mau ambil minum di dapur.
"Than, gue ke kamar lo ya," teriak Johnny.
"Ngapain? Bang John nggak ikut Kakak? Tumben banget."
"Dia mau ketemu gebetan kali, udah lah ... gue di kamar lo aja, ya."
"Awas ngeberantakin." Nathan tidak rela karena dia baru saja membereskan kamarnya.
"Yaelah, Than ... tenang, gue cuma lagi nggak pengen sendirian. Nggak akan ganggu apalagi berantakin kamar, lo."
"Oke," balas Nathan, sebenarnya dia ragu.
Baru beberapa langkah, dia ingat sesuatu dan akhirnya berlari kembali ke kamarnya.
"Bang John, jangan ke kamar gue dulu!" teriak Nathan, hal itu membuat Johnny penasaran dan berlari ke kamar cowok yang lebih muda darinya itu.
Baru juga sampe depan pintu, hidung mancung Johnny hampir saja mencium pintu kamar Nathan. Cowok itu dengan kencang menutup dan menguncinya.
"Than, ngapain lo? Lagi nonton bokep, ya?" ledek Johnny seraya tertawa kencang.
"Jangan sok tauk!" balas Nathan dengan suara naik beberapa oktaf.
"Gue laporin Ibu sama Nevi ... loh," ledek Johnny membuat Nathan berdecak kencang.
Nathan dengan cepat merapikan seluruh alat lukisnya, berabe kalau Johnny tahu dan melapor pada Nevi.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEENAGERS | NCT & REDVELVET
FanfictionSejak saat itu, kelimanya menjadi sahabat. Berbagi tawa canda dan tangis kebahagiaan. ©️Aster 🌼