Please, be a wise reader...
Vote and komen
♡🌼
Semua persiapan untuk pergi ke rumah Dira di Sydney sudah beres. Izin pun sudah Nevi dapatkan, awalnya Nathan merengek untuk ikut. Kapan lagi dia bisa jalan-jalan bareng sahabat kakaknya yang lain. Tapi, Nura tidak mengizinkan karena Nathan ada ujian di minggu itu.
Pagi-pagi Johnny sudah rapi dan ganteng saat melenggang masuk ke rumah Nevi. Ya, perihal izin Johnny tidak akan dipusingkan. Karena Ayahnya tidak pernah mempermasalahkan setiap keinginan anaknya itu. Selama Johnny bisa dipercaya, Ardi akan selalu berkata iya.
"Gila, ganteng banget yang mau jalan-jalan." Vokal melengking Nathan menyambut kedatangan Johnny.
Nura yang sedang menyiapkan makanan di meja makan sampai mengalihkan fokusnya pada Johnny.
Cowok jangkung itu hanya nyengir saat ditatap oleh Nathan dan Nura.
"Tante, Nathan ... jangan liatin aku kayak gitu dong ... jadi malu, nih!" katanya tersipu.
"Dih," Nathan berdecih. "Mana ada kata malu di kamus Bang Johnny." Seribu persen yang diucpakan Nathan itu benar adanya.
"Adek kesayangan gue tauk bener sifat Abangnya." Johnny mendekati Nathan dan mengapit kepala bocah itu.
"Bang sakit, gila pala gue ...," dumal Nathan yang dihiraukan Johnny.
Nura tersenyum, lalu dia kembali melanjutkan menyiapkan makanan untuk mereka.
Nevi tanpa banyak bicara langsung duduk dan mencomot tempe goreng di piring, sebenarnya dia masih mengantuk tapi karena mereka akan flight jam sembilan, mau tidak mau ia harus bangun pagi-pagi.
"Nggak niat nawarin gue buat sarapan apa?" sindir Johnny seraya mendaratkan bokongnya di kursi sebelah Nevi.
"Hm ...." Mulut Nevi masih penuh, ia hanya mengangguk dan menunjuk makanan di atas meja.
"Gayaan Bang pake minta di tawarin, biasanya juga langsung sikat setiap liat makanan," ujar Nathan, Johnny hanya mencebik dengan Nevi yang mengiyakan.
Puas sekali dua bersaudara itu meledek Johnny.
"Udah, sarapan aja cepetan ... nanti kesiangan loh," potong Nura.
Johnny dan Nevi langsung memulai sarapannya.
🌼
Setelah melewati perjalanan selama hampir tujuh jam akhirnya mereka tiba di Sydney. Setelah melewati beberapa pemeriksaan, mereka langsung memesan taksi menuju rumah Dira.
Mereka sepakat untuk menyelesaikan masalah Dira lebih dulu baru memilih mengunjungi beberapa destinasi di sana.
Setibanya di depan rumah Dira, mereka masih tercengang karena disuguhkan bangunan rumah yang sungguh megah. Bola mata mereka seakan ingin loncat keluar saat tahu jika keluarga Dira ternyata cukup berada.
"Di, ini beneran rumah lo?" tanya Johnny, ia masih dibuat takjub.
"Bukan, John ... ini punya orang tua gue," jawabnya, "Gue juga nggak tahu, setelah gue ngomong semuanya mereka masih anggap gue anak atau nggak nantinya."
"hush ... jangan ngomong yang aneh lo!" potong Nevi, ia tidak senang jika sahabatnya itu berpikir macam-macam.
Kelimanya melangkahkan kaki menapaki jalan masuk ke rumah Dira. Derit suara koper yang beradu dengan jalan seakan memjadi nyanyian memgiringi mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEENAGERS | NCT & REDVELVET
FanfictionSejak saat itu, kelimanya menjadi sahabat. Berbagi tawa canda dan tangis kebahagiaan. ©️Aster 🌼