Teenager | Sepuluh

222 53 3
                                    

Please be a wise reader yorobun...
Vote & Comment

🌼

"Aku makin kecewa sama Mami," ucap Dira dengan ekspresi terluka.

Nyatanya rasa sakit itu belum sembuh, keluarga yang seharusnya menjadi penyembuh segala luka dalam diri Dira malah mereka yang paling banyak memberikan luka.

Sakit itu seakan menggunung, hingga akhirnya Dira merasa lelah dan ingin mengakhiri segalanya.

Tristan mendekati Dira dan merengkuhnya. Sorot mata Tristan tidak bisa terbaca, lalu ia menatap Selin dengan penuh luka.

"Tante nggak tahu bagaimana Dira berjuang selama ini?" Tristan menggenggam tangan Dira erat.

"Oh, jadi kamu lelaki brengsek yang udah ngehancurin masa depan anak saya?"

Tib-tiba Brama melayangkan sebuah pukulan untuk Tristan. Dia tidak siap hingga akhirnya cowok itu tersungkur.

"PAPI!" Dira meninggikan suaranya.

"Kamu sudah berani membentak Papi, huh?"

Saat Brama akan melayangkan sebuah pukulan untuk Dira, Johnny menahan tangan Ayah dari sahabatnya.

"Om, tenang ... biar Dira menjelaskan semuanya," kata Johnny.

"Kamu jangan ikut campur!" sentak Brama.

"Saya harus ikut campur, karena mereka sahabat saya. Dan Tristan bukan cowok brengsek yang tega menghancurkan anak, Om," pungkas Johnny membungkam kedua orang tua Dira.

Suasana genting kini lebih membaik. Maura datang di waktu yang tepat. Ia menjelaskan bahwa mereka hanyalah sahabat Dira.

Sekarang mereka sudah duduk di ruang keluarga Dira. Cewek itu masih diam dengan kepala teetunduk. Ada Nevi dan Tristan duduk disampingnya.

Nevi menggenggam erat jemari Dira yang bergetar. Tubuh sahabatnya itu menggigil. Nevi jelas melihat sorot ketakutan pada diri Dira.

"Di, ada gue dan lainnya di sini. Kalaupun elo nggak baik-baik aja, please bilang ... jangan elo paksain," bisik Nevi menguatkan.

"Om, Tante, saya akan bertanggung jawab untuk apa yang terjadi."

Semua yang di sana dikejutkan oleh Tristan. Dira menatap Tristan seraya menggeleng.

"Bang, jangan gila!" ujar Vian, ia tahu Tristan mau melindungi Dira, tapi bukan ini caranya.

"Tristan, kamu jangan gegabah." Itu Maura yang berkomentar.

"Nggak Tante ... saya serius," jawab Tristan penuh keyakinan.

"Orang tua kamu?" Maura kembali bertanya.

"Saya akan mempertanggungjawabkan semuanya." Tristan begitu yakin dengan ucapannya.

"Kalian ini masih bocah, tahu apa tentang tanggung jawab," sela Brama ditengah perdebatan Maura dan Tristan.

"Seenggaknya kami tidak menuduh orang sembarangan," cicit Nevi membuat Johnny meliriknya tajam.

"Mami kecewa sama kamu, Dira," ucap Selin, matanya benar-benar menyorotkan sebuah luka.

TEENAGERS | NCT & REDVELVETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang