Nevi masih berdiri kaku di tempatnya, ia tidak tahu harus menjawab apa pada Johnny. Seharusnya ia bisa menahan diri sehingga ia bisa menjaga rahasia itu. Tapi, kini sudah terlambat, bahkan Vian dan Tristan juga sudah tahu.
Lelaki yang paling tinggi mendekati Nevi, ia menarik kedua bahu Nevi lalu menundukkan kepala guna bisa menatap sahabatnya lebih dekat.
"Jawab, Vi, elo diancem Ruri?" Johnny bertanya, emosinya sebisa mungkin ia kontrol agar tidak meledak.
"J-jo ... gu-gue." Nevi terbata, ia tidak tahu harus menjawab apa. Terlebih sorot mata penuh harap milik Johnny membuat Nevi semakin bisu.
"Jo, sabar ... elo tenang dulu, kasihan Nevi kesakitan." Tristan mengahampiri keduanya. Lalu dia menurunkan kedua tangan Johnny dari bahu Nevi. "Tangan lo bisa bikin bahunya lebam."
"I-iya, Bang," timpal Vian, cowok itu lalu menarik Nevi untuk mundur beberapa langkah dari depan Johnny.
"Sekarang duduk dulu, kita dengerin penjelasan dari Nevi." Tristan berusaha mencairkan suasana yang sedikit tegang.
Mata Johnny terus menatap Nevi yang kini hanya duduk sambil menunduk. Ia tahu, Johnny pasti akan sangat kecewa padanya. Dan tidak menutup kemungkinan sahabatnya yang lain juga akan merasakan hal yang sama.
"Vi, jawab gue!" Suara Johnny menuntut. Ia tahu jika Nevi peduli padanya. Tapi, jika hal buruk terjadi pada cewek itu karena ulah Ruri yang disebabkan olehnya, ia tidak akan memaafkan dirinya sendiri. Ia berani bersumpah akan hal itu.
"Jo, maaf ...." Setelah sekian lama menunggu hanya itu yang bisa keluar dari mulut Nevi.
"Brengsek!" Johnny memaki, tidak luput Vian dan Tristan pun ikut mengatakan kata makian.
Mereka sangat bodoh karena tidak peka dengan apa yang dialami Nevi. Dan parahnya Tristan dan Vian malah meledek jika Nevi sedang cemburu.
Johnny mengusap wajahnya kasar, ia berdiri dengan tangan terkepal kuat. Saat ia akan pergi dari sana, Nevi menarik tangannya seraya menggeleng.
"Jangan, Jo." Nevi kembali mencegah cowok itu. Ia sangat paham jika Johnny tahu lelaki itu tidak akan membiarkan Ruri. Itulah ia lebih memilih diam dan mencari cara sendiri.
Dengan kesal Johnny menendang bangku yang ada di depannya. Suasana menegang, beberapa siswa yang masih ada di sana ikut memperhatikan sedikit keributan mereka. Namun, mereka tetap bungkam. Mereka sadar diri untuk tidak merecoki.
Ponsel Tristan bergetar, nama Dira tertera di sana. Dengan cepat cowok itu mengangkatnya. Tidak butuh waktu lama suara Dira penuh dengan ketakutan sambil terisak menyapa rungunya.
"Di, elo kenapa?" Suara Tristan terdengar begitu khawatir.
"Tan, tolong gue!" Setelah itu tak ada lagi suara dari Dira.
Tristan panik, ketiga sahabatnya menatap bingung ke arah laki-laki itu dan bertanya melalui mata mereka.
"Dira, kita harus segera ke apartnya." Terdengar nada cemas disetiap kata Tristan.
Tanpa banyak tanya mereka bergegas mengekori Tristan. Masa bodoh dengan jam pelajaran yang masih tersisa, saat ini keempatnya hanya memikirkan Dira.
🌼
Nevi berlari menuju kamar Dira lalu memeluknya, perempuan itu sedang duduk bersandarkan kepala ranjang dengan sebagian tubuhnya tertutup selimut. Terlihat keningnya terluka.
"Di, siapa yang berani lukain, lo?" tanya Nevi, ia merenggangkan pelukannya dan mengamati setiap jengkal wajah Dira. Lalu menyentuh kening sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEENAGERS | NCT & REDVELVET
FanficSejak saat itu, kelimanya menjadi sahabat. Berbagi tawa canda dan tangis kebahagiaan. ©️Aster 🌼