Extra Chapter 3

1.2K 92 14
                                    

Sebelum kalian baca, vote dulu ⭐️

Sesudah baca, jangan lupa comment dan baca pengumuman aku di bawah yaa 🤗

✳️✳️✳️

Sesuai rencana, aku dan Kak Dave akan berlibur selama lima hari. Kami memutuskan untuk pergi ke Taman Nasional Wakatobi, salah satu destinasi wisata di Indonesia atau lebih tepatnya di Provinsi Sulawesi Tenggara. Wakatobi memiliki empat pulau utama, yaitu Wangi-wangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko. Dan dari empat pulau utama itu, disingkatlah menjadi Wakatobi.

Selain empat pulau utama, masih ada pulau-pulau lain di Wakatobi. Untuk sekarang, aku dan Kak Dave memilih stay di Wakatobi Dive Resort yang berada di pulau Tomia. Walaupun pusat kota berada di Wangi-wangi, aku memilih Tomia sebagai pilihan destinasi kali ini.

Aku juga sengaja menginap di Wakatobi Dive Resort, selain suasana yang begitu private dan menenangkan, dekat juga dengan Bandara Maranggo, bandar udara di Tomia yang setahuku masih dikelola juga oleh resort yang kutempati.

Memang, aku dan Kak Dave memilih memakai private jet milik Papa untuk menghemat waktu. Karena perjalanan ke Wakatobi cukup panjang jika memilih transportasi umum. Dari Bandara Soekarno Hatta, kami harus transit di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar. Lalu naik pesawat lagi ke Bandara Matahora, Wakatobi. Kemudian naik taksi menuju Pelabuhan Wanci dan melanjutkan dengan perjalanan laut menuju pulau yang dituju. Jika aku tidak salah, ke Pulau Tomia membutuhkan waktu sekitar lima jam.

Daripada kelelahan di perjalanan, lebih baik memanfaatkan kendaraan milik Papa. Jadi, kami memiliki banyak waktu untuk menikmati keindahan alam dan laut Wakatobi.

Walaupun hanya dari resort, tapi hamparan laut biru yang begitu indah, sudah dapat terlihat dan begitu memanjakan mata. Belum lagi kolam renang pribadi yang warnanya pun sebiru lautan di bawah sana. Membuatku terus berdecak kagum melihat keindahan alam Indonesia.

Harganya memang lumayan mahal, tapi dengan kenyamanan dan keindahan semacam ini, rasanya aku rela merogoh kocek lebih dalam lagi.

Mungkin lain kali aku harus mengajak keluarga dan sahabatku untuk berlibur ke sini. Mengambil libur yang panjang dan menikmati lamanya perjalanan yang ditempuh, mulai dari perjalanan udara, darat, dan laut. Dan juga menjelajahi pulau-pulau Wakatobi yang beraneka ragam. Yah, mungkin nanti...

Setelah beristirahat sebentar, aku memutuskan untuk menghubungi Mama demi menanyakan keadaan Viero. Aku memang belum memberi Viero ponsel pribadi, aku tidak mau dia kecanduan bermain ponsel. Sesekali jika dia ingin bermain ponsel, akan kuberikan milikku saja, itupun dengan batas waktu yang sudah kutentukan. Diusianya sekarang, lebih baik dia mengeksplorasi pengetahuannya dengan praktik secara langsung.

“Halo, Ma,” sapaku ketika Mama mengangkat panggilan dariku.

Udah sampai, Sweetie?”

“Iya, udah, Ma,” jawabku, “Viero mana, Ma? Rewel gak? Bikin Mama repot gak?” aku menoleh sebentar saat merasakan Kak Dave ikut bergabung denganku.

Lagi nonton tv tuh habis makan siang. Gak rewel dan gak bikin Mama repot kok. Pintar cucu Oma, ya,” kulihat dari layar ponselku, Mama sedang mengusap kepala Viero.

“Syukurlah,” aku mendesah lega, “Viero....”

Halo, Bunda. Halo, Ayah,” Viero menyapaku dan Kak Dave dengan senyuman lebar di bibirnya.

“Hai, jagoan Ayah,” balas Kak Dave.

“Viero,” lirihku, “Bunda kangen, Sayang.”

Belum ada sehari berpisah dengan putraku itu, aku sudah merasakan rindu yang teramat sangat. Bisa dibilang, ini pertama kalinya aku berpisah jauh dengan Viero dalam waktu yang cukup lama. Biasanya saat aku bepergian, Viero pasti turut serta bersamaku.

Relation of Daveera [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang