Chapter 26

6.7K 356 42
                                    

Akhirnyaa!!! 😊

Setelah sekian lama, akhirnya bisa update lagi. Kalau bisa update tuh bukan kalian aja kok yang senang, aku juga ikut senang 😊 *eh emangnya kalian senang ya?😳 kepedean banget aku😅

Yaudahlah, mau kalian senang atau gak, yang penting aku update lagi. Ayo vote and comment ya 😊

Happy Reading!! 😊😊

✳️✳️✳️

Setelah acara resepsi pernikahan di Bali beberapa hari yang lalu, kami semua kembali ke Jakarta dan menjalani rutinitas masing-masing. Tidak ada honeymoon untuk sekarang. Aku dan Kak Dave sepakat untuk honeymoon setelah semua resepsi selesai. Sedangkan sekarang aku dan Kak Dave masih punya satu hutang resepsi di Seoul.

Dan sesuai kesepakatan kami dulu, setelah menikah, aku dan Kak Dave akan tinggal di rumah Mama-Papa serta Mommy-Daddy secara bergantian. Tidak perlu menentukan berapa lamanya, karena suka-suka aku dan Kak Dave saja. Oleh karena itu, sekarang Kak Dave menyimpan sebagian pakaiannya di rumah Mommy dan Daddy.

Aku juga begitu, membawa beberapa pakaianku ke rumah Mama dan Papa, terutama pakaian kerja. Jika hanya t-shirt atau piyama, aku masih menyimpan punyaku yang dulu di walk in closet-ku di rumah Mama dan Papa. Lagipula ukuran tubuhku tidak berbeda jauh dengan saat SMA.

Sekarang aku sedang berada di rumah Mommy dan Daddy, tapi hanya ada aku, para ART, dan bodyguard yang diberikan Kakek, karena Mommy dan Daddy masih ada di Bali. Sedangkan Kak Dave belum pulang kerja.

Aku melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul delapan malam. Tumben sekali Kak Dave belum pulang. Biasanya Kak Dave sudah tiba di rumah sebelum pukul enam petang. Aku meraih ponselku yang ada di atas meja, siapa tahu saja Kak Dave memberi kabar. Tapi nihil, tidak ada satupun chat dari Kak Dave.

Aku menghubungi nomor Mama. Mungkin Kak Dave sedang berada di rumah Mama, tapi lupa memberi kabar padaku.

“Halo, Ma,” sapaku begitu sambungan telepon dengan Mama sudah terhubung.

Ada apa, Sweetie?” tanya Mama.

“Kak Dave ada di rumah Mama gak?”

Gak ada. Bukannya kalian lagi di rumah Mommy kamu?

“Iya sih, Ma. Tapi Kak Dave belum pulang, Ma. Kak Dave kemana, ya, Ma?” aku bertanya dengan khawatir.

Dave gak ada bilang ke kamu mau kemana?

“Gak, Ma. Kalau Kak Dave bilang, Sheera gak mungkin khawatir,” ujarku, “Kalau gitu, udah dulu, ya, Ma. Love you, Mama.”

Setelah mendapatkan balasan dari Mama, aku menutup sambungan telepon. Beranjak dari posisiku di sofa untuk menuju pintu, setelah sebelumnya mematikan televisi.

Aku membuka pintu utama dan merasakan hawa dingin merasuk ke tubuhku. Ternyata di luar gerimis, dan Kak Dave belum pulang juga. Membuatku semakin khawatir saja.

“Nona Sheera, ingin pergi?” tanya John sigap.

Aku menggeleng, “Gak, John. Aku lagi nunggu Kak Dave,” aku menjawab sambil melihat ke arah gerbang.

Hampir limabelas menit aku terus menunggu Kak Dave pulang, tapi yang kutunggu belum datang juga. Hujan juga mulai deras.

Aku melihat ponselku. Masih tidak ada kabar dari Kak Dave hingga saat ini.

“Sebaiknya Nona tunggu di dalam saja, biar kami yang menunggu Tuan Dave di sini,” kata Alfa.

“Gak bisa, Alfa. Aku gak tenang.”

Relation of Daveera [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang