Hari yang paling ditunggu-tunggu oleh Dave akhirnya tiba juga. Hari ini adalah hari dimana sang putra akhirnya diperbolehkan pulang. Dave sangat antusias. Lelaki itu begitu ingin menggendong buah hatinya yang hingga kini belum ia beri nama.
Dave menunggu anaknya keluar dari inkubator terlebih dulu, baru ia akan mengumumkan nama sang putra.
Saat ini Dave sedang menggendong putranya yang tampak membuka mata dan menatap ayahnya. Dave tersenyum dan dengan lembut memberikan kecupan di kening anak lelakinya.
“Ehem,” Rafael berdeham, menyadarkan Dave bahwa bukan hanya ia dan putranya saja yang berada di ruang keluarga ini, “Jadi, kamu mau kasih nama siapa buat cucu Daddy yang ganteng itu?”
“Iya, Dave. Mama juga penasaran nih,” timpal Siena.
Alena mengangguk, “Tau nih, Kak Dave. Kita semua kan juga udah gak sabar.”
“Udah lama banget keponakan kita lahir, tapi sampai sekarang kita belum tau namanya,” tambah Nico.
“Lo harus kasih tau, Dave,” Via memelototi Dave, “Kalau gak, habis lo.”.
Dave terkekeh melihat ketidaksabaran orangtua serta para sahabatnya. Dengan santai ia mengajak bicara putranya, “Dek, Om-Tante, sama Kakek-Nenek kamu pada gak sabar tuh mau tau nama kamu.”
Buah hatinya bersama Sheera itu tersenyum, seakan mengerti ucapan sang ayah. Hal itu membuat Dave gemas dan mengecup pipi anaknya yang sangat halus dan lembut.
“Kak Dave, malah bercanda sama dedeknya,” Reni berceletuk.
“Cepetan sih, Dave! Udah tau digantung itu gak enak,” Ken berucap kesal.
“Iya-iya, gak usah baperan gitu,” Dave berdecak. Ia sudah bersiap untuk memberitahu nama putranya.
“Alzaviero Narendra Morris.”
Dave mengucapkan itu sambil menatap lekat putranya.
“Hah? Apaan, Dave?”
“Masih kurang jelas, Kak.”
“Al... Alza... Alza apa, Dave?”
“Lo ngomong apa tadi?”
“Suaranya lebih kencang dong, Dave.”
Mendengar protesan demi protesan, Dave akhirnya mengangkat kepalanya dan melihat semua orang yang berada di ruang keluarga.
“Alzaviero Narendra Morris.”
(Alzaviero: dibaca Alzaviro. Huruf e gak usah dibaca)
Pengulangan Dave yang lebih tegas itu membuat semuanya mengangguk paham. Dan menggumamkan nama anak lelaki Dave itu agar mereka hafal.
“Artinya, Dave?” tanya Ashley.
“Alzaviero, nama Zavier itu dari bahasa Arab yang artinya bersinar atau hebat. Tapi Dave tambahin Al sama O,” jelas Dave, “Narendra itu dari bahasa Sanskerta, artinya ada tiga; pria, orang kuat, orang yang berkuasa.”
“Jadi, Dave mau anak laki-laki Dave ini nanti jadi pria kuat dan berkuasa yang bersinar hebat. Berkuasa di sini tentunya dalam arti yang positif,” Dave mengakhiri penjelasannya.
Semuanya kembali mengangguk mendengar penjelasan Dave mengenai arti nama sang anak.
“Terus nama panggilannya, Kak?”
“Panggil aku Viero, ya, Tante Disha,” jawab Dave menirukan suara anak kecil. Lelaki itu juga melambaikan tangan sang putra ke arah Disha.
“Oh. So cute,” gumam Fay, “Paling lemah deh gue kalau lihat laki-laki ganteng gendong anak gitu sambil bercanda.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Relation of Daveera [Completed]
Fiction généraleHubunganku dengannya bukan lagi sebuah hubungan antara kakak dengan adiknya. Bukan hanya sebuah hubungan persahabatan. Bukan juga saudara sekandung. Hubunganku dengannya yang sekarang adalah sebuah hubungan yang menentukan masa depan kami nantinya...