Chapter 31

6.5K 361 94
                                    

Sebelum lanjut baca, aku mau sedikit nanya ke kalian nih. Ceritanya pengen survei gitu 😅. Jadi, tolong jawab pertanyaan ini, ya:

- Kalian tau cerita ini darimana?

- Apa yang bikin kalian masih baca cerita ini sampai sekarang? Padahal updatenya lama dan alurnya gak jelas.

- Siapa tokoh yang paling kalian suka? Apa yang bikin kalian suka sama tokoh itu?

- Lebih suka adegan bareng sahabat dan keluarganya atau cuma Dave-Sheera aja?

- Kalau chapter Relation of Daveera lebih banyak dari chapter LWMB gimana? (LWMB ada 43 chapter)

Udah, cuma mau tanya itu aja kok. Gak banyak-banyak. Sengaja aku taruh atas, biar dibaca 😅😂

Nah, sekarang silahkan baca 😊

✳️✳️✳️

Sesudah makan siang, aku dan Kak Dave memilih untuk pergi ke Cheonjeyeon Waterfalls. Karena jarak yang ditempuh hanya sekitar sembilan ratus meter, aku dan Kak Dave memilih berjalan kaki dengan santai untuk menikmati waktu kami bersama.

Sebenarnya tadi kami disarankan untuk naik bus atau mobil pribadi yang sudah Kakek siapkan untukku selama kami di Jeju, tapi aku menolaknya karena jarak yang tidak terlalu jauh. Mobil itu akan digunakan nanti ketika kami akan menempuh perjalanan yang lebih jauh.

“Mataharinya pintar, Kak. Dia sembunyi, jadi gak terlalu terik,” aku berkata sambil melihat ke arah langit yang cerah tetapi tanpa sinar matahari yang menyengat, sehingga perjalanan ini terasa menyenangkan.

“Iya, Sayang. Pengertian banget mataharinya sama kita,” balas Kak Dave.

Aku mengulum senyum, “Nanti abis dari Cheonjeyeon, kita ke Jusangjeolli Cliff, ya, Kak,” aku merangkul lengan Kak Dave.

“Terserah kamu deh, Sayang. Kalau di Korea, aku ikut kamu aja,” pasrah Kak Dave.

“Jadi, kalau nanti Sheera ajak ke Jeju Jungmun Craft Beer, Kakak mau?”

Kak Dave mengangguk, “Boleh,” nadanya terdengar santai, “Tempat apa itu?” tanyanya kemudian.

Bar,” aku ikut menjawab santai, “Kalau gitu nanti malam kita ke Jeju Jungmun Craft Beer, ya, Kak.”

“Mau apa kamu ke tempat kayak gitu? Kurang kerjaan.”

“Tadi Kakak bolehin.”

“Tadi aku gak sadar. Gak ada ke bar, ya, She. Kamu belum cukup um—”

“Belum cukup umur? Ya ampun, Kak, Sheera otw 24 tahun ini. Hampir seperempat abad loh.”

“Tetap aja kamu gak boleh ke bar. Sampai kapanpun. Sampai nenek-nenek sekalipun,” tegas Kak Dave, “Kita kemana aja deh, She. Asal jangan bar, pub, night club, dan semacamnya.”

“Beneran kemana aja, Kak?” tanyaku antusias dijawab anggukan kepala dari suamiku yang tampan itu.

“Kalau gitu nanti kita pergi ke Teddy Bear Museum!” aku memutuskan.

“Apa?!” Kak Dave sedikit berseru seraya menolehkan kepalanya padaku. Aku memberikan anggukan manis dengan mata berkedip-kedip, “Teddy Bear Museum?” aku mengangguk lagi, “Teddy Bear?! Oh God!!

Aku terkikik melihat reaksi Kak Dave, “Gak usah lebay gitu deh, Kak. Kita cuma ke museum. Sheera udah nurut sama Kakak untuk gak pergi ke tempat terlarang itu. Jadi, sekarang gantian, ya.”

Relation of Daveera [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang