Chapter 27

6.8K 363 39
                                    

Note:

* Percakapan baku: Bahasa Korea.
* Percakapan baku yang di bold dan italic: Bahasa Inggris.

Happy Reading!! 😊😊

✳️✳️✳️

“Ya ampun, Sayang. Walaupun si Rio jaga aku dari jauh, tapi berasa banget diikutinnya.”

Aku yang sedang membantu memasak untuk makan malam kami menjadi tertawa mendengar cerita Kak Dave mengenai hari pertamanya beraktivitas setelah empat hari harus beristirahat.

Seharian ini aku sudah mendengar segala macam curhatan Kak Dave mengenai Rio yang kuutus menjaga Kak Dave, jadi hanya John dan Alfa yang bersamaku.

Contohnya tadi siang saat aku sedang bekerja, mempersiapkan bahan untuk meeting bersama klienku. Tiba-tiba dikejutkan dengan ponselku yang berdering dan menampilkan nama Kak Dave.

Saat aku mengangkatnya, bukannya terdengar sapaan, aku justru mendengar rengekan Kak Dave yang sering aku dengar semenjak suamiku itu sakit.

“Sayang, aku dilihatin sama karyawan aku gara-gara si Rio ikutin aku.”

Itu laporan pertamanya. Tidak berselang lama, sekitar satu jam kemudian, Kak Dave kembali meneleponku.

“Masa klien aku tahan tawa sih, Sayang. Gara-gara si Rio ikutin aku terus, aku ke toilet dia ikutin.”

“Sayang, masa tadi aku kan ketemu Valdo, terus dia ketawain aku juga. Valdo loh ini. Kalau Nico atau Ken udah biasa.”

“Bisa gak sih si Rio gak usah pakai baju bodyguard. Pakai kemeja biasa gitu, Sayang.”

“Pokoknya besok aku gak mau bawa si Rio lagi ah. Bete.”

“Kamu bilangin Rio, ya, Sayang, jangan ikutin aku terus. Dia mah nurutnya sama kamu dan Kakek Park doang. Sama Mommy aja, dia gak nurut. Apalagi sama aku.”

Dan masih banyak lagi laporan dari Kak Dave yang membuatku terkekeh geli. Hampir setiap satu atau setengah jam sekali, Kak Dave pasti meneleponku untuk melaporkan kejadian yang dialaminya.

Aku mengulum senyum dan meletakkan ayam kecap di atas meja makan, “Gak apa-apalah Rio ikutin Kakak terus. Kakak jadi sering telepon Sheera kan. Biasanya kalau lagi kerja, Kakak telepon cuma sekali, seringnya sih gak pernah telepon. Tapi hari ini Kakak telepon Sheera terus,” aku terkikik.

Kak Dave menghembuskan nafas kasar, “Kalau kamu mau sering ditelepon, oke deh. Tapi besok Rio gak usah ikut aku, ya.”

Aku menggerakkan telunjuk kananku ke kiri-kanan bergantian, seraya mengatakan, “No no no. Rio sekarang bodyguard Kakak.”

Baby, kalau Dave gak nyaman, mending gak usah deh,” suara Mommy yang terdengar semakin dekat dengan ruang makan membuatku menoleh.

“Gak bisa dong, Mom. Sheera gak mau Kak Dave bonyok kayak kemarin lagi. Sheera gak tega lihatnya,” ujarku.

Mommy dan Daddy memang sudah tiba dari Bali sejak kemarin. Mereka agak terkejut begitu melihat wajah Kak Dave masih terluka. Tadinya Daddy ingin melaporkan hal ini kepada pihak berwajib, tapi Kak Dave menolak dengan alasan tidak mau bolak-balik ke kantor polisi terus.

“Jadi, kamu rela kalau suami kamu diketawain terus?”

“Mending diketawain, Mom. Gak sakit,” balasku lalu mengambil posisi di samping Kak Dave, “Udah, kita makan aja yuk!” ajakku seraya membalik piring yang ada di hadapan Kak Dave dan mengisinya dengan nasi serta lauk pauk kesukaan Kak Dave.

Relation of Daveera [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang