Bab 17

2.2K 297 0
                                    

Happy reading Guys....

Enjoy

"Semua orang mengatakan kau mengalami perubahan besar setelah sadar dari masa sekaratmu," kata Selir Shu tak acuh. Dia menyesap tehnya dan menatap malas pada Ling Yi.

Ling Yi terus diam. Apa pun yang akan dikatakan Selir Shu pasti berhubungan dengan kehidupan Putri Lifei di masa lalu.

"Kau pikir dengan perubahan seperti itu aku akan percaya?" ucap Selir Shu dengan sikap menantang. Dia mencondongkan tubuh ke depan Ling Yi lalu bicara dengan sebuah bisikan. "Aku tidak yakin kau kehilangan ingatanmu."

Ling Yi berdehem pelan untuk menormalkan suaranya sebelum bicara. "Ananda memang tidak kehilangan ingatan. Tapi Ananda agak lupa pada beberapa kejadian. Tolong Ibunda memaklumi," kata Ling Yi beralasan. Dia mencoba untuk mengorek rahasia dari mulut Selir Kesayangan raja itu.

Ucapan yang dilontarkan Ling Yi membuat Selir Shu mengangkat satu alisnya tinggi.

Aroma khas bunga mawar di taman kediaman Selir Shu menguar cepat saat terbawa angin, tapi tetap tidak mampu mengusir aura tegang yang menyelimuti kedua orang itu.

"Biar ku ingatkan kau pada satu hal, Lifei! Keluargamu akan hancur! Seluruh anggota keluargamu akan menderita. Kalian akan merasakan seperti apa yang selama ini kurasakan."

Ling Yi terdiam. Dia mengabaikan aura mengancam dari Selir Shu dan menuang teh untuk dirinya sendiri.

Dia tidak harus gegabah untuk mengetahui semuanya. Nanti Selir Shu juga akan bicara dengan sendirinya, pikir Ling Yi santai.

Selir Shu mendelik saat lawan bicaranya hanya diam. Bisa-bisanya Lifei bersikap tenang dihadapannya?

"Kenapa kau hanya diam?!" gerutu Selir Shu kesal. Suasana hatinya mendadak buruk setelah merasa diabaikan.

"Ananda sedang berpikir," jawab Ling Yi. "Ananda tahu jika Ayahanda pasti marah karena kejadian tadi. Itulah sebabnya Ibunda Selir datang dan mencoba menghibur Ananda, benar, 'kan?"

Kedua alis Selir Shu bertaut heran. Apa sebenarnya yang diinginkan anak itu, pikir Selir Shu kesal.

"Benar, 'kan, Ibunda Selir?" tanya Ling Yi lagi saat Selir Shu tercengang menatapnya.

Dia mengamati raut wajah selir kesayangan raja. Wajah Selir Shu memanas, napasnya berembus tajam di telinga. Amarahnya pasti sudah berada di ujung tanduk.

Namun secepat datangnya, secepat itu pula hilangnya amarah Sang Selir. Selir Shu menghembus napas panjang kemudian menarik pasokan udara untuk mengisi paru-parunya yang menyempit.

"Sayang," panggil Selir Shu melembut. "Rupanya kau sudah pandai bermain dengan Ibunda Selirmu." Ucapannya begitu menakutkan untuk didengar.

Ling Yi membalasnya dengan sebuah senyum manis yang dibuat-buat. "Ananda mana berani melakukannya," sahut Ling Yi.

"Tidak berani, ya?" Satu alis Selir Shu terangkat tinggi. Dia tertawa keras hingga kepalanya mendongak menatap langit-langit gazebo.

Wanita itu mengambil sebuah lipatan kertas dari balik saku hanfunya. Dia melemparnya dengan kasar ke arah Ling Yi.

Ling Yi terbelalak saat membuka kertas yang di dalamnya terdapat lukisan seorang perempuan yang anggun penuh wibawa.

"Kau ingat wajah itu, Lifei?" Selir Shu tersenyum puas lalu kembali bicara dengan nada mengancam. "Jika kau berani mempermainakanku, aku pastikan wanita yang ada dalam lukisan itu akan mengalami sesuatu yang buruk!"

Ling Yi terdiam sesaat. Dia berpura-pura mengamati sosok wanita dalam lukisan itu. "Apa dia ibundaku?" tanyanya seolah terlihat asing dengan wajah wanita dalam lukisan.

The Transmigration of Zhou Ling Yi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang