Happy Reading
Enjoy....
🍁🍁🍁
Kala malam tiba dan putra mahkota Kerajaan Yang sedang membuka pintu ruang kerjanya untuk ke luar, tapi satu anak panah melesat nyaris mengenai matanya. Beruntung dia langsung membungkuk.
Yang An melepas jubah dan mengibaskannya ke udara saat lebih dari satu anak panah teracung ke arahnya.
"Hanya pengecut yang suka menyerang secara diam-diam!" ucap Yang An dingin terdengar mengejek.
Tatapannya menyusuri setiap tempat, mulai dari lorong kediamannya hingga ke atap. Namun pria itu tidak mendapati apapun. Gelapnya malam membatasi penglihatannya.
Beberapa pria berpakaian serba hitam muncul secara tiba-tiba. Mereka mengacungkan pedang tinggi-tinggi kemudian maju menyerang putra mahkota.
Yang An melawan dengan tangan kosong. Dia memukul dada musuh dengan telapak tangannya kemudian memutar leher penjahat yang mendekat hingga terdengar suara tulang yang patah, bahkan dia tidak memberi kesempatan bagi musuhnya untuk berteriak atau mengerang sakit.
Sialnya jumlah mereka tidak sedikit. Bala bantuan musuh semakin banyak. Dan itu membuat Yang An kewalahan. Untuk sesaat dia lalai hingga pedang musuh menggores kaki kirinya sampai dia tersungkur ke lantai.
Ling Yi yang baru saja tiba dikejutkan oleh penyerangan mendadak itu. Dia berteriak histeris dengan suaranya yang terdengar sempurna sebagai seorang perempuan.
Sontak tatapan semua yang ada di sana tertuju ke arah pemilik suara bak peri itu.
"Lari!" teriak Yang An. Pria itu terbatuk ketika musuhnya menginjak punggungnya lalu menekan kepalanya dengan menggunakan kaki.
Salah satu pria berpakaian hitam itu menunjuk ke arah Ling Yi. "Bunuh dia!" perintahnya lalu muncul lagi beberapa pria berpakaian hitam yang sedari tadi bersembunyi di semak-semak.
"Chuan Pei, lari!!!" tegas Yang An. Dia tidak berdaya kali ini. Tubuhnya tidak mampu untuk melakukan perlawanan.
Tiba-tiba penjahat yang tadi menginjak putra mahkota terlempar hingga punggungnya menabrak dinding.
Yang An kembali bangkit setelah menendang habis penjahat yang menahannya. Tadi dia hanya pura-pura. Dia membiarkan musuh menjadi lengah terhadapnya lalu mulai meluncurkan serangan tak terduga.
Sementara saat ini Ling Yi terkepung. Anak panah dan pedang sudah siap untuk meluncur dan menusuk daging empuknya.
"Hentikan!" teriak Haikuan dari ujung lorong. Pangeran ketujuh Kerajaan Yang itu berjalan santai menuju ke arah Yang An. Dia menatap tajam pada pria-pria berpakaian hitam itu. "Berani sekali kalian menginjakkan kaki di kediaman kakakku!" geramnya. "Apa kalian tidak tahu jika dia adalah calon penerus takhta Kerajaan Yang?!" tanyanya dengan nada tinggi.
Semua penjahat itu terdiam. Mereka mendadak bisu seperti patung setelah kedatangan pangeran ketujuh.
"Ehm." Yang An berdehem pelan. Dia merapikan pakaian hanfunya yang sempat berantakan karena perkelahian tadi. "Jangan memarahi mereka karena menyerangku, tapi kau harus memarahi mereka karena gagal membunuhku," ucapnya menohok Haikuan dengan keras. "Benar, 'kan?" tanyanya membuat kedua tangan Haikuan terkepal erat.
Haikuan menghela napas panjang. Perlahan raut wajahnya berubah. Senyum miring terukir jelas di wajah tampannya. "Kau memahamiku dengan sangat baik, Kak," pujinya dengan kekehan renyah.
"Aku masih ingat terakhir kali kau mencoba untuk membunuhku. Tapi yang kau dapatkan malah sebuah pengasingan di tempat terdingin di utara."
"Selama lima tahun!" timpal Haikuan dengan penekanan di setiap katanya. "Selama lima tahun aku menunggu untuk membalasmu." Dia mendengkus saat lawan bicaranya menyunggingkan senyum mengejek.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Transmigration of Zhou Ling Yi [END]
Historical Fiction[BUKAN NOVEL TERJEMAHAN] Terseret ke dunia di mana era modern belum dimulai, segala kehidupan rumit nan sulit menjebak jiwa Ling Yi pada tubuh seorang gadis yang sudah mati. Dengan terpaksa menjalani kehidupan sebagai seorang putri setelah terkena m...