Happy readings...
Enjoy...
Suara dentingan dari benda-benda yang berjatuhan memecah keheningan kamar Selir Shu. Dia menarik rambut Dayang Ying dengan kasar. Wanita itu melampiaskan kemarahan nya pada siapapun yang ada disana.
"Kenapa?" Selir Shu masih menggenggam erat rambut Dayang Ying sebelum melanjutkan ucapannya dengan sebuah teriakan murka.
"KENAPA?!!"
"Dia berani menolak perintahku?!"Dayang Ying memohon dalam tangisnya. Rasa sakit yang teramat perih nyaris membuat rambutnya putus.
"Ampuni Hamba, Yang Mulia Selir. Ampuni Hamba." Dayang Ying terus memohon. Tapi sayangnya, tuannya itu tidak berniat melepasnya sama sekali.
Tangan Sang Selir beralih mencekik leher dayangnya. Dia mencekiknya erat, kekesalannya terhadap Lifei dia lampiaskan pada dayangnya sendiri.
"Aku akan membunuhnya! Aku pasti akan membunuh gadis tengik itu!" tegas Selir Shu yang berupa janji untuk dirinya sendiri. "Dia akan mati. Dan aku akan membuat jiwanya tidak bisa lagi kembali ke dunia ini!"
Dia menghempas Dayang Ying ke lantai. Ying memegang lehernya yang memerah lalu berlari pergi meninggalkan Selir Shu yang sedang naik pitam.
Lifei tidak boleh menemui raja. Rencananya akan gagal jika rahasia itu terbongkar.
.
.
.
.
Kedatangan Selir Shu ke Paviliun Anggrek Salju tidak membuat para penghuni Paviliun terkejut. Karena sebelumnya mereka telah diberitahu oleh sang pemilik rumah-Putri Lifei.
Hidangan lezat tertata di atas meja. Ling Yi dan Selir Shu duduk saling menghadap satu sama lain. Udara yang masuk lewat jendela membuat seisi ruangan penuh oleh aroma makanan lezat.
"Aku menyiapkan semua ini untukmu," ucap Ling Yi membuka pembicaraan. Dia membawa tatapannya pada makanan yang menghias meja.
Selir Shu mendengus. "Lifei," panggilnya sedikit gemetar karena emosi. "Apa yang telah kau lakukan padaku?!" desisnya geram.
"Tidak ada," jawab Ling Yi santai. Dia mengetukkan jarinya kemeja hingga menciptakan suara detakan seperti waktu.
"Lifei," kata Selir Shu berusaha bersikap lembut meski kekesalannya sudah berada dalam tingkat yang sangat mengkhawatirkan. Siapa yang tidak tahu seperti apa kemarahan wanita itu. Seluruh pelayan di kediaman Selir Kesayangan Raja sudah membuktikannya.
"Lifei, aku benar-benar tidak ingat kejadian tadi pagi." Selir Shu sedikit memelas, membuat Ling Yi merasa jijik menatapnya. "Kumohon, beritahu aku apa yang telah kukatakan padamu?"
Dia terus memelas demi mencari tahu apa yang telah Lifei lakukan padanya. Bersikap lembut mungkin akan membuat gadis tengik itu membuka mulut.
Ling Yi mengulum senyum simpul. Matanya menatap pemandangan di balik jendela yang tak jauh dari tempat mereka duduk. Dia meminta Xiao Yu untuk menutup pintu dan membiarkan dia dan tamunya bicara secara empat mata.
Ling Yi mengela napas berat. "Aku yakin kau sudah bisa menebaknya. Jika tidak, mana mungkin kau sudi datang. Kira-kira rahasia penting apa yang kudapatkan darimu saat mabuk?"
"Lifei, kau!" tegas Selir Shu terdengar ingin mengancam.
"Kau mengatakan semuanya, Ibunda Selir," ungkap Ling Yi hingga Selir Shu tidak dapat berkata apa-apa.
Terkejut? Selir Shu harus terkejut. Lifei, si boneka wayangnya kini berbalik mempermainkannya.
Ling Yi menggelengkan kepala dengan tawa keras. Membuat Selir Shu menatap heran padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Transmigration of Zhou Ling Yi [END]
Ficción histórica[BUKAN NOVEL TERJEMAHAN] Terseret ke dunia di mana era modern belum dimulai, segala kehidupan rumit nan sulit menjebak jiwa Ling Yi pada tubuh seorang gadis yang sudah mati. Dengan terpaksa menjalani kehidupan sebagai seorang putri setelah terkena m...