Happy Readings
Enjoy....
Yin Xing berjalan tergesa-gesa di sepanjang lorong istana. Dia berjalan bolak-balik hingga langkahnya menabrak tubuh seorang pelayan.
Segera Yin Xing membantu pelayan itu untuk berdiri. "Ma-maaf, aku tidak sengaja," ucapnya merasa bersalah.
"Tidak apa-apa," jawab pelayan menundukkan kepala.
Yin Xing mengerutkan dahi. Pelayan itu terasa tidak asing dimatanya. "Kau... "
"Hamba Chuan Pei,"
"Chuan Pei?" beo Yin Xing terkejut. "Kau
Chuan Pei si pelayan pangeran es itu? Emm maksudku kau pelayan putra mahkota, 'kan?"Ling Yi mengangguk pelan.
"Ternyata itu kau. Ah, kakakku memang biang masalah. Berani sekali dia menyerang pelayan putra mahkota." Yin Xing kesal sendiri. Tidak tahu masalah apalagi yang akan dibuat kakaknya nanti. Dia harus segera menemukan si pembuat onar itu.
Yin Xing menatap lawan bicaranya lalu bertanya, "Apa kau melihat kakakku datang ke istana?"
"Hari ini hamba tidak melihatnya datang. Tapi belakangan ini hamba melihat Tuan Muda Yin sering datang ke istana."
"Tentu saja! Jika dia tidak datang ke istana, ayah kami pasti akan menggiling otaknya menjadi lempengan logam!" geram Yin Xing membuat Ling Yi merinding.
"Kejam sekali ayah kalian."
Yin Xing berkacak pinggang, seolah kejam adalah kebanggaan baginya. "Kalau tidak kejam, maka kakakku tidak akan jadi penjahat. Menurutmu dari mana sifat liar kakakku kalau bukan ayah kami yang menurunkannya?"
Ling Yi tidak menanggapi, matanya menyoroti sebuah paviliun yang luas di seberang. "Bukankah dia kakakmu?" tanyanya tanpa menatap lawan bicaranya.
Yin Xing langsung mengikuti arah pandangan Ling Yi. Matanya mendapati sang kakak sedang berdebat dengan seorang wanita di sana. "Kenapa dia menemui wanita itu?" gumamnya masih bisa didengar oleh telinga Ling Yi.
"Siapa?"
"Dia putri ke empat belas, Putri Ling Er," bisik Yin Xing pelan. Dia menekan kata 'Putri Ling Er' dengan sangat pedas. Terlihat seperti orang yang membicarakan musuh sendiri.
"Sepertinya hubungan kakakmu dan putri Ling Er tidak baik, ya?" Ling Yi mengamati setiap perdebatan yang dilakukan Yin Chen dan sang putri. Yin Chen mundur saat Ling Er menunjuk dadanya dengan kasar. Dan saat Yin Chen maju, Ling Er memasang wajah tak acuh lalu membalikkan badan dengan kedua tangan dilipat di depan dada.
"Tapi kakakku menyukainya," kata Yin Xing lalu tersenyum. Senyumnya terlihat miris. "Alasan perdebatan mereka sudah pasti karena perasaan yang tidak sejalan. Sudah berkali-kali kakakku mencoba mengungkapkan perasaannya, tapi putri menjengkelkan itu selalu menolaknya."
Sejujurnya Yin Xing merasa kasihan pada kakak kandungnya itu. Ditolak berkali-kali oleh wanita yang sama, itu lebih kejam dari siksaan ayah mereka. "Wanita cerewet seperti dia tidak pantas untuk kakakku. Gadis yang lembut dan pengertian adalah orang yang cocok untuknya. Setidaknya sikap kasar kakakku bisa berkurang sedikit," ucap gadis itu lalu terkikik pelan.
"Lalu bagaimana dengan Anda? Pria seperti apa yang cocok untuk Anda, Nona Muda Yin?"
"Pria yang cocok untukku..." Yin Xing menaruh jari telunjuk dan ibu jarinya di dagu, berusaha mencari sosok paling sempurna untuk dirinya sendiri. "Ada satu, dia sangat tampan. Berprestasi dan berperawakan lembut. Pria itu agak pendiam, tapi aku tidak menggigil saat berada di dekatnya. Itu berarti dia bukan pria yang dingin seperti pangeran es itu, maksudku putra mahkota."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Transmigration of Zhou Ling Yi [END]
Narrativa Storica[BUKAN NOVEL TERJEMAHAN] Terseret ke dunia di mana era modern belum dimulai, segala kehidupan rumit nan sulit menjebak jiwa Ling Yi pada tubuh seorang gadis yang sudah mati. Dengan terpaksa menjalani kehidupan sebagai seorang putri setelah terkena m...