Happy Readings
Enjoyyy.....
🍀🍀🍀🍀
"Awalnya aku tidak ingin balas dendam, tapi semakin lama aku semakin muak dengan dunia kalian yang sangat tidak adil," tutur Ling Yi.
Rong masih terus memandangi Ling Yi. Ekspresi gadis itu berubah, tidak ada jejak senyum lagi di wajahnya. "Lalu apakah ada dunia yang memiliki keadilan?" tanya Rong.
"Dari dunia asalku sampai dunia tempat aku berada sekarang, aku masih tidak menemukannya. Selama masih ada orang seperti raja Yang Guang, dunia yang adil pasti sulit untuk didapatkan. Dan--"
"Chuan Pei?” Tanpa sengaja Yang An menemukan pelayannya di lorong istana yang sudah beberapa kali dia lewati dalam seharian ini.
Dengan lihai putra mahkota menyimpan kegelisahannya di balik wajah datar membosankan itu. "Kenapa kau bisa ada disini? Dan bersama panglima Rong?"
Ling Yi menelan kering. Dia sudah tidak bisa mengelak lagi. Padahal kakinya sudah gatal untuk berlari. Sekilas ditatapnya Rong yang juga tampak terkejut oleh keberadaan putra mahkota.
"Auhh." Ling Yi memegang pundak Rong sambil mengusap pergelangan kakinya dan mulai merintih seolah dirinya sangat menderita.
Rong yang terkejut dengan tingkah gadis itu membelalakkan mata. Apalagi yang dilakukan putri Lifei kali ini, pikirnya.
"Jangan lihat aku seperti itu! Ikuti saja drama baru kita," bisik Ling Yi di telinga Rong.
"Chuan Pei, apa yang terjadi dengan kakimu?" Pertanyaan itu keluar dari mulut Yang An. Kekhawatirannya sudah tidak mampu dia sembunyikan.
"Putra Mahkota, hamba sangat ceroboh hingga terjatuh ke dalam sumur saat hendak mengambil air. Dan kaki hamba terkilir karenanya," lirih Ling Yi. Dalam hal berpura-pura, Ling Yi adalah ahlinya. Tapi kenapa ekspresi putra mahkota malah semakin ingin mengintimidasinya?
Yang An melirik Rong sekilas. Panglima muda itu diam membatu meski Ling Yi menyenggol sikunya berkali-kali.
Ayolah, Rong. Kenapa kau jadi beku di saat seperti ini? Cepat sadar dan bantu aku mencari alasan lagi!
Ling Yi menjerit dalam hatinya, tapi Rong sama sekali tidak membuka suara.
"Apa sumurnya kering?" Yang An bertanya setelah selesai mengamati kedua orang itu.
"Dalam!" sahut Ling Yi mantap, tidak ada keraguan sedikit pun dalam nada suaranya. "Sumurnya sangat sangat dalam," tambahnya lagi.
Yang An mengangkat satu alisnya tinggi. Matanya menyoroti Ling Yi dari atas sampai ke bawah. "Lalu kenapa pakaianmu tidak basah?"
Kali ini Ling Yi dan Rong saling melempar tatapan miris. Mereka kompak menunduk melihat pakaian Ling Yi yang kering dan bersih.
Matilah aku, umpat Ling Yi dalam hati.
Berbohong kepada keluarga kerajaan adalah kejahatan besar. Aku tidak mau mati sebelum balas dendam, batin Rong cemas.
"Chuan Pei!" seru seseorang dari kejauhan.
Sontak mereka bertiga menoleh ke ujung lorong. Ekspresi ketiganya tidak ada yang sama. Yang An mengeluarkan tatapan menusuk, sementara Rong terlihat gelagapan seolah orang itu akan memakanya. Dan Ling Yi, gadis itu memutar bola matanya, jengah.
"Kenapa kau disini?!" tanya Yang An dengan dada membusung menghadap Zhong Yu yang tidak melepas pandangan dari Ling Yi di belakangnya.
"Pelayanmu memiliki hutang denganku." Menunjuk Ling Yi dengan jari telunjuknya yang lurus terlihat menantang. "Aku ingin menuntaskannya sekarang juga!" tegas Zhong Yu begitu mengerikan untuk didengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Transmigration of Zhou Ling Yi [END]
Ficción histórica[BUKAN NOVEL TERJEMAHAN] Terseret ke dunia di mana era modern belum dimulai, segala kehidupan rumit nan sulit menjebak jiwa Ling Yi pada tubuh seorang gadis yang sudah mati. Dengan terpaksa menjalani kehidupan sebagai seorang putri setelah terkena m...