Happy readings
Enjoy
"Kenapa?"
Kenapa gadis itu menatapnya dengan tatapan sepertii ini?
Zhong Yu melihat dirinya dengan jelas di balik manik mata coklat Lifei. Tatapan Lifei seolah menunjukkan harapan bahwa Zhong Yu akan datang menolongnya.
Sementara Ling Yi hanya bergeming. Dia tidak menunjukkan ketakutan tidak juga keberanian.
Tiba-tiba perasaan ragu mengguncang pikiran Zhong Yu. Dadanya terasa sesak hingga udara yang masuk seakan mencekik tenggorokannya. Zhong Yu ragu juga bingung pada dirinya sendiri. Apa yang telah terjadi? Kenapa dia seperti ini?
Dia tidak mengerti mengapa gadis itu harus mempercayai dirinya. Bahkan dia melihat sosok Zhong Yu yang baik dan setia dalam mata Lifei.
Namun sebuah kenyataan seakan menampar pria itu dengan keras. Dia adalah Yang Zheng, seorang pangeran terbuang yang baru saja mendapat tempatnya kembali. Dan bolehkah dia jujur, baru pertama kali dia merasakan seperti apa rasanya dipercayai, dihargai dan diharapkan.
Kebingungan menguasai pikirannya. Keringatnya tumpah membasahi pakaian yang dia kenakan. Apa Zhong Yu harus membunuh orang yang mempercayainya demi menyenangkan hati ayahandanya yang sama sekali tidak pernah menyayanginya?
Ah, ini lebih sulit daripada menunggangi kuda dan mengayunkan pedang di medan perang.
Suara pedang yang jatuh memecah keheningan diantara keduanya. Zhong Yu terus menggelengkan kepala atas apa yang telah diputuskan.
Tidak! Tidak boleh! Aku tidak boleh membunuhnya, tidak! pikirnya frustasi.
Zhong Yu berlari menjauh dari Ling Yi. Dia berlari melompati tembok dan jejaknya menghilang tertutup gelapnya langit di atas mereka.
Ling Yi masih bergeming sampai setelah bayangan pria itu menghilang dari pandangan matanya.
Aneh, batin Ling Yi. Apa ada penjahat seperti itu?
Xiao Yu yang melihat keberadaan Sang Putri langsung berlari menghampiri tuannya. Dengan napas tersengal dia bertanya, "Putri, apa anda diserang?"
Ling Yi tidak langsung menjawab. Otaknya mungkin butuh waktu lama untuk memahami kejadian sebelumnya. "Entahlah, aku tidak yakin," ucapnya dengan ekspresi bingung.
Xiao Yu merasa lega jika tuanya baik-baik saja meski dia yakin jika matanya tidak salah melihat seorang pria berpakaian serba hitam tadi.
Ling Yi menaruh pandangannya pada Xiao Yu. "Dimana Zhi Zu?" tanyanya yang ditanggapi Xiao Yu dengan gelengan samar. "Hamba tidak melihatnya sejak tadi sore."
....
Zhong Yu menembus hutan dengan langkah yang terdengar berantakan. Langkahnya terhenti setelah merasa cukup jauh dari tempat Ling Yi berada.
Pria itu bersandar di batang pohon pinus yang rindang. Langit di atasnya membuat pemandangan di sana terasa seperti dunia yang menyedihkan, suram, bahkan bulanpun memilih bersembunyi di balik awan hitam.
Bodoh, umpatnya dalam hati. Dia adalah pria yang tangguh. Tapi kenapa dia harus kalah oleh perasaannya sendiri? Perasaan yang dia sendiri pun tidak yakin dengan apa yang telah hatinya rasakan.
.
.
.
.
Udara awal musim gugur menyapa kediaman Aggrek Salju. Xiao Yu membuka pintu kamar tuannya dan membuka jendela dengan penyangga berupa kayu balok berukuran sedang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Transmigration of Zhou Ling Yi [END]
Ficção Histórica[BUKAN NOVEL TERJEMAHAN] Terseret ke dunia di mana era modern belum dimulai, segala kehidupan rumit nan sulit menjebak jiwa Ling Yi pada tubuh seorang gadis yang sudah mati. Dengan terpaksa menjalani kehidupan sebagai seorang putri setelah terkena m...