Bab 78

924 136 0
                                    

Happy Reading🍁🍁🍁

🍁🍁🍁🍁


"Putri Ling Yi, Raja datang menjenguk Anda," ucap Dayang Wen menghadap tuannya yang masih duduk lesu di tempat tidur.

"Aku tidak ingin menemui siapa pun. Kumohon sampaikan pada kakakku," pinta Ling Yi, suaranya merendah hingga sang dayang tidak berani memberi usulan.

Dayang Wen mengangguk singkat lalu keluar dari kamar Ling Yi. Dia berjalan tergesa-gesa, takut membuat pria nomor satu di kerajaan Tao itu menunggu terlalu lama.

"Yang Mulia, Putri Ling Yi bilang dia tidak ingin bertemu dengan siapa pun saat ini." Kepala Dayang Wen ditundukkan dalam-dalam saat bicara di hadapan Li Yuan.

"Aku tidak berharap hal ini terjadi padanya. Sudah tiga kali dia menolak kedatanganku." Helaan napas berat meluncur dari mulut Li Yuan. Apa yang menimpa adiknya memang bukan hal yang mudah. Terlebih lagi, akhir-akhir ini Ling Yi sering melamun dan tidak nafsu makan.

Li Yuan melanjutkan ucapannya. "Xiao Wen, jaga adikku baik-baik. Jangan sampai dia telat makan. Mungkin lain kali aku akan berkunjung lagi. Adikku butuh waktu untuk sendiri."

Dayang Wen mengangguk paham. Setelah itu dia mengantar kepergian Li Yuan dari kediaman Anggrek Salju.

Ketika Dayang Wen kembali ke kamar sang putri, Ling Yi sudah pakaian rapi dan membawa beberapa bekal seperti hendak bepergian.

"Putri? Anda ingin pergi ke mana?" tanya Dayang Wen heran.

"Ke kerajaan Yang."

"Kalau begitu, hamba akan ikut bersiap-siap."

"Tidak perlu," kata Ling Yi. Dia menoleh sekilas pada dayang barunya itu. "Aku ingin mengunjungi Xiao Yu. Aku tidak ingin didampingi siapa pun."

"Tapi--"

"Biarkan aku sendiri, Xiao Wen." Ucapan Ling Yi terdengar seperti sebuah permohonan. Dayang Wen tidak tega, tapi dia hanya diam dan menahan kekhawatirannya dalam hati.

Kereta kuda Ling Yi sudah siap meninggalkan istana. Namun mendadak kuda-kuda yang menarik kereta meringkik panik.

"Apa yang terjadi?" tanya Ling Yi pada sang kusir. Satu tangan gadis itu berpegang pada sisi jendela.

Di luar sana, sudah ada sosok raja Li Yuan dan Jenderal Wanwei.

"Kau ingin pergi dan tidak memberitahuku? Sebenarnya kau sedang sedih atau kesal padaku, Ling Yi?" Li Yuan bertanya dengan wajah sekeras batu. Tidak biasanya adiknya itu pergi tanpa izin.

"Aku ... " Gadis itu tidak tahu harus berkata apa. Kalau boleh jujur, dirinya sedang kacau dan kenangan tentang Zhong Yu tidak pernah pergi dari pikirannya. Benar-benar menyiksa!

Ling Yi lanjut bicara. "Aku ingin pergi ke kerajaan Yang. Xiao Yu ada di sana. Aku sangat rindu padanya jadi ... "

"Pergilah." Li Yuan mengizinkan bahkan sebelum gadis itu menyelesaikan ucapannya. "Biarkan Wanwei menemani perjalananmu. Jika dia bersamamu, maka aku akan merasa lega."

Mendengar perkataan Li Yuan, Ling Yi mau tidak mau harus membawa Wanwei ikut serta.

"Jaga dirimu, Kak." Itu kalimat terakhir dari Ling Yi sebelum menutup tirai jendela kereta kudanya.

Li Yuan tersenyum. Matanya masih memandang lurus kereta kuda Ling Yi yang diikuti kuda Jenderal Wanwei di belakang. Wajahnya melembut. "Jaga dirimu, Ling Yi."


****

Ruangan Tabib Ru begitu bersih dan mengkilap setelah dibersihkan. Pria yang membersihkannya kini tengah menyusun keranjang kosong dan bersiap mencari tanaman obat yang diminta Tabib Ru.

The Transmigration of Zhou Ling Yi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang