Bab 84

996 147 2
                                    

Happy reading🍁🍁🍁

🍁🍁🍁🍁



Satu persatu anak tangga di lalui Li Yuan dengan tergesa-gesa. Kabar mengenai kembalinya sang putri sudah diumumkan di istana.

Bahkan Ling Yi belum turun dari kereta, tapi kakaknya sudah lebih dulu menyambut.

"Ling Yi?" Li Yuan mengernyit. Perban yang melilit kaki dan lengan Ling Yi menjadi perhatian utamanya. "Kau terluka. Kenapa bisa terluka seperti ini?" tanyanya panik.

Jenderal Wanwei menundukkan kepala saat Sang raja menatapnya penuh ancaman. Wanwei tahu, ini memang kesalahannya. "Maafkan hamba, Yang Mulia. Hamba pantas mati. Hamba tidak berguna dan membiarkan putri terluka."

"Katakan siapa pelakunya?! Prajurit!" panggil Li Yuan tegas.

Seorang prajurit mendekat lalu membungkuk hormat.

"Cari orang yang menyerang putri Ling Yi! Jangan sisakan tubuh mereka dalam keadaan utuh!" perintah Li Yuan.

Ling Yi berdecak mendengar perintah tegas yang jelas tidak main-main. Amarah Li Yuan jauh berbahaya dari apa yang Ling Yi bayangkan. "Jangan permasalahkan itu lagi. Pelakunya bukan manusia," terangnya membuat Li Yuan mengerutkan dahi.

"Bukan manusia?" beo Li Yuan bingung.

Wanwei menimpali dengan kepala ditundukkan. "Putri diserang serigala hutan."

Tatapan dingin Li Yuan pun mengikut ke arah pemilik suara. "Kau masih berani bicara? Gara-gara kau adikku terluka. Bahkan seekor serigala pun tidak bisa kau ringkus? Jenderal Wanwei, ada apa denganmu?" Pertanyaan itu seakan merendahkan.

Meskipun begitu, Wanwei tidak akan membela diri. Dirinya memang pantas mendapat amukan raja. Bukankah memang karena dirinya meninggalkan Ling Yi tanpa perlindungan sehingga serigala berani datang dan menyerang putri. Di dalam hatinya yang terdalam, Wanwei menyesal telah mendengarkan perintah Ling Yi untuk meninggalkannya seorang diri.


****

"Berhentilah memegang perbanku, Kak. Aku baik-baik saja."

Li Yuan menatap adiknya yang terus mengeluh. Kerutan di wajah raja muda itu semakin terlihat jelas ketika Ling Yi meringis saat perbannya disentuh. "Apa ini yang kau bilang baik-baik saja?"

"Hanya sakit sedikit."

"Tetap saja kau membuatku cemas. Jika ayahanda dan ibunda tahu hal ini ... " Li Yuan menghentikan ucapannya ketika mendapati wajah Ling Yi berubah murung. "Ada apa?" tanyanya bingung.

"Aku merindukan mereka," lirih Ling Yi.

"Ayahanda dan Ibunda hanya pergi selama tiga bulan. Sebentar lagi dia akan kembali."

"Tapi kapan?" rengek gadis itu.

Li Yuan tersenyum. Tangannya mengusap pucuk kepala Ling Yi dengan lembut. "Jangan sedih. Masih ada aku di sini."

"Tapi kau sibuk. Dan raja tidak boleh diganggu, kan?"

Li Yuan menganggukkan kepala sambil tersenyum. "Benar. Raja tidak boleh diganggu," jawabnya membuat Ling Yi mendesah kecewa. "Tapi adik perempuanku tetap boleh mengganggu kakaknya ini."

Akhirnya Ling Yi tersenyum lagi. Di ruangan pribadi raja mereka terus bercanda dan sesekali memekik penuh tawa.

"Oh, ya. Kenapa kau menyuruhku pulang, Kak?"

Li Yuan tidak langsung menjawab. Dia menangkup wajah Ling Yi dengan kedua tangan. "Adik perempuanku sudah besar." Kalimat itu diucapkan dengan nada sedih. Ling Yi tidak tahu apa maksudnya.

The Transmigration of Zhou Ling Yi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang