Bab 26

1.8K 252 3
                                    

Happy Reading

Enjoy..


"Aku akan membunuhmu jika kau menolak!" desis Selir Shu setengah berbisik. Dia mengancam Xiao Yu saat dayang setia Lifei itu hendak menolak perintah Sang Selir. "Dia harus mati!" tegas Selir Shu membuat suasana taman belakang Paviliun Anggrek Salju terasa mencekam.

Xiao Yu terbelalak. Pada akhirnya dia tetap berada dipihak yang berlawanan dengan tuannya sendiri.

Apa yang harus Xiao Yu lakukan? Dia terlanjur sayang pada tuannya. Baru saja dia mendapat perlakuan baik dari Putri Lifei, tapi sekarang Selir Shu malah merusak ketenangan hidupnya. Kakak tirinya itu pasti tidak akan membiarkan Putri Lifei hidup.

Selir Shu memegang tudung jubah hitam yang menutup kepalanya ketika angin malam berembus sedikit kencang. "Kau harus ingat mengapa aku menaruhmu disisi Lifei!" katanya berupa peringatan untuk adik tirinya, Xiao Yu. "Kau harus mengawasi setiap pergerakannya. Dia sudah tidak bisa dikendalikan. Tidak ada gunanya lagi dia hidup. Lifei akan menjadi penghalang kita untuk balas dendam!"

Xiao Yu merasa ragu. Hati lembutnya mulai mengambil alih. "Kak, kenapa kau seperti ini?" lirihnya tidak membuat hati Selir Shu melunak. "Apa kau masih kakakku?"

"Kau harus membunuhnya!" putus Selir Shu tegas dan tidak ingin mendapat tolakan apa pun.

Selir Shu memberikan botol kecil berisi racun pada adik tirinya. Xiao Yu sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa saat kakaknya sudah bertekad untuk membunuh Lifei.

Xiao Yu sudah cukup tersiksa di bawah perintah Selir Shu yang merupakan kakak satu ayahnya itu. Apanya yang saudari? Xiao Yu bahkan diperlakukan tidak lebih dari seekor anjing yang berada di bawah kaki tuannya.

"Apa pun yang terjadi, kau harus bisa membunuhnya!" tegas Selir Shu membuat Xiao Yu tidak bisa berkata apa pun.

.

.

.

.

Malam berganti saat sang surya merangkak naik. Seperti hari-hari biasanya, Ling Yi membuka mulut saat beberapa dayang membawakan nampan berisi buah-buahan segar dan menyuapinya sampai kenyang.

"Lifei," panggil Zhong Yu saat memasuki kamar sang putri. Dia langsung membalikkan badan saat melihat sang putri yang masih mengenakan pakaian tidur saat makan.

"Siapa?" tanya Ling Yi sembari mengunyah buah jeruk dalam mulutnya.

"Ini aku, Zhong Yu," jawabnya tanpa menoleh ke arah gadis itu.

Ling Yi meminta pria itu untuk masuk, tapi dia menolak. "Aku tidak akan masuk jika kau masih mengenakan pakaian tidur," ujarnya sedikit gemetar karena dadanya mendadak bergemuruh tak karuan.

"Aku mengenakan pakaian tidur?" beo Ling Yi. Dia menekuk keningnya dan menyalahkan matanya untuk masalah satu ini. Dia bahkan tidak tahu pakaian apa yang dayangnya berikan padanya. "Masuklah," pinta Ling Yi setelah dia menimbang-nimbang antara untuk mengizinkan pria itu masuk atau tidak. Lagi pula tidak masalah pakaian apa yang dia kenakan, asalkan dia tidak telanjang, pikirannya ringkas.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Transmigration of Zhou Ling Yi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang