Enjoy the story....
Ling Yi mengabaikan setiap keluhan yang pria itu Lontarkan. Hanya dengan cara ini dia akan tahu siapa orang di hadapannya.
Jarinya besar, tubuhnya kekar, wajahnya tirus dan rambutnya yang panjang diikat tinggi. Ah, bukankah itu terlalu klise? Semua pria di zaman ini memiliki ciri-ciri sama.
Dia tampak berpikir, gadis itu masih tidak menyerah.
Poni? Pria di depannya memiliki rambut poni sebatas alis mata. Ling Yi bisa merasakannya saat dia meraba wajah pria itu untuk yang kedua kalinya.
Hanya ada dua orang yang memiliki poni seperti itu, kakaknya-Li Yuan dan pengawalnya-Zhong Yuju. Berarti pria yang ada di hadapannya adalah salah satu dari mereka, pikir Ling Yi.
Zhong Yu terkesiap kaget saat mendapat pelukan erat dari gadis itu. "Aku menangkapmu," kata Ling Yi tersenyum puas. "Kau tidak bisa lari lagi dariku."
Zhong Yu tidak bisa menahan keterkejutannya. Jantungnya semakin berdebar kencang. Jangan sampai Lifei menyadari debaran jantungnya yang menggila itu.
"Putri, dia Zhong Yu," ucap Xiao Yu menepak kening. Apa tuannya salah mengenali orang, pikirnya heran.
Pelukan Ling Yi mengendur seketika. "Zhong Yu?" beonya berupa gumaman samar.
Kupikir dia Li Yuan. Ah, aku salah orang.
Dia menelan kering sebelum berkata dengan nada biasa. "Aku tahu," kata Ling Yi mengejutkan kedua pelayannya.
Zhong Yu bergeming mendengar ucapan tuannya sementara Xiao Yu tercengang menatap Zhong Yu.
.
.
.
.
Li Yuan mengantar Feng Lian di gerbang ibukota. Keduanya duduk dengan gagah di atas kuda masing-masing.
"Terima kasih atas bantuan Anda, Pangeran Feng Lian." Li Yuan menghaturkan salam hormat di atas kudanya yang berwarna coklat tua.
Matahari akan segera terbit, udara di ibukota terasa berangsur menghangat oleh kehadiran sinar kuning khas fajar. Terlihat jelas dimata Feng Lian, Putra Mahkota Kerajaan Feng itu menyukai pemandangan alam seperti ini.
Feng Lian menarik pandangannya dari langit lalu menatap Li Yuan di sampingnya. "Tidak perlu berterima kasih. Kami sesama teman harus saling membantu, benar, 'kan?"
Li Yuan mengangguk paham. Dia terdiam sejenak sembari menatap takjub pada mentari pagi yang hangat. "Kau sudah sering membantunya. Kau juga menolak hadiah yang ayahandaku berikan. Aku bisa melihat ketulusanmu terhadap adikku."
Feng Lian menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Sebuah pujian memang selalu sukses membuatnya salah tingkah. "Ah, jangan berlebihan seperti itu. Aku bisa mati karena pujianmu itu," ucapnya bercanda.
Tapi sepertinya candaan yang Feng Lian Lontarkan membuat ekspresi Li Yuan berubah, mungkin untuk alasan yang lain.
Ada perasaan bersalah dalam diri Li Yuan. Dia berbicara pelan. "Soal lamaran itu..."
"Mengenai lamaranku waktu itu, aku sama sekali tidak mempermasalahkannya," potong Feng Lian cepat. Dia tahu jika lamaran yang kakaknya kirimkan ke Kerajaan Tao mendapat tolakan dari Putri Lifei sendiri. Orang seperti Feng Lian tentu tidak mempermasalahkan hal yang menurutnya kecil seperti ini.
"Apa kau menyukai adikku?" pertanyaan Li Yuan berhasil menarik perhatian Feng Lian. Dia terbelalak menatap Li Yuan di sampingnya.
Feng Lian tidak langsung menjawab. Dia memasang pose berpikir. Sejauh yang dia ingat, dia masih tidak memiliki perasaan romantis terhadap Putri Lifei. "Aku tidak yakin soal ini. Aku menyukainya atau tidak, bagiku itu tidak penting. Yang jelas kami adalah teman."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Transmigration of Zhou Ling Yi [END]
Historical Fiction[BUKAN NOVEL TERJEMAHAN] Terseret ke dunia di mana era modern belum dimulai, segala kehidupan rumit nan sulit menjebak jiwa Ling Yi pada tubuh seorang gadis yang sudah mati. Dengan terpaksa menjalani kehidupan sebagai seorang putri setelah terkena m...