Bab 88

1K 150 5
                                    

Happy Reading

🍁🍁🍁🍁



Tidak tahan melihat Zhong Yu disiksa, Ling Yi memilih pasrah. Ya, dia pasrah untuk berkorban demi orang yang dicintainya.

"Jika aku setuju menikah denganmu, bisakah kau melepaskan Zhong Yu?" tanya Ling Yi. Dia terus mengumpulkan nyali untuk menghadapi kemarahan Feng Lian. Dan untungnya, Raja Feng itu sedikit luluh.

Memang, karena penawaran seperti ini langka diberikan seorang Ling Yi. Jika terlambat, bisa saja gadis itu berubah pikiran lalu semuanya akan semakin rumit.

"Kau serius mengatakannya, Putri Ling Yi?"

Dengan pasti gadis itu menjawab. "Ya, aku serius. Seperti kau yang serius saat menjatuhkan semua pukulanmu pada Zhong Yu."

Feng Lian melepaskan cengkeramannya dari leher Zhong Yu. Ling Yi pun menghela napas lega. Namun, seperkian detik kemudian Feng Lian membuat tubuh gadis itu menegang.

"Aku suka Ling Yi yang seperti ini." Jemari Feng Lian membelai pipi gadis itu yang sudah basah. Sesekali dia menyeka air mata Ling Yi yang turun dengan begitu saja.

Air mata itu tanda ketidakrelaan Ling Yi atas sentuhan Feng Lian terhadapnya. Setiap sentuhan dari Raja Feng itu selalu ingin membuatnya menangis, putus asa akan kehidupan.

Akhirnya kembali juga sifat lunak Feng Lian. Kini Ling Yi berada dalam pelukannya, kepala gadis itu dikecup lembut sembari menghirup aroma khas bunga persik dari rambut gadis yang telah membuatnya terobsesi akhir-akhir ini.

"Han, bawa putri masuk ke kereta kudanya. Kita akan mengantarnya pulang," perintah Feng Lian. Tangannya mengusap wajah Ling Yi sebelum menyerahkannya pada Jenderal Han. "Kita akan pulang ke kerajaan Feng," tambahnya membuat jantung Ling Yi berdegup kencang.

Xiao Wen meronta ingin ikut, tapi prajurit Feng Lian masih menahannya. Tak sengaja pembicaraan kecil antara prajurit yang menahannya dan Feng Lian terdengar oleh telinga Xiao Wen.

"Setelah kami pergi, buang tubuh sampah itu ke sungai!" bisik Feng Lian.

Prajurit itu mengangguk, sementara Xiao Wen menundukkan kepala pura-pura tidak mendengar apa pun.

Setelah kereta kuda Ling Yi pergi, prajurit yang menahan Xiao Wen itu mulai melakukan apa yang diperintahkan Feng Lian padanya. Xiao Wen kini bukan urusannya lagi, jadi dayang muda itu dibebaskan begitu saja.

Tubuh lemas Zhong Yu diseret hingga menyisakan bekas di sepanjang jalan bersalju. Darah terus bercucuran. Andai posisi mereka dibalik, prajurit itu pasti akan menjerit meminta ampunan dengan menangis darah.

Sampai di sebuah sungai yang masih membeku, prajurit berbaju hitam itu mengentak permukaan sungai dengan kakinya. Muncul lah retakan es sehingga tampak genangan air dingin itu.

Tapi, sebelum Zhong Yu benar-benar di lempar ke sungai. Prajurit itu sudah lebih dulu terjatuh ke tanah sesaat setelah Xiao Wen memukul kepalanya dengan sepotong puing kayu yang di dapatnya secara acak sisa dari kerusakan di desa itu.

"Zhong Yu, ma-maksud hamba ... Pangeran Yang Zheng. Anda baik-baik saja?" Xiao Wen memukul bibirnya pelan saat sadar telah berkata tidak sopan pada seorang bangsawan. Dia telah terbiasa memanggil nama Zhong Yu sebab tuannya sering menyebut pria itu dengan sebutan Zhong Yu.

"Anda ... bisa mendengar hamba?" tanya Xiao Wen lagi. Harap-harap cemas karena kondisi Zhong Yu sangat tidak memungkinkan untuk hidup. Namun, jika Zhong Yu tiada maka sia-sia saja tuannya berkorban.

Zhong Yu hanya dapat mengerang. Perasaannya mengambang antara terang dan gelap. Sialnya, ingatan itu muncul secara tumpang-tindih, membuat kepalanya berdenyut sakit. Zhong Yu sempat meracau di sela-sela erangannya.

The Transmigration of Zhou Ling Yi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang