Baru bisa up sekarang, 大家, 对不起 (dajia, duibuqi)
Happy reading...
Enjoy🍁
....
Ling Yi masih ingat dengan baik bagaimana rasa arak manis yang memanjakan lidah itu.
Dia tertawa pelan diikuti Xiao Yu yang juga tertawa. Mereka saling menatap seolah menertawakan satu sama lain.
Xiao Yu terdiam sesaat, sementara Ling Yi masih terkikik-kikik dengan tawanya yang khas.
"Putri, Hamba tidak mengerti mengapa Anda tertawa?" tanya dayang kepercayaan Lifei dengan kepala dimiringkan kesatu sisi.
"Lalu, kenapa kau juga tertawa?" kata Ling Yi semakin membuat dayangnya kebingungan.
"Hamba tertawa karena... Anda tertawa," jawab Xiao Yu ragu. "Bukankah seorang dayang harus ikut merasakan apa yang tuannya rasakan?" tambahnya.
Ling Yi mengulum senyum simpul yang terasa hambar untuk dilihat. "Jika aku mati, apa yang akan kau rasakan?"
Xiao Yu terkejut. Perkataan tuannya seakan menohoknya dengan keras. Dia tidak bisa berkata apa-apa. Pikirannya gundah untuk beberapa alasan yang tidak mungkin dia katakan pada tuannya.
"Ah, aku hanya bercanda. Lagipula kematianku tidak ada hubungannya denganmu," ucap Ling Yi lagi.
Dia menepuk pundak dayangnya dengan senyum kasih sayang yang terukir nyata di sudut bibirnya. Xiao Yu terlihat begitu tegang hingga tidak bisa merasakan kelembutan itu dari Sang Putri.
Xiao Yu merasa sangat gelisah. Apa yang akan dia katakan jika tuannya mengetahui masa lalunya?
..
.
.
"Ampuni Ananda, Ayahanda. Ananda masih tidak bisa menemukan dalam dibalik pembunuhan itu," ucap Li Yuan sembari memberi hormat pada Sang Raja di ruang pribadi milik Raja Tao Heng.
Sang Raja menghembus napas panjang sebelum bicara. "Kau menemuiku selarut ini hanya untuk mengatakan ketidakmampuanmu, Putra Mahkota?" katanya tenang namun terdengar menusuk telinga. "Para abdi setiaku satu persatu dihabisi tanpa meninggalkan jejak," tambahnya serak. Beban pikirannya terus menumpuk seiring waktu.
"Ananda pantas dihukum."
Raja menggelengkan kepala. "Menghukummu? Untuk apa aku menghukummu? Aku tidak akan memberimu hukuman sampai kau bisa menemukan otak di balik semua pembunuhan yang terjadi!" tegas raja. Dia menatap putranya penuh harap.
Dia tahu tugas yang dia berikan tidaklah mudah. Sayangnya, raja tidak punya pilihan lain. Hanya Li Yuan yang bisa dia percaya.
"Terus selidiki masalah ini!" titah raja tegas. Meski dalam hati dia dia merasa hancur sebagai seorang pemimpin. Mempercayakan masalah ini pada Sang Penerus Tahkta adalah keputusan yang tepat, pikirnya.
"Ananda menerima perintah, Ayahanda." Li Yuan menangkupkan kedua tangan di depan dada seraya menunduk hormat.
....
Selir Shu menatap dirinya di hadapan cermin perunggu. Pikirannya teringat pada ucapan Lifei kemarin.
jika aku boleh jujur, ibundaku terlihat jauh lebih cantik darimu. Senyum yang terlukis di wajahnya menampakkan sebuah ketulusan dan kelembutan yang nyata.
Selir Shuerasa geram. Sungguh dirinya tidak sudi dibanding-bandingkan dengan istri Raja Tao yang lain.
Dia tidak cemburu, sama sekali tidak. Dia hanya merasa jijik. Jika dia tidak cantik, mana mungkin Raja Tao Heng mau memperistrinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Transmigration of Zhou Ling Yi [END]
Historical Fiction[BUKAN NOVEL TERJEMAHAN] Terseret ke dunia di mana era modern belum dimulai, segala kehidupan rumit nan sulit menjebak jiwa Ling Yi pada tubuh seorang gadis yang sudah mati. Dengan terpaksa menjalani kehidupan sebagai seorang putri setelah terkena m...