Happy Reading🍁🍁🍁
🍁🍁🍁🍁
Dengan tergesa-gesa Ling Yi berjalan menuju ruangan pertemuan, tempat berlangsungnya upacara pengangkatan raja baru.
"Putri, pelan-pelan," pinta dayang Wen. Dia mengikuti di belakang Ling Yi penuh kekhawatiran. Sejak bangun tidur tuannya terlihat sangat kusut dan tidak karuan.
"Aku sudah terlambat. Bagaimana kalau upacaranya sudah di mulai?"
"Hamba dengar, Raja Tao Heng tidak akan memulai tanpa kehadiran Anda," sahut dayangnya.
Seketika Ling Yi berhenti. Dayang Wen yang berada di belakangnya hampir saya menabrak punggung sang putri.
Ling Yi berbalik menghadap Dayang Wen. "Dari mana kau tahu?" tanyanya bingung.
"Raja mengumumkannya pada semua orang. Bahkan seluruh istana tahu itu. Yang Mulia bilang akan mengumumkan sesuatu yang penting sehingga tidak boleh ada satu anggota keluarga pun yang terlewat."
"Menurutmu, apa yang akan di sampaikan raja?"
Dayang Wen langsung menundukkan kepala dalam-dalam. "Hamba tidak berani, Putri. Hamba tidak berani."
Terdengar helaan napas kasar dari mulut Ling Yi. "Huh, melihatmu begitu takut, aku jadi lebih takut lagi." Hari ini, hidup Ling Yi mungkin tidak akan sama seperti dulu lagi. Setelah dia memberitahu semua orang, dirinya pasti akan ditendang keluar dari kerajaan. Kemungkinan terburuknya, Ling Yi akan mendapatkan hukuman mati karena telah membohongi anggota keluarga kerajaan.
"Sudahlah. Aku harus bergegas," kata Ling Yi kemudian melanjutkan langkah.
Gadis itu nyaris jatuh karena menginjak roknya sendiri. Beruntung seseorang dengan gesit menahan pergelangan tangannya.
"Berhati-hatilah kalau tidak ingin terlihat sial, Putri Lifei." Laki-laki itu memasang senyum cerah. Pakaian anggun berwarna keemasan itu sangat cocok dan serasi dengan bentuk tubuhnya.
Dia Feng Lian, kini bergelar sebagai raja Kerajaan Feng. Undangan raja Tao Heng tidak bisa dia tolak begitu saja. Sebagai raja sekaligus kerajaan sekutu, tentu harus saling menghargai.
Ling Yi membalas senyum Feng Lian. "Terima kasih."
"Tidak masalah," kata pria itu.
Feng Lian yang sekarang terlihat sangat berbeda di mata Ling Yi. Dia lebih suka ketenangan dibanding mencari hiburan dan membual sepanjang waktu. Bukan karena statusnya sebagai raja, tapi karena penderitaan di masa lalu. Jangan lupa kalau kerajaannya pernah di serang sampai ayahanda dan kakaknya, Feng Xun tiada di medan perang. Feng Lian bahkan dijadikan sandera dan di siksa dalam penjara. Mana lagi alasan yang pantas memberinya hak untuk bahagia?
*****
Dalam ruangan besar dan megah ini, semua orang berdiri. Memberi penghormatan pada raja baru mereka sesaat setelah mantan raja Tao meletakkan mahkota di kepala Li Yuan.
Setelah upacara pengangkatan Li Yuan sebagai raja, kini Tao Heng yang berstatus sebagai mantan raja kerajaan Tao itu berdiri dan hendak mengucapkan sesuatu. Namun Ling Yi bangkit dari duduknya dan menyela.
"Yang Mulia, ada sesuatu yang ingin kusampaikan," kata Ling Yi setelah memberi hormat.
Dengan senyum lembut Li Yuan berkata. "Katakanlah, Lifei."
Mantan raja, Tao Heng pun menganggukkan kepala sebagai persetujuan saat putrinya itu menatap ke arahnya.
"Semuanya, aku ingin memberitahu sesuatu. Sebuah kebenaran yang selama ini tidak kalian ketahui. Aku ... " Ling Yi menjeda, membiarkan ucapannya menggantung sesaat. "Aku bukan Lifei."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Transmigration of Zhou Ling Yi [END]
Historical Fiction[BUKAN NOVEL TERJEMAHAN] Terseret ke dunia di mana era modern belum dimulai, segala kehidupan rumit nan sulit menjebak jiwa Ling Yi pada tubuh seorang gadis yang sudah mati. Dengan terpaksa menjalani kehidupan sebagai seorang putri setelah terkena m...