"Aku memandangnya dengan tatapan yang tembus pandang."
📣 sebelum membaca ceritanya, silakan follow lalu tinggalkan jejak dengan vote dan berkomentar.
Bekasi, tahun 2000
Pada tanggal tiga belas bertepatan dengan hari jum'at kliwon, beberapa orang tengah merayakan hari bertambahnya usia salah seorang anggota keluarganya. Di sana tampak ada kebahagiaan yang menyelimuti seseorang gadis, akrabnya dia dipanggil 'Sara.'
Sara, anak kedua yang dilahirkan dari keluarga bermarga Hanzi. Kakaknya tengah menempuh pendidikan menengah atas saat ini, Antonio Chen Hanzi—nama lengkapnya. Sedangkan, Sara mulai menginjak usia sepuluh tahun pada hari ini.
"Pah, boleh Sara tiup lilinnya sekarang?" tanya Sara dengan wajah polosnya.
"Boleh Sayang, tapi sebelum itu kamu berdoa dan meminta sesuatu kepada Tuhan dulu, ya," ujar Liu Changhai.
"Sekarang tutup mata kamu, dan berdoalah," suruh Arumi.
Mereka merupakan kedua orang tua Sara, keduanya berasal dari bangsa yang berbeda. Liu Changhai Hanzi—papah Sara, menjadi peranakan China. Sedangkan mamah Sara—Arumi Diana Hanzi, sudah sejak lahir berada di tanah Jawa. Perbedaan dari keduanya, tentunya telah melahirkan anak-anak yang istimewa.
Sara memejamkan kelopak mata, ia menyatukan jemari-jemari mungilnya di depan dada untuk berdoa. Tuhan, berikan kesehatan untuk kedua orang tua, Sara. Dan, berikan Sara satu teman supaya Sara nggak kesepian lagi, batinnya.
Sara membuka matanya, selepas berdoa kepada Tuhan. Ia bergegas meniup sumbu-sumbu lilin yang masih menyala, di atas kuenya. "Fyuh ...."
Lilin-lilin itu pun padam, bersamaan dengan suara tepuk tangan yang cukup meramaikan pesta kecil di rumahnya. Sebuah pesta, yang hanya dihadiri oleh keluarga dekatnya saja. Sara dan keluarganya tinggal di tengah-tengah permukiman yang jauh dari penduduk.
Tidak begitu padat penduduk ditempat Sara tinggal, akan tetapi itu tidak menjadi masalah untuk keluarga Sara. Karena Liu Changhai sangat menginginkan jika rumahnya terletak di pertengahan hutan, seperti sekarang ini. Keinginan Liu Changhai justru membuat anak-anaknya menderita, terutama dengan Sara yang masih membutuhkan teman sebaya.
Namun, istri dari Liu Changhai sangat mendukung keinginannya untuk menetap di rumah tua itu. Meskipun sangat sulit baginya, untuk mencari bahan pokok pangan karena terlalu jauh dari kota, tetapi Arumi meyakini jika pilihan suaminya, itulah yang terbaik bagi keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMPUS KERAMAT [ END ]
Horror[ SEBELUM MEMBACA, DIHARAPKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU !!! ] > Mengandung ketegangan yang berkepanjangan > Penakut jangan baca "Bangunan yang orang lain lihat, tidak sama dengan yang aku lihat." Sara Diana dan temannya, Rama datang sebagai mahasiswa b...