Chapter 28 'Hilangnya Arwah Peminta Tumbal

472 70 2
                                    

"Lagi-lagi aku melihat mereka, yang menyerupai manusia."

Hari Jum'at, pukul 11

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari Jum'at, pukul 11.00 siang.

"Sara, kamu yakin mau melanjutkan langkah di buku keramat itu?" tanya Rama disaat jam istirahat.

"Aku yakin, karena aku mau kampus ini aman dari teror tumbal."

"Sekarang, siapa yang mau melakukan langkah keduannya?" tanya Farrel dengan nada pelan.

Sejak bel istirahat berdering, mereka semua langsung berkumpul di ruang Kamboja yang sudah menjadi markas bagi Farrel, Dion, Candy dan Nana. Sebuah ruangan kosong yang terletak bersebelahan dengan ruang kesehatan, dan berada di bagian Utara lapangan upacara.

"Sara, lo yang harus menentukan siapa yang akan melakukan cara kedua ini," ujar Dion.

"Kenapa aku, Kak?" tanya Sara bingung.

"Karena lo yang pertama kali menemukan buku keramat ini, dan siapa pun yang berhasil menemukan sebuah misi tersembunyi, atau rahasia dibalik kampus ini. Maka, dia yang akan menjadi ketua," jawab Dion dibalas anggukan dari Farrel.

"Iya, dan kita semua akan menuruti semua perintah dari lo, Sara," sambar Candy sambil melipat kedua tangan di depan dada.

"Tapi, sebelum itu aku mau kalian semua percaya sama buku keramat ini. Dan, setelah aku melakukan cara pertama kemarin. Aku udah nggak melihat keberadaan hantu berwajah rusak itu lagi, di sekitar kampus. Jadi, apa yang tertulis di buku keramat ini, memang benar. Dan, kita nggak boleh melanggar apa pun yang menjadi petunjuk, buat mengusir arwah-arwah jahat peminta timbal itu," kata Sara dengan tatapan serius.

"Aku percaya, dan aku akan menuruti semua perintah dari kamu, Sara," ujar Rama membuat Sara tersenyum.

"Cara yang kedua, dilakukan sama Kak Candy," suruh Sara menunjuk Candy di depannya.

"Ambil sajen di bawah bangku kosong, dan taburkan bunga sajen disekitar lapangan upacara."

Candy melangkahkan kaki menuju ruang kelas Fakultas Ilmu Ekonomi dan Bisnis, langkahnya begitu pelan ketika memasuki ruangan itu. Kemudian, ia bergegas untuk mengambil sepiring sajen yang terletak di bawah bangku pada bagian tengah.

Suasana ruang kelas itu tampak sepi, tidak ada Mahasiswa-mahasiswi di dalam ruang kelas. Sehingga, memudahkan Candy untuk mengambil sajen di bawah bangku yang tidak pernah ditempati itu. Setelah mendapatkan sepiring sajen di tangannya, Candy pun buru-buru menaburkan bunga disekitar lapangan upacara.

Setelah bunga dipiring sajen itu Candy taburkan ke sekitar lapangan upacara, lalu tanpa sengaja ia menjatuhkan piring sajen dan mematung di tempat. Sebuah pemandangan dari alam lain, telah ditangkap oleh sepasang mata Candy. Ia melihat lapangan upacara itu berubah menjadi sebuah kolam renang kosong, yang tidak berisi air dan penuh dengan dedaunan kering.

KAMPUS KERAMAT [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang