Chapter 18 'Berteman Dengan Hantu

498 74 2
                                    

"Rasanya aneh, melihat dia berjalan tanpa kaki."

.
.
.

📣 Sebelum menikmati ceritanya, diharapkan vote-komen dulu.

***
"

Sarah!" panggil Sara mengejar bayangan Sarah yang sudah menghilang.

"Sara, kamu ke mana?!" cegah Rama menggenggam pergelangan tangan Sara.

"Aku mau ke sana, tadi aku lihat Sarah masuk ke lorong itu."

Rama menggeleng, tidak setuju. "Peraturan di kampus ini, kita nggak boleh ke lorong sebelah Selatan. Jadi, lebih baik kita pulang."

"Tapi, Rama. Tadi aku lihat Sarah ke arah sana, aku penasaran kenapa dia ke sana," sanggah Sara keras.

"Mungkin, itu cuman halusinasi kamu aja."

"Gimana bisa aku halusinasi? Aku ini bisa melihat hantu, jadi nggak mungkin aku salah lihat," bantah Sara menepis tangan Rama.

Sara berbalik cepat, lantas kepalanya menabrak dada bidang milik seorang laki-laki. "Aduh, kamu ini kalo jalan pakai mata," decaknya.

Sara merunduk, memegangi keningnya yang terasa sedikit sakit. "M-maaf, Kak."

"Kalo mau minta maaf, harusnya tatap mata orangnya."

Sara membasahi bibir bawahnya, kemudian mendongak perlahan. "Saya minta maaf, Kak. Karena saya nggak lihat ada Kakak di belakang saya," kata Sara lembut.

Seorang senior berdada bidang, dengan tinggi semampai itu pun tersenyum. Kedua tangannya berada di dalam saku celana, sorot matanya memandang wajah Sara.

"Nama kamu siapa?" tanyanya membuat Sara merunduk lagi.

"S-Sara, Kak," jawab Sara malu-malu.

"Anak Fakultas Ilmu Pertanian?" tebaknya, lalu dibalas anggukan singkat dari Sara.

"Dion!" panggil seseorang berlari ke arahnya.

"Lo ngapain di sini godain mahasiswi baru, hah? Buruan ke ruangan, lo udah ditungguin dari tadi."

"Sebentar, Rel. Gue masih penasaran sama perempuan ini," ucapnya mendekatkan wajahnya untuk memandang Sara lebih dekat.

"Lo bisa lihat hantu?" tanyanya membuat Sara tersentak ke belakang.

"Gue rasa, lo punya kemampuan itu," imbuhnya memiringkan bibirnya.

Rama buru-buru manarik Sara ke belakang, dan berdiri di depan Sara untuk berhadapan dengan senior laki-laki itu. "Maaf, Kak. Apa yang Kakak dengar tadi, itu semuanya nggak benar."

Senior itu berdiri tegak, lantas memicingkan matanya terhadap Rama. "Gue ini nggak tuli, dan gue nggak bego buat dibohongin. Tadi kalian berdua ngomongin soal hantu 'kan? Terus perempuan ini mau ke arah Selatan buat memastikan ada hantu di sana."

"Dion, Farrel!!" teriak seorang senior perempuan dari arah kejauhan.

"Gue peringatkan ke kalian berdua, kalo ada yang berani ke arah Selatan. Gue pastikan, nyawa kalian yang akan menjadi taruhannya," gertak senior yang bernama Dion itu.

"Udahlah, kalian berdua pulang aja. Ospek-nya udah selesai, jadi buat apa kalian masih berada di kampus ini," timpal senior laki-laki di sebelahnya.

"Ayo cabut," ajaknya kepada temannya yang diketahui bernama Farrel itu.

Rama berbalik, menghadap ke arah Sara yang tengah merunduk. "Sara, harusnya kamu lebih hati-hati lagi. Jangan sampai rahasia kamu sebagai anak indigo terbongkar," lirihnya.

KAMPUS KERAMAT [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang