[ SEBELUM MEMBACA, DIHARAPKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU !!! ]
> Mengandung ketegangan yang berkepanjangan
> Penakut jangan baca
"Bangunan yang orang lain lihat, tidak sama dengan yang aku lihat."
Sara Diana dan temannya, Rama datang sebagai mahasiswa b...
"Satu kejadian bisa aku lihat dalam dua masa sekaligus, Tapi satu masa, tidak bisa mengubah dua kejadian sekalipun."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sepasang kaki menginjak lantai beralaskan kayu jati, mata mengedar ke segala arah ruangan. Sara terperanjat ketika suara dentuman benda jatuh terdengar begitu keras, dua orang lelaki dari luar berbondong-bondong masuk ke rumah itu.
"Loh, kenapa mereka masuk? Siapa mereka?" tanya Sara, melihat dua orang lelaki yang masuk tanpa permisi, dan mendobrak pintu sampai rusak.
"Serahkan semua harta kalian!" Suara tegas dari seorang lelaki berkepala botak, dan perut buncit itu.
Sebuah pistol ditodongkan ke arah anak laki-laki yang tengah bersembunyi di balik kursi, satu tembakan hingga dua tembakan menembus dada dan ulu hati anak itu-menimbulkan bercak darah ada di mana-mana. Kemudian, lelaki berbadan kekar serta berkumis tebal, mendobrak beberapa kamar yang ada di dalam rumah.
"Keluar kalian semua! Serahkan harta dan berlian yang ada di rumah ini!" tegasnya sembari menarik kerah baju seorang lelaki, yang ada di dalam kamar tersebut.
"Siapa kalian?!" tegas lelaki di sana.
"Keluargamu akan mati, ditanganku!" gertaknya.
Tidak hanya sampai disitu, seorang perempuan yang ada di dalam kamar itupun, ikut diseret keluar dan didorong hingga kepalanya membentur meja kaca. Lelaki lainnya, mulai mengeluarkan seorang perempuan tua yang berada di atas kursi roda dari dalam kamar, semua anggota keluarga dikumpulkan oleh kedua lelaki itu menjadi satu di ruang tengah.
Pisau dikeluarkannya dari saku celana belakang, lantas ditusuknya tepat di jantung lelaki yang ada dihadapannya. Setelah tertancap begitu dalam, pisau itu ditarik kemudian ditusuknya di tempat yang sama secara berulang kali. Cairan merah yang kental dan segar pun bercucuran begitu deras.
Mereka tidak bisa berkutik, ataupun melarikan diri untuk meminta pertolongan. Sebab, dua orang lelaki yang datang ke rumah itu, membawa senjata tajam. "Mas!" jerit seorang perempuan, ketika melihat suaminya dibunuh di depan matanya.
"Eh, kau sudah tua. Jadi kau tidak pantas untuk hidup, harusnya kau mati juga seperti cucu dan anakmu ini," ucapnya pada seorang perempuan tua, yang sudah sangat ketakutan.
Lelaki berkepala botak itu mendorong kursi roda, lalu langkahnya terhenti saat mendengar teriakan dari perempuan yang bersimpuh dan menangis di ruang tengah "Heh! Diam!" tegasnya menghampiri.
Perempuan itu terus saja menangis histeris, melihat suami dan anak laki-lakinya sudah mati dengan begitu tragis. Lantas, lelaki berkepala botak itu mencengkeram dagu perempuan tersebut, sambil mengeluarkan sebuah pistol dari saku jaketnya.