"Aku mempunyai satu raga, dengan dua jiwa."
KUURRRR!!
Kicau burung kedasih, saban pagi telah membangunkan Sara dari tidurnya. Sara menguap kecil, sebelum akhirnya beranjak dari ranjangnya. Namun, bibirnya dibuat menganga ketika pandangannya menangkap beberapa boneka miliknya berserakan di lantai.
"Ini pasti kerjaanya si Sarah!" tandas Sara langsung memungut boneka-boneka itu, dan meletakkannya di tempat semestinya.
Sara melanjutkan langkahnya untuk masuk ke kamar mandi, sehelai rambut perlahan basah karena guyuran dari air di dalam gayung. Selesainya mandi, Sara pun berlalu meninggalkan kamar dan menghampiri Arumi yang tengah memasak di dapur.
"Mah, Koko sama Papah udah berangkat kerja?" tanya Sara.
"Iya, pagi-pagi sekali mereka berdua sudah berangkat," jawab Arumi sambil meletakkan bakul nasi di atas meja.
"Mah, hari ini pengumuman mahasiswa baru di kampus. Semoga Sara diterima, ya, Mah," ucap Sara sambil mengambil secentong nasi dan lauk di atas meja.
"Semoga Tuhan selalu memberkati kamu, Sayang." Arumi mengelus rambut Sara lembut.
"Makannya sambil duduk dong," suruh Arumi membuat Sara terduduk.
"Mamah, nggak makan juga?"
"Mamah, makan kalau pekerjaan rumah sudah selesai semua." Arumi mangambil kain pel yang tidak jauh dari tempat Sara duduk.
"Kalung hadiah ulang tahun kamu, mana?" tanya Arumi ketika melihat liontin pemberiannya dan Liu Changhai tidak tergantung di leher Sara.
Sara menyentuh lehernya, ia meringis. "Ada di kamar, Mah. Sara risih kalo pakai dua kalung, jadi lebih baik kalung yang satu dilepas."
"Jangan sampai hilang, ya. Karena, kalung itu Mamah sama papah beli di kota."
"Iya, Mamah, tenang aja. Kalung itu akan Sara simpan di tempat yang aman, biar nggak hilang."
Setelah makanan itu habis, Sara bergegas berpamitan kepada Arumi. Ia berjalan santai menyusuri hutan, untuk bisa ke jalan raya. Angkutan umum berhenti tepat di depannya, tetapi angkutan itu tampak penuh dengan penumpang.
Sara mengurungkan niatnya untuk tidak menaiki angkutan itu, ia lebih memilih diam di tempat dan menggelengkan kepalanya. Supir angkutan pun melajukan kendaraannya kembali, sampai Sara dibuat menunggu angkutan umum kedua dari arah yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMPUS KERAMAT [ END ]
Korku[ SEBELUM MEMBACA, DIHARAPKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU !!! ] > Mengandung ketegangan yang berkepanjangan > Penakut jangan baca "Bangunan yang orang lain lihat, tidak sama dengan yang aku lihat." Sara Diana dan temannya, Rama datang sebagai mahasiswa b...