Chapter 14 'Dasar Penguntit

511 68 0
                                    

"Senyuman itu tampak seperti sayatan pisau belati."

"Sarah, ngapain kamu senyum terus?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sarah, ngapain kamu senyum terus?"

"Aku nggak boleh senyum? Bukannya, kalau senyum aku terlihat cantik?"

"Sarah, kamu itu hantu. Dan, hantu nggak pernah kelihatan cantik," ejek Sara langsung masuk ke kamar mandi, setelah berjam-jam menemani Rama untuk menunggu angkutan umum di jalan raya.

Sara membasuh wajah kusamnya berkali-kali, ia mengambil pasta gigi lantas menggosokkannya ke gigi putihnya. Hening dan sunyi, sebelum suara mainan mobil-mobilan Sara dengar dengan begitu jelas di telinganya.

TIN! TIN!

"Sarah, selalu aja bikin masalah," runtuk Sara mengembuskan napas kesal.

"Sara, aku di sini."

Sosok Sarah menampakkan wujudnya di samping Sara, sehingga Sara tersentak ketika mengetahui kedatangannya secara tiba-tiba. "Jangan berantakin mainan lagi!" seru Sara tajam.

"Aku bahkan nggak bisa menyentuh benda di sekitar, kalo nggak masuk ke tubuh kamu. Jadi, aku nggak mungkin bisa berantakin mainan."

Sara membuang wajahnya acuh, ia berkumur lantas beranjak. Lalu, membersihkan diri dan tidak memperdulikan, jika mainan mobil-mobilan itu masih berbunyi.

"Sara, ada anak kecil di luar."

Sosok Sarah menghilang setelah mengatakan hal itu, suara dari mainan mobil-mobilan kembali mengalihkan perhatian Sara. Buru-buru Sara memakai baju tidur, lalu ke luar dari kamar mandi.

Langkah pelan dan diam-diam Sara lakukan, untuk menangkap basah sosok Sarah yang selalu membuat masalah di kehidupannya. Lampu kamar Sara belum menyala, dan awan mulai gelap karena hari sudah malam. Suasana kamar itu sunyi, tanpa pencahayaan lampu sama sekali.

"Sarah! Sarah, kamu di sana?!"

Tidak ada sahutan, tetapi bola mata Sara telah menangkap sebuah mobil ambulance milik Antonio tergeletak di bawah lantai. "Kenapa mobil-mobilannya Koko ada di kamar aku?"

"Sarah! Ini pasti ulah kamu, 'kan?! Sarah keluar kamu!" teriak Sara setelah mengambil mobil ambulance itu.

Tetap tidak ada sahutan dari sosok Sarah, kekesalan semakin memuncak pada diri Sara. Ia pun langsung menuju ke arah saklar lampu di dalam kamarnya, setelah lampu itu menyala Sara dibuat terbelalak, akan mainan yang berserakan di mana-mana.

"Apa-apaan ini!"

Suara tawa terdengar di telinga kiri Sara, sudut mata Sara pun mengarah pada lemari pakaian yang sedikit terbuka. "Sarah! Jangan bersembunyi di lemari!" tegas Sara menatap lemari itu tajam.

KAMPUS KERAMAT [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang