"Dia tersenyum, memperlihatkan mulut lebarnya yang penuh dengan darah."
Jakarta, tahun 2010.Kejadian di usia sepuluh tahun itu, begitu membekas pada ingatan Sara. Sebuah pertemuan antara dirinya masa kini, dan masa lalu telah membuka portal perjalanan Sara menuju ke dimensi lain. Semenjak itulah, Sara mulai meyakini dirinya untuk percaya dan mendalami kemampuan supranatural yang ada dalam dirinya.
Liu Changhai berkata pada Sara, ketika usia Sara menginjak dewasa ia akan lebih mudah mengendalikan kemampuannya itu. Dan, benar saja jika Sara dapat mengendalikannya dengan begitu mudah. Kemampuan yang Sara miliki, tidak semata-mata karena mata battin yang sengaja dibiarkan terbuka, tetapi Liu Changhai mempunyai garis turun-temurun kemampuan supranatural dari keluarganya di Negara China.
Tidak hanya Sara yang dapat melihat makhluk tak kasat mata, Antonio-kakak kandung Sara pun dapat melihatnya. Namun, kemampuan Antonio tidak melebihi Sara. Antonio tidak ingin mendalami ataupun memperkuat kemampuan supranaturalnya, karena menurut Antonio kemampuan itu justru menjadi penghalang bagi kehidupannya.
Saat ini Sara mulai beranjak dewasa, ia sudah berusia dua puluh tahun. Dengan berjalannya waktu, Sara mendapatkan izin dari Liu Changhai dan Arumi untuk melanjutkan pendidikannya di kota. Sara, termasuk gadis yang pintar. Sehingga, ia memberanikan diri untuk mendaftar di salah satu kampus ternama di kota yang ia tuju; Jakarta.
"Mah, Pah, Sara, mau ke kota, ya, doakan Sara agar diterima di kampus itu," ujar Sara, mencium punggung tangan Arumi dan Liu Changhai, secara bergantian.
"Amin, semoga kamu bisa bersekolah di sana." Arumi mengusap lembut puncak rambut Sara.
"Kamu sudah yakin, Nak, akan sekolah di kampus itu?" tanya Liu Changhai dengan wajah gelisah.
"Dari dulu, Sara, ingin bersekolah di kampus kota itu, Pah, dan Sara nggak mau kalo terus-terusan home schooling," bantah Sara.
"Kamu udah tahu, kalo di kampus itu banyak rumor mistis?" timpal Antonio menghampiri Sara.
"Sara, tahu."
"Terus kamu tetap mau ke sana?" tanya Antonio seperti tidak yakin kepada adiknya itu. Saat ini, usia Antonio sudah terbilang cukup dewasa. Ia pun sudah bekerja di salah satu tempat produksi gula aren disekitar tempat tinggalnya.
"Koko, jangan melarang Sara untuk ke kota. Sara, yakin kalo kampus itu nggak begitu menyeramkan, seperti yang Koko bayangkan," sanggah Sara keras.
"Terserah kamu aja, Dek. Koko, cuman mau mengingatkan kamu. Apa kamu nggak terganggu kalo terus lihat makhluk halus di sana?"
"Dek, hantu kota sama hantu desa itu berbeda. Hantu kota lebih jahat dan bahkan jahil, kalo hantu desa itu-"
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMPUS KERAMAT [ END ]
Terror[ SEBELUM MEMBACA, DIHARAPKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU !!! ] > Mengandung ketegangan yang berkepanjangan > Penakut jangan baca "Bangunan yang orang lain lihat, tidak sama dengan yang aku lihat." Sara Diana dan temannya, Rama datang sebagai mahasiswa b...