"Aku lebih suka berbicara dengan mereka, yang selalu datang secara tiba-tiba."
"Bukan apa-apa, lupakan aja!" seru Sara memasuki ruang aula dengan langkah yang amat tergesa-gesa.
Maksud dari perkataan Sara tadi apa, ya? batin Rama terdiam di ambang pintu aula.
Suara tegas telah membuat Rama terperanjat, seorang senior mendekati Rama yang tengah berdiam diri di ambang pintu. "HEH! LO NGAPAIN BERDIRI DI DEPAN PINTU TERUS. BUKANNYA MASUK, IKUT OSPEK!" Senior itu menatap sengit Rama, dengan perkataannya yang penuh dengan penegasan.
"M-maaf, Kak," lirih Rama bergegas melangkah masuk ke aula itu.
"Dasar, MABA sekarang itu susah-susah banget diatur. Mereka seenaknya sendiri, awas aja kalo sampai mereka nggak ikutin peraturan di kampus ini." Senior itu melipat kedua tangan, diletakkan di depan dada.
Mahasiswa-mahasiswi itu telah berbaris rapi di tengah aula, sementara senior-senior mulai memasuki aula itu dengan tampang sangarnya. Beberapa mahasiswi mengelilingi barisan calon mahasiswi baru, sedangkan mahasiswa lainnya berdiri di depan barisan-barisan itu sembari berkacak pinggang.
"Kalian semua yakin, mau jadi mahasiswa-mahasiswi di kampus ini?" tanya seorang senior laki-laki, dibalas jawaban 'yakin' dari seluruh calon MABA disetiap barisan.
"Ada beberapa peraturan, sebelum kalian jadi mahasiswa-mahasiswi di kampus ini!" tegas senior perempuan dengan raut wajah garang.
Diam-diam, calon MABA saling berdecak dan berbisik untuk membicarakan perkataan yang senior-senior itu lontarkan. Begitu juga dengan Sara yang terus mengumpat kesal ketika mendengar perkataan itu, sementara Rama terus saja memandang Sara dari kejauhan, karena mereka berdua berbeda barisan.
"Harus banget ada peraturan? Mau masuk ke kampus ini aja ribet banget, udah bertemu hantu, senior-seniornya juga menyebalkan," umpat Sara sendiri.
"DENGAR SEMUANYA! KALIAN HARUS MENGIKUTI SEMUA PERINTAH, DAN HARUS HORMAT KE SENIOR-SENIOR YANG ADA DI KAMPUS INI."
"Perintah atau aturan yang dilanggar, akan ada hukumannya."
"Sekarang kalian semua jongkok!" perintahnya langsung dikerjakaan oleh calon para MABA.
Seorang senior perempuan menghampiri Sara, dia menarik pergelangan tangan Sara lalu meletakkannya di leher belakang Sara dengan kasar. "Tangannya di taruh di belakang kepala!"
"Ingat, jangan ada yang berani-beraninya membantah perintah senior!" kelakar seorang senior laki-laki sembari menendang kaki seorang calon MABA laki-laki. "Ini kakinya ditekuk!" lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMPUS KERAMAT [ END ]
Terror[ SEBELUM MEMBACA, DIHARAPKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU !!! ] > Mengandung ketegangan yang berkepanjangan > Penakut jangan baca "Bangunan yang orang lain lihat, tidak sama dengan yang aku lihat." Sara Diana dan temannya, Rama datang sebagai mahasiswa b...