Chapter 26 'Teror Nenek Berkursi Roda

467 62 0
                                    

"Bukan takdir yang menentukan kematian."

"Ram, sepertinya kita harus secepatnya menyelamatkan kampus itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ram, sepertinya kita harus secepatnya menyelamatkan kampus itu. Karena aku nggak mau ada korban lagi, dan aku juga nggak mau arwah-arwah peminta tumbal, yang masih berkeliaran di kampus itu terus-menerus meneror kita semua."

"Tapi, foto kak Dion dan foto kak Nana?"

"Mereka berdua, udah tercantum sebagai korban tumbal berikutnya, Ram."

"Apa kita nggak bisa menyelamatkan mereka?"

"Aku belum tahu pasti, Ram. Kalo pun ada caranya, kita pasti cuman bisa menyelamatkan salah satu di antara mereka."

Bus yang Sara dan Rama tunggangi berhenti tepat di terminal, setelah kejadian jatuhnya senior di kampus Bima Sakti untuk kesekian kali, Sara dan Rama memutuskan untuk segera pulang ke rumah karena cuaca semakin gelap dan akan menuju malam.

Seperti biasa, Rama menaiki ojek langganannya untuk menuju ke rumah. Sementara, Sara menaiki angkutan umum yang sore hari itu dipenuhi dengan penumpang. Tiba di rumah, Sara langsung memasuki kamar.

"Sarah, kok bisa, ya, ada foto kak Dion sama kak Nana di buku Keramat ini?"

"Karena mereka berdua orang yang nggak percaya dengan hal gaib, Sara." Buku keramat diletakkan di atas ranjang, Sara pun melipat kedua kakinya dengan posisi terduduk berhadapan dengan Sarah. "Tapi, tadi kak Dion bilang kalo dia udah percaya sama kita semua, dan buku ini."

Kali ini Sarah tampak berbeda, tidak ada senyuman lebar di wajah pucatnya itu. "Dia tidak sepenuhnya percaya, dia juga sering menantang para makhluk halus tanpa kalian semua ketahui. Karena Dion dan Nana, sama sekali tidak percaya dengan keberadaan kita yang tak kasat mata," ungkap Sarah.

"Terus aku harus melakukan apa, agar nyawa kak Dion dan kak Nana selamat dan nggak jadi korban tumbal berikutnya?" Sarah hanya terdiam, tidak berkata sepatah kata pun. Meski, sorot mata Sarah yang kosong dan keruh itu tampak berbicara. "Apa kamu tahu, penyebab jatuhnya senior tadi dari atas rooftop kampus?" Sehingga, Sara pun mengalihkan pembicaraannya.

"Dia yang melakukan ritual tumbal dan meninggalkan ritual itu tanpa bertanggung jawab. Jadi, nyawa dia sendiri yang menjadi korbannya."

Sara pun terbelalak. "Jadi, dia pelaku ritual tumbal itu? Karena dia banyak mahasiswi yang mati secara tiba-tiba dan banyak yang kesurupan juga?"

"Bukan hanya dia, seluruh anak Fakultas Ilmu Ekonomi dan Bisnis, Sara. Dan, kepala kampus itu juga ikut melakukan ritual tumbal, demi keberhasilan kampusnya. Supaya, banyak yang tertarik untuk menjadi mahasiswa-mahasiswi di kampus itu."

"Apa alasan anak Fakultas Ilmu Ekonomi dan Bisnis, melakukan ritual tumbal itu?"

"Dulu, ada salah satu teman kelas mereka yang tewas karena ulah sosok hantu Belanda. Dan, semenjak saat itu mereka menaruh dendam untuk menjadikan hantu-hantu Belanda, supaya merenggut banyak nyawa di kampus itu."

KAMPUS KERAMAT [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang