Chapter 27 'Menjalankan Tujuh Misi

455 64 6
                                    

"Jiwa yang tidak tenang, akan terus datang."

"Ternyata, ada tujuh cara yang tertulis di buku keramat ini," ujar Sara, ketika menemukan lembar kelima pada halaman buku itu, yang melekat dengan lembar keempat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ternyata, ada tujuh cara yang tertulis di buku keramat ini," ujar Sara, ketika menemukan lembar kelima pada halaman buku itu, yang melekat dengan lembar keempat.

"Tujuh cara?" timpal Candy yang ikut membacanya.

"Tapi, tujuh cara yang ada di buku keramat ini ... mengharuskan kita buat melanggar semua peraturan kampus."

"Kalo kita melanggar peraturan, sama aja kita mengorbankan nyawa kita buat menjadi tumbal di kampus ini," sambar Dion.

"Kita bisa melanggarnya tanpa mengorbankan nyawa," kata Sara menimbulkan pertanyaan pada benak mereka masing-masing. "Tapi, gimana caranya?" tanya Candy yang sejak tadi menggigit kuku dijemarinya.

"Apa nggak sebaiknya kita menjalankan tujuh cara ini sekarang juga?" usul Farrel yang terlalu bersemangat.

"Farrel, Nana teman kita baru aja meninggal. Dan, Dion juga masih berduka atas kematian Nana. Jadi, lo jangan terlalu terburu-buru untuk masalah ini, lagi pula masih ada hari besok," bantah Candy menjauhkan jari dari mulutnya.

"Gue tahu, Can. Nana baru aja meninggal, dan kita juga masih terpukul karena kehilangan dia. Tapi, misi ini nggak bisa ditunda lebih lama lagi. Kalo kita tunda, akan ada korban berikutnya. Bisa-bisa nyawa Dion, juga dalam bahaya," sanggah Farrel.

"Lebih baik, kita baca dan pahami dulu cara-cara yang tertulis di buku keramat ini. Setelah itu, cara pertama kita coba lakukan hari ini. Kalo berhasil, kita akan lanjutkan cara kedua dan seterusnya."

"Aku setuju sama kamu, Sar."

"Tujuh cara mengusir arwah jahat peminta tumbal. Pertama, cabut tiga helai puncak rambut kepala sambil berjalan tujuh langkah ke belakang," ucap Sara langsung memandang Rama dan seniornya yang ada di hadapannya.

"Siapa yang mau melakukan cara pertama ini?" lanjut Sara dengan pertanyaan.

"Kamu aja, Sar," suruh Rama yang memang penakut. Lantas, ketiga seniornya pun mengangguk setuju.

Mereka mulai menjauh dari Sara yang akan melakukan langkah pertama, dari petunjuk yang terdapat di buku keramat itu. Sara menarik napas dalam-dalam, lalu membuangnya secara perlahan. Kemudian, Sara mencabut tiga helai rambut dari puncak kepalanya, sembari berjalan tujuh langkah ke belakang.

"Satu, dua, tiga." Tiga helai rambut sudah tercabut, lalu langkah Sara terhenti pada hitungan terakhir; yaitu hitungan ketujuh.

Sara tersentak, dengan kedua bola mata yang membulat sempurna. Penglihatannya tertuju pada sesosok perempuan yang saat ini berada begitu dekat di wajahnya, hingga tidak ada jarak antara Sara dan sosok perempuan itu. Bahkan, bola mata Sara berhadapan langsung dengan bola mata merahnya.

KAMPUS KERAMAT [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang