Chapter 29 'Hantu Penjaga Kampus

460 63 0
                                    

"Jika melanggar ritual, bisa menjadi tumbal."

"I-i-itu siapa?" tanya Sara gagap, ketika melihat bayangan dari seseorang berbadan tinggi besar, hendak menghampiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"I-i-itu siapa?" tanya Sara gagap, ketika melihat bayangan dari seseorang berbadan tinggi besar, hendak menghampiri.

"Satpam kampus ini," jawab Farrel.

"Buruan kita ngumpet, jangan sampai ketahuan," ajak Dion menarik Rama dan Farrel ke belakang pohon beringin besar.

"Kak, memangnya harus banget ngumpet?" tanya Sara kepada Candy yang masih berada di sampingnya.

"Iya, kalo nggak kita bakalan di Drop Out sama Dekan karena ketahuan kabur di jam kelas."

"Oh, astaga. Ini udah jam dua belas lewat, harusnya kita masuk ke kelas," decak Sara, ketika melihat jam di pergelangan tangannya. Kemudian, Candy membungkam mulut Sara, dan menatapnya lekat.

"Diam, jangan sampai satpam itu tahu kalo kita ada di sini," bisik Candy.

"Nggak ada siapa-siapa, perasaan tadi aku lihat ada beberapa Mahasiswa di sekitar sini. Apa, aku tadi cuman salah lihat?" pikir Satpam itu sembari mengetukkan tongkat ke tangannya.

"Ah, mungkin aku yang salah lihat. Ini 'kan jam kelas jadi nggak mungkin ada Mahasiswa yang berkeliaran di halaman belakang kampus," pikirnya lagi, lantas berlalu pergi tanpa mengetahui jika ada kelima Mahasiswa yang tengah bersembunyi.

"Huft, akhirnya pergi juga itu satpam," umpat Candy melepaskan tangannya yang sejak tadi membungkam mulut Sara.

"Sekarang kita masuk ke kelas, setelah kelas selesai kita kumpul di ruang Kamboja." Farrel membuat instruksi kepada mereka.

"Oke." Mereka semua setuju dengan intruksi yang Farrel berikan, kemudian memasuki ruang kelasnya masing-masing sebelum ada dosen yang masuk.

"Selamat siang, anak-anak!"

Mata kuliah siang itu akhirnya usai begitu cepat, seluruh Mahasiswa-mahasiswi pun berhamburan keluar dari gapura Universitas Bima Sakti. Namun, Sara dan Rama justru memasuki ruang Kamboja.

"Lama banget sih kelas kalian berdua selesainya," tukas Candy kesal, karena Sara dan Rama selalu datang terlambat.

"Maaf, Kak," ucap Sara merunduk.

"Udah keluarin buku keramatnya, dan apa cara keempat yang harus kita lakukan," suruh Dion, membuat Sara bergegas mengambil buku tua itu dari dalam tasnya.

"Cara keempat, tutup kedua mata dengan punggung tangan. Jalan ke arah lorong Selatan dan buka kedua tangan serta mata di depan cermin besar, yang ada di dalam toilet sebelah ruang penjaga kampus."

KAMPUS KERAMAT [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang