Nikaido

377 70 15
                                    

     "Yamato, kau harus bergerak lebih rileks! Jangan kaku! Katana milikmu tidak akan pernah bisa menebas bahkan sejumput padi pun kalau pergerakanmu seperti itu!"

     "Jika kau terus mengomeliku dan tidak menunjukkan padaku cara yang benar, bagaimana aku bisa melakukannya?" protes Yamato

     "Baiklah. Lakukanlah seperti ini. Biarkanlah nalurimu yang menuntunmu, konsentrasi dan ayunkan dengan tajam katanamu. Kalau kau bisa melakukannya dengan tepat, kau bahkan akan bisa jadi lebih kuat dariku. Kau satu-satunya anak di keluarga Nikaido yang mampu mewarisi keahlian ini Yamato. Jangan sia-siakan bakat turun-temurun dari keluarga kita ini,"

     "Baiklah, baik, aku akan latihan. Tapi kenapa kau bisa menyeimbangkan profesimu sebagai aktor dan melakukan semua ini? Aku tahu kalau keluarga ini sudah mengabdi untuk selalu membantu organisasi, tapi kenapa aku harus ikut campur?" tanya Yamato

     "Ini permintaan dari mendiang ibumu. Kalau kau tidak dibina disini dan bakatmu diketahui oleh orang lain sebagai keluarga Nikaido, reputasi keluarga Nikaido bisa hancur dan bakatmu akan disalahgunakan oleh orang yang memikirkan diri mereka sendiri,"

     "Baiklah. Kalau begitu, aku undur diri dulu, besok ada ujian di sekolah jadi aku harus belajar," ujar Yamato seraya pergi meninggalkan ayahnya seorang diri disana

.

.

.

     'Besok ujian sekolah, aku masih punya banyak waktu sampai nanti malam. Aku mau meng-hack sistem komputer disini sajalah. Siapa tahu aku bisa mengetahui sesuatu yang baru,' batin Yamato.

     Yamato memiliki hobi meng-hack sistem komputer yang ada di rumahnya. Dia selalu ingin tahu hal apa yang disembunyikan oleh ayahnya karena sebenarnya, dia tidak pernah percaya pada ucapan ayahnya. Yang mengajarinya cara meng-hack sistem komputer adalah sahabat ibunya yang juga merupakan ibu dari teman sekelasnya.

     Yamato bisa dengan mudah meng-hack sistem komputer di rumah itu dengan komputer miliknya. Tidak hanya komputer, dia juga bisa meng-hack sistem CCTV di rumahnya dan menyadap komputer serta ponsel semua orang di rumahnya. Untuk orang luar, Yamato tidak bisa menyadapnya kecuali jika dia memasukkan virus atau chip ke dalam ponsel atau komputer orang luar tersebut.

     'Haah... lama-lama aku jadi agak bosan dengan hobi ini. Apa aku minta pada ayah untuk memasukkanku ke dunia akting, ya? Tapi kalau begitu, nanti aku bisa-bisa hanya punya sedikit waktu untuk istirahat. Jalan-jalan dulu aja deh... katanya ada sebuah toko kue yang kuenya populer dan enak. Walau agak jauh, aku penasaran rasa kue di situ, aku ke sana saja,'  batin Yamato

     "Ng? Tuan muda, anda mau kemana?" tanya seorang pembantu di kediaman Nikaido

     "Keluar sebentar. Kenapa? Tidak boleh?" tanya Yamato

     "Tadi Tuan meminta saya untuk memberikan ini pada anda kalau ingin keluar,"

     "Memangnya pak tua itu pergi kemana?"

     "Beliau sedang pergi untuk menghadiri sebuah rapat. Beliau meminta saya menyampaikan ini dan berpesan untuk hati-hati,"

     "Baik. Aku pergi dulu,"

#Fakta keluarga Nikaido

-Chiba Shizuo itu sebenarnya sayang sama Yamato, hanya saja caranya agak salah. Saat ibu Yamato meninggal, ia berpesan untuk selalu menjaga Yamato dan mengajarinya cara melindungi dirinya sendiri.

-Di fanfic ini, Yamato anak halal. Tapi dia ikut marga ibunya karena nggak suka sama ayahnya. Kemampuan unik keluarga Nikaido yaitu, Seni Pedang Nikaido menurun ke Yamato sehingga sebenarnya, walau hanya dengan sebatang lidi, Yamato bisa membelah batu dengan teknik Seni Pedang Nikaido.

-Tapi, keluaraga ayahnya ini sebenarnya juga ahli pedang walaupun nggak sehebat keluaraga Nikaido. Ayah Yamato mengajarkan Yamato cara berpedang agar Yamato tahu cara yang benar untuk bermain pedang.

We're NOT JUST an Idols [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang