"Hari ini, kalian ada jadwal latihan untuk konser minggu depan. Ini informasi lebih lanjut untuk konsernya. Ada yang mau ditanyakan?" tanya Tsumugi
"Hm... Manager, apa tempatnya tidak terlalu besar?" tanya Iori
"Ah, awalnya aku juga berpikir seperti itu. Tapi, sacchou yang memilihkan beberapa tempatnya dan menurutku itu yang paling pas," jawab Tsumugi
"Tempat ini kan bisa untuk 3000 orang, apa tidak terlalu besar?" tanya Mitsuki
"3000 orang itu berapa banyak So-chan?" tanya Tamaki pada Sogo
"Sekitar... 100 kelas mungkin. Satu kelas kan berisi 30 orang, jadi kalau 3000, itu setara dengan 100 kelas," jawab Sogo
"100 kelas?!! Tempatnya luas banget dong!" seru Tamaki
"Hahaha... entah kenapa aku merasa akan terjadi sesuatu yang menyebalkan di saat konser kita nanti..." ujar Riku
"Penjualan tiketnya akan dimulai dari sekarang. Jadi kalian bisa memantapkan diri denagn berlatih selama sebulan ini nanti. Lalu kalian juga-" ucapan Tsumugi terputus oleh Banri yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan tempat mereka ber-8 rapat
"Manager! Semua tiketnya terjual hampir semuanya! Hanya tersisa 15 tiket saja!" seru Banri
"Sudah terjual sebanyak itu secepat ini?!! Apa kau yakin Banri-san?!" tanya Sogo
"Aku yakin!! Aku sudah memeriksanya sampai 3 kali dan hasilnya sama!" jawab Banri
"Kok aku curiga ya... Sebaiknya kita tidak terlalu senang dulu. Kita idol baru, tidak mungkin langsung banyak yang membeli tiket kita karena kita belum sekalipun terkenal di dunia hiburan dan ini konser perdana kita. Aku khawatir ini hanya candaan dari seseorang yang ingin mempermainkan kita. Coba pinjam komputernya, aku akan hack siapa saja yang sudah memesan tiket konsernya," pinta Iori. Banri pun menyerahkan laptopnya dan Iori memasukkan semacam flashdisk kedalam laptop dan mulai meng-hack sistem pemesanan tiket
"Sasuga Iori-kun. Kamu bisa meng-hack nya dengan cepat," puji Sogo
"Terima kasih atas pujiannya Osaka-san," ujar Iori tanpa berpaling dari laptop
10 menit kemudian
"Yosh, aku sudah selesai memeriksanya. Ternyata benar ada seseorang yang memesan tiket sebanyak 2900 tiket sekaligus. 100 tiket lainnya dibeli oleh 84 orang dan 16 sisanya belum terjual. Aku sudah coba meng-hack sistem orang yang membelinya namun tetap tidak bisa," jelas Iori
"Hm? Coba aku lihat akunnya. Pasti setidaknya kau berhasil mendapatkan nama akunnya, kan?" ujar Riku sambil mendekatkan wajahnya ke Iori (Riku duduk di samping Iori sejak 5 menit lalu. Tapi Iori nggak sadar karena terlalu fokus ke laptop)
"U-Uwaa!! Nanase-san! Kau terlalu dekat!" seru Iori
"Gomen, gomen, cepat perlihatkan akunnya," ujar Riku. Iori pun memperlihatkan akun orang yang membeli 2900 tiket konser mereka sekaligus. Riku melihatnya sekilas dan merebut laptopnya lalu mulai mengutak-atik sistemnya. Dia mengganti flashdisk milik Iori dengan miliknya dan menghack sistemnya. Tak lama kemudian, Riku berhasil mendapatkan data orang mencurigakan tersebut secara detail dalam waktu 3 menit.
"B-bagaimana kau bisa melakukannya??" tanya Iori
"Flashdisk hacker milikmu lebih lemah daripada sistem keamanan data orang ini. Aku menggantinya dengan flashdisk hacker yang kubuat di organisasi yang bahkan cukup untuk meng-hack seluruh data di kesemua kepolisian Jepang sekaligus dalam satu waktu. Menghack akun seperti ini sangat mudah kalau menggunakan flashdisk hacker ini," jelas Riku
"Sasuga Riku, memang benar-benar anak pemimpin. Aku saja tidak bisa membuat flashdisk hacker seperti itu," ujar Yamato
"Memang selama ini kau menggunakan apa untuk meng-hack, Nikaido-san?" tanya Iori
"Aku pakai kabel data. Sambungkan perangkatnya ke ponselku dan selesai. Aku bisa meng-hacknya sesuka hati," jawab Yamato
"Baiklah, mari kita lihat, nama dari orang yang mencurigakan ini adalah Nanase Shino, alamat rumahnya di jalan XXXX, daerah Tokyo. Hobi memancing dan bersantai di tepi laut. Umurnya 45 tahun dan- Tunggu dulu...!" Riku berhenti dan kembali memperhatikan akun itu. Semua yang ada di ruangan itu terkejut karena pemilik akun mencurigakan itu memiliki nama 'Nanase' dalam namanya.
"Chotto matte.... Bukannya Nanase Shino itu nama.... asli dari pemimpin..???" ujar Tamaki
"NAMA ASLI PEMIMPIN?!!" seru semua orang di sana kecuali Tamaki dan Riku
"Hahaha... sudah kuduga ada hubungannya dengan pak tua itu..." keluh Riku sambil memegangi kepalanya yang tiba-tiba pusing karena tingkah laku Nanase Shino alias Papa Nanase
"R-Riku-san..! Ini, minum dulu," ujar Tsumugi sambil memberikan Riku minum
"Arrigatou, manager," ujar Riku
Skip 30 menit sebelum konser
Riku sedang frustasi lantaran isi chat di ponsel nya berisikan hal seperti berikut,
(NB: Beda pesan beda orang)
manusia_bukan_ikan
Riku-san! Tadi kami juga mengajak para idol grup yang satu agensi dengan kami untuk menonton konser perdana kalian lho~!! Ada Vazzy, Rock Down, Fluna, Seleas, Soara, Growth, Quell, dan Solids! Manager kami juga ikut menonton lho~! Tampilkan yang terbaik ya~!! >o<
Adeknya_Lucifer
Adikku yang manis, aku akan nonton bersama dengan TRIGGER nanti. Berikan pertunjukan yang memuaskan ya~ ^^
PawangSetan
Riku, kami mengundang 2 kenalan lama kami untuk ikut melihat kalian juga. Jangan gugup dan berikan penampilan yang memuaskan hati ya.
Momo-chan~!
Yuhu~! Apa kabar Kouhai-ku tercinta~! Aku dan Yuki akan menonton kalian nanti. Berikan penampilan yang luar biasa ya~!!
UlarPutih_darinegeriseberang
Hisashiburi Riku. Aku dan 3 temanku dapat info kalau kau akan tampil di panggung. Sungguh hal yang langka bukan? Maka dari itu aku tidak mau melewatkannya.
"Kalau sekiranya tempat mereka duduk nanti aku bom boleh nggak ya~? Eh, tapi nanti agensi yang harus tanggung jawab. Ya sudahlah, sesekali juga tidak apa-apa," batin Riku
"Riku! Ayo cepat! Sudah hampir waktunya kita tampil!" panggil Mitsuki
"Ya! Aku segera kesana!" sahut Riku
KAMU SEDANG MEMBACA
We're NOT JUST an Idols [END]
AcciónIDOLiSH7, TRGGER, Re:Vale, dan ZOOL adalah para grup idol yang sedang menarik perhatian dunia. Namun, siapa sangka kalau mereka semua... Memiliki sisi gelap yang tidak diketahui oleh dunia... Para kesatria berdarahyang melawan iblis dibalik gelap.. ...