Lisa melangkah pelan menuju kamarnya, hari ini ia lembur dan sekarang pukul 11 malam. Ah kepalanya terasa pusing karena ia belum mengisi perutnya sedari tadi.Bugh..
Ia menoleh kala suara sesuatu terjatuh terdengar dari arah kamar Hanbin.
Dengan langkah cepat ia mendekat, ia mengetuk pintu berharap Hanbin membukakan pintu."Pak Hanbin?"
Suara erangan dapat ia dengar dari dalam sana, Lisa meraih gagang pintu, tak dikunci. Ia lalu membuka pintu dan berlari masuk.
Matanya melebar kala melihat Hanbin yang meringkuk dilantai. "Pak Hanbin.. Bapak kenapa?" Hanya erangan yang Lisa dengar.
"Akh.." wajah Hanbin memerah, tangan pria itu terus memegang tenggorokannya.
Lisa mengecek suhu tubuh pria itu, panas. Detak jantung pria itu juga sangat kencang, Hanbin terus mengerang, jujur Lisa bingung sekarang, ilmu yang ia punya seolah hilang begitu saja. Rasa gugup yang lebih mendominasi sekarang.
"Bapak tunggu disini, saya mau ambil sesuatu." Dengan cepat Lisa menuju dapur, ia mencari kotak obat. Sibuk mencari obat yang ia butuhkan, dan dapat. Ia lalu mengambil minuman dan segera kembali ke kamar Hanbin. Kondisi Hanbin lebih parah sekarang.
"Bapak minum obatnya.." Lisa mencoba memaksa Hanbin untuk meminun obatnya namun pria itu sibuk menahan rasa sakitnya.
Tak ada cara lain, Lisa memasukkan dua buah obat dan juga air putih ke mulutnya, menahannya, hingga membuat pipinya menggembung. Ia lalu menahan wajah Hanbin agar menatap kearahnya, memaksa bibir Hanbin agar terbuka. Ia mendekatkan wajahnya pada pria itu, membantu Hanbin meminum obatnya dengan mulutnya.
Sejenak Lisa terdiam dengan posisi itu, ia tau hanya dia yang merasakan detak jantung ini, sedangkan Hanbin tidak. Pria itu hanya fokus pada rasa sakitnya.
Erangan pelan terdengar, Lisa segera menjauhkan bibirnya dari Hanbin. Gadis itu menatap Hanbin yang sudah mulai membaik. Pria itu terbaring lemas di lantai dengan mata yang mengarah pada Lisa. Gadis itu mengalihkan pandangannya karena malu, malu karena apa yang barusan ia lakukan.
Tanpa berucap, Lisa membantu Hanbin bangun. Memapah pria itu menuju ranjangnya, menidurkannya lalu menyelimuti pria itu.
"Bapak istirahat, saya mau balik ke kamar." Belum sempat melangkah, tangan Hanbin sudah mencekal lengan Lisa.
"Temani saya.."
"Ha?"
"Tidur disini, temani saya."
Lisa gugup, bagaimana ini?
"Saya belum__"
"Malam ini aja Lis.. saya mohon." Pinta Hanbin lirih.
"Hm oke, malam ini." Lisa menarik nafas dalam-dalam, lalu mengeluarkannya pelan. Ia lalu naik ke atas ranjang dan tidur disebelah Hanbin.
"Kalau Bapak mau sesuatu, tinggal bangunin saya ya."
"Itu tujuan utama saya."
Dan sekarang bolehkan Lisa merasa kesal? Ia pikir Hanbin ingin bermanja-manja dengannya. Taunya malah cuma ada butuhnya.
Cup.
Mata lisa membulat seketika, tadi Hanbin menciumnya. Di dahi kan ya? Ahh bolehkah Lisa nge-fly sekarang?
"Selamat malam Lisa."
"Selamat malam Pak Hanbin."
***
Bangun dengan memeluk guling bernyawa belum pernah Lisa rasakan sebelumnya. Dan sekarang, Lisa dapat merasakannya apalagi gulingnya tampan dan kaya, kikiki.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sexy Husband [ Hanlis ]
FanfictionApasih yang gak disuka dari Kim Hanbin, Papa Muda dengan seribu pesona. Tubuh tinggi tegap, wajah tampan nan tegasnya mampu menghipnotis setiap mata wanita yang melihatnya. Berawal dari Jalanan hingga menuju ke pelaminan. Inilah awal perjalanan cint...