"Kenapa malah Hanbin hah? Harusnya yang kamu tusuk itu Lisa, si wanita jalang itu! Bukan Hanbin! Arghh...""Jangan salahin kita, salahin tuh si Hanbin kenapa jadi pahlawan kesiangan."
"Lo yang lama, harusnya langsung tusuk. Kenapa nunggu Hanbin narik Lisa? Lo sengaja kan?"
"Stop bitch!!" Seorang pria dengan topi dikepalanya mencengkeram kuat kerah baju wanita yang sedari tadi tak terima dengan kejadian yang ia rencanakan sendiri.
"Jangan banyak bacot, gue bisa aja bunuh lo sekarang. Gue kasih tau lo, sekarang kita jadi buronan, keluarga Hanbin gak akan tinggal diam. Mikir pake otak, jangan cuma bisa nyuruh."
Pria itu melepas cengkraman tangannya pada kerah wanita itu, ia menatap anak buahnya yang kini hanya terdiam.
"Don, lo tau kan apa yang harus lo lakuin kalau ketangkep?"
"Iya bos." Jawabnya pasrah.
"Dan lo, ini terakhir kali gue bantu lo sialan."
Pria itu lalu pergi meninggalkan Maria yang terbatuk karena cengkraman tadi.
"Sialan!"
***
Lisa sibuk menatap sendu wajah suaminya yang belum sadarkan diri sejak semalam.
"Pak Hanbin kapan sadar sih? Gak lucu ya malam pertama malah kayak gini." Dia mencoba menghibur diri dengan ngelawak. Eh kok malah tambah sedih 🥲
"Kemarin padahal rencana punya anak 11 loh 😭"
"Biar jadi tim sepak bola, terus Haruto jadi wasitnya."
Tatapan Lisa beralih ke luka diperut Hanbin, "Sakit ya sayang lukanya?" Sentuhan lembut Lisa berikan agar tak terlalu berasa sakit.
Hembusan nafas berat terus terdengar darinya, matanya sembab karena semalam ia terus-terusan menangis. Disaat ia akan menjemput kebahagiaannya, si biang masalah datang membawa petaka. Ia tau dalang dibalik semua ini tentu mantan istri dari suaminya. Namun, ia masih belum punya energi untuk membalas kelakuan wanita gila itu.
"Cepet sembuh ya, gak enak malam pertama di rumah sakit. Gak romantis banget, kan malu dilihatin suster sama dokter."
Yah, kalimat itu yang sering ia ucapkan sejak semalam. Gak bosen-bosen dia.
"Lisa?"
Wanita itu menoleh, melihat Ibu mertuanya yang datang membawa bingkisan.
"Jangan sedih terus, makan dulu gih."
"Lisa gak laper Ma."
"Kamu gak boleh gitu, Hanbin pasti marah kalau kamu gak makan."
"Haruto udah makan Ma?"
"Kamu ini, malah ngalihin pembicaraan."
"Dia udah makan tadi sama Papa."
"Pak Hanbin pasti kesakitan, lukanya dalem banget."
"Lisa.."
"Ma, Papa udah cari orang yang nusuk Hanbin?"
"Udah, kamu tenang ya. Tadi malam langsung ketangkep, cuma tinggal cari tau alasan dia lakuin hal itu sama Hanbin."
"Mama gak curiga sama mantan menantu Mama?" Irna terdiam, sudah lama ia tak bertemu Maria. Ia bahkan tak tau tentang wanita itu sekarang.
"Mama bahkan gak tau dimana dia sekarang, mau curiga juga kayaknya aneh."
"Dia sempet dateng ke rumah."
Irna menutup mulutnya terkejut, "Maksud kamu?"
"Dia dateng Ma."
"Terus gimana? Haruto tau?"
"Iya, Haruto tau."
"Dia gimana?"
"Dia baik-baik aja, udah. Mama mending pulang, istrihat, biar Lisa jaga Hanbin."
"Lisa?"
"Iya Ma?"
"Maafin Mama ya, Mama sembunyiin fakta tentang Maria dari kamu."
"Gak papa Ma, lagian Lisa udah tau tentang Maria dari Pak Hanbin."
"Hanbin beruntung punya kamu Lis, Mama cuma berharap kamu sama Hanbin tetap kayak gini, saling percaya, selalu dukung satu sama lain. Mama gak mau, apa yng terjadi sama Hanbin dulu, bakal terulang lagi."
"Mama tenang aja, semua akan baik-baik aja. Lisa bakal jaga Haruto, bakal jaga Suami Lisa, dan yang terpenting. Lisa bakal jaga rumah tangga Lisa, Lisa juga gak mau ada masalah yang dateng, apalagi wanita itu." Saat mengatakan kalimat terakhir. Mata Lisa menyorot tajam ke arah jendela.
"Makasih sayang." Irna memeluk Lisa penuh kasih, ia sangat bersyukur kali ini.
***
Seorang pria bersetelan jas putih itu bersandar di pintu ruangannya. Apa yang ia dengar barusan cukup membuat hatinya goyah.
"Apa gue mundur aja?"
Pikirannya kacau, entah mengapa ia tak bisa melepaskan Lisa. Harusnya ia bisa, harusnya ia tak kembali dari Jepang. Kenapa ia kembali? Hanya untuk menyaksikan Lisa menikah dengan pria lain?
Oh shit, hatinya terasa nyeri.
"Bego! Bego bego bego!" Ia memukul kepalanya sendiri, mencoba melampiaskan amarahnya.
"Maria sialan! Kenapa harus libatin gue?! Anjing!"
Hai 🗿
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sexy Husband [ Hanlis ]
FanfikceApasih yang gak disuka dari Kim Hanbin, Papa Muda dengan seribu pesona. Tubuh tinggi tegap, wajah tampan nan tegasnya mampu menghipnotis setiap mata wanita yang melihatnya. Berawal dari Jalanan hingga menuju ke pelaminan. Inilah awal perjalanan cint...