Enam

2.2K 287 77
                                    


Hanbin menatap Lisa yang kini tengah kepedasan karena memakan rujak, bibir merah itu benar-benar terlihat menggoda saat ini.

"Tahan Hanbin tahan, jangan ke goda. Belum halal."

Itulah yang Hanbin ucapkan didalam hati.

Haruto yang juga tengah sibuk mencomot mangga muda pun melihat kearah Papa dan calon mamanya secara bergantian. Ia tersenyum jahil, "Papa mau rujak?"

"Enggak, Papa gak doyan pedes."

"Tapi daritadi lihatin Tante Lisa terus, Papa pengen kan? Coba deh Pa, enak loh." Haruto memakan potongan mangga yang dipenuhi bumbu rujak itu dengan cara menggoda, agar Hanbin tergoda olehnya.

"Haruto."

"Iya Pa?"

"Phapha jhyjhyq."

"Ruto lebih jijik kalau Papa ngomongnya alay."

Tanpa kata, Hanbin segera berdiri dan pergi dari sana sebelum ia lepas kendali dan mencium Lisa didepan Haruto. Kan kasihan Haruto nanti jadi pengen, diakan jombelo.

*Ruto sama aku aja nanti Pa 🌚

Sedangkan Lisa hanya diam, dia mah no komen kalau lagi makan.

***

"Besok kan libur, gimana kalau kita liburan Pa." Ucap Haruto, saat ini mereka sedang bermain game bersama.

"Kemana?"

"Kemarin Bang Uncuk bilang kalau ada wisata baru di kota sebelah."

"Iya besok kesana."

Enak ya punya Papa modelan kayak Hanbin, minta ini boleh, minta itu iyain, minta adek juga bakal dibuatin :)

"Tante Lisa mana? Apa udah tidur?" Haruto celingak-celinguk mencari Lisa, siapa tau Lisa ada diantara barang-barang mahal milik Papanya.

"Paling udah tidur."

"Pa.."

"Hm?"

"Papa udah suka belum sama Tante Lisa?"

"Kamu ngapain tanya gitu?"

"Enggak, kalau misal Papa gak suka sama Tante Lisa, Ruto siap buat gantiin posisi Papa." Hanbin menoleh dengan wajah terkejut, ini kenapa anaknya jadi doyan sama tante-tante.

"Kamu minta yang lain boleh, tapi kalau yang satu ini udah Papa segel, udah Papa borgol, udah Papa kunci pake kunci spanyol, kunci Inggris, jadi jangan maen-maen kamu."

Haruto terbahak, ini Bapaknya malah kayak Abang tukang sayur yang kalau pagi ngerumpi sama ibu-ibu. Ngomongnya cepet terus kuahnya muncrat, setidaknya dua liter tadi yang keluar.

"Pa, kayaknya Haruto suka sama Tante Lisa, dia cantik soalnya, terus perhatian, wajahnya juga unyu, kiyut gitu, jadi pengen jadiin Tante Lisa pacarnya Haruto."

Pletak..

"Awww..."

"Ngomong apa kamu? Coba ulang!"

"Bwahahaha, Papa takut kesaing kan sama ketampanan Haruto yang membuncah ini?"

"Kalau ketawa jangan lebar-lebar, muncrat nih."

"Halah ngeles mulu cabe kering."

"Haruto.."

"Apa?"

"Gak papa gak jadi."

"Cih dasar Bokap gak jelas!"

"Yang penting cakep."

"Hm seterah anda."

"Haruto.."

"APA?!"

"Gak papa cuma pengen manggil."

***

Bangun pagi sudah dapat Lisa lakukan untuk hari ini, ia tak akan telat bangun. Tujuannya sekarang adalah pergi ke dapur dan memasak untuk sarapan.

Kata Ibunya dulu, kalau sarapan makan roti sama susu aja biar kayak orang londo. Reti londo rak? Londo ki orang Belanda atau sebut aja orang barat lah.

Dan kini ia memilih menyiapkan selai berbagai rasa, mulai dari nanas, stroberi, coklat dan vanila. Tak ada kacang, bibir Lisa melengkung ke bawah, mungkin mulai sekarang ia harus bisa terbiasa tanpa selai kacang, hm masih ada nanas dan vanila. Setidaknya dua selai itu cukup untuknya.

"Sekarang waktunya bangunin dua cogan. Let's go.."

Lisa mengetuk pintu kamar Hanbin, namun tak ada jawaban dari dalam. Hari ini hari libur, jadi Hanbin terbiasa bangun siang. Ketukan kedua, tak ada jawaban juga.

Ceklek.

"Bego, bisa dibuka padahal." Lisa masuk dan melihat kearah ranjang Hanbin yang nampak luas, macam lapangan sepak bola.
Berjalan dengan pelan, agar Hanbin tak terganggu dengan suara langkahnya.

Gadis itu diam sejenak, menatap wajah teduh Hanbin yang masih terlelap. Sudut bibirnya terangkat, "Ganteng doang, tidurnya matanya merem. Haha.."

*Yee mana ada tidur matanya kebuka Lis, kagak ade _-

Tangannya terulur untuk menepuk bahu Hanbin, agar pria itu bangun. Namun tiba-tiba, "Akhhh.."

Nafasnya tercekat saat tiba-tiba Hanbin menariknya, dan kini posisinya sangat meresahkan. Sungguh, Lisa jamin kalian tidak akan tahan jika berada diposisinya sekarang. Berada dibawah tubuh Hanbin, iya itu sangat meresahkan bund.

"Pak Hanbin." Cicitnya, Lisa merasakan ada yang keras dibawah sana. Awhhh, rasanya pipi Lisa memerah jika memikirkan hal-hal yang tak layak ia pikirkan.

Hanbin mengangkat wajahnya yang semula berada di ceruk leher Lisa, matanya masih terpejam, namun perlahan terbuka. Ia menatap Lisa dengan pandangan mengabur, iyakan baru kebuka.

Lisa merinding saat melihat Hanbin yang tersenyum seperti orang gila.

"Kamu cantik."

"Pak, bangun, minggir, saya gak bisa nafas loh." Ya kalau gugup, mau bicara sok santai pun ya jatuhnya tetep gugup.

"Gak mau, saya mau manja-manja an sama kamu."

"Jangan lupa Pak, kita belum sah. Nanti kalau ada yang lihat malah jadi fitnah."

"Gimana kalau saya kawinin kamu sekarang?"

"Hah? Bapak ngigau ya? Nikah dulu Pak baru kawin."

"Lisa, saya serius loh, kalau kamu mau sekarang pun saya bakal bawa kamu ke KUA, tinggal bilang saya terima nikahnya__"

"Kalian ngapain?!"

Kedua kepala itu serentak menoleh, dan "Haruto.."

Next?

Jngn lupa follow yes

Oh ya, Happy New Year yes :)

My Sexy Husband [ Hanlis ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang