Satu

6.1K 375 33
                                    

☠☠☠

Citttt..... Brakkk..

"Aw.." gadis bersurai coklat itu meringis saat kepalanya berciuman dengan setir mobil. Barusan, ia merasa ada sesuatu yang mendorong bagian belakang mobilnya yang berhenti di depan lampu merah. Tanpa pikir panjang, ia segera keluar dari mobilnya dan menuju ke arah belakang mobilnya.

Ia mengetuk jendela mobil itu, berharap seseorang keluar dari sana. Dan benar, seorang pria yang tingginya hanya sebatas bahunya tengah menatapnya datar.

"Kamu bisa nyetir mobil gak sih..? Kamu lihat, itu mobil saya kamu tabrak." Wanita itu mulai mendumel. Sedangkan si pria itu masih diam. Di lihat dari penampilannya, seperti nya anak ini masih di bawah umur.

"Kamu masih di bawah umur kan..? Dimana orang tua kamu..? Masih kecil kok boleh bawa mobil."

"Papa lagi sibuk, sopir aku juga lagi libur. Ya udah, bawa mobil sendiri lah."

"Emang ya orang tua jaman sekarang gak ada akhlaknya sama sekali."

"Tante jangan asal ngomong dong, Papa saya orang baik kok. Cuma dia lagi sibuk aja."

"Tante tante, enak aja Tante. Saya masi muda ya. Telfon Papa kamu sekarang. Saya mau minta pertanggung jawaban." Anak itu menelfon Seseorang, ia lalu kembali menatap wanita di depannya ini kesal. Dasar Tante rempong.

"Haru.." dua manusia itu menoleh, kebetulan orang-orang yang tadi melihat pertengkaran mereka sudah pergi karena lampu merah sudah berubah hijau.

Mata wanita itu mendelik, jatungnya berdegup kencang. Pria di depannya ini sungguh tampan. Dia mirip idol korea, siapa namanya, ah dia lupa.

Kacamata yang bertengger dihidung mancungnya, ia buka. Menatap lekat wanita di depannya ini. Sepertinya ia tak asing dengan wanita ini, wajahnya mengingat kan dia pada seseorang yang ia kenal.

"Ada apa..?"

"Ini siapa..? Kakak kamu..?"

"Ini Papa saya." Mata dan mulut wanita itu membulat, Papa ia bilang..? Semuda ini..?

Dengan segera ia merubah ekspresinya menjadi datar. "Ekhm, anak Bapak ini sudah merusak mobil saya. Lihat, mobil saya lecet gara-gara anak Bapak menabrak mobil saya dari belakang. Lagian, anak kecil kok disuruh naik mobil sendiri."

"Berapa yang kamu butuhkan..?"

Wanita itu bingung, berapa yang ia butuhkan..? Ya dia mana tau, kan dia bukan tukang servis mobil.

"Ya saya gak tau berapa, mending sekarang kalian berdua ikut saya ke bengkel buat selesain masalah ini. Dan Bapak harus tanggung semua biaya nya, dan juga, saya tidak ingin ada kelecetan yang terlihat nanti. Bapak harus tanggung semuanya, tanpa terkecuali." Dalam satu tarikan nafas, wanita itu bicara panjang lebar. Ia tak mau berada di pihak yang dirugikan. Gara-gara anak ini ia jadi terlambat kerja. Sebenarnya tak masalah jika ia datang terlambat, hanya saja ia tipe orang yang disiplin. Tak kenal kata terlambat.

"Baik, kita selesaikan ini di bengkel."

***

"Totalnya, tiga juta sembilan ratus sembilan puluh delapan ribu lima ratus lima puluh." Ketiga orang itu bingung, jadi berapa jumlahnya..?

Tukang bengkel yang melihat ekspresi bingung dari tiga orang itu pun memberikan kertas coretan yang digunakan untuk menghitung tadi.

Rp.3.998.550,00

"Gimana udah jelas..?" Dengan helaan nafas, Pria itu mengeluarkan dompetnya dan mengambil blackcard miliknya.

"Saya gak punya uang di dompet. Jadi bisa bayar pake ini kan..?" Dengan kaku, tukang bengkel itu mengangguk, ia lalu mulai melakukan ritual pengambilan uang dari kartu berwarna hitam itu.

***

"Mulai besok, Papa bakal antar kamu sekolah."

"Iya.."

Wanita bernama Lalisa Manoban atau yang sering di panggil Lisa itu melihat interaksi antara Ayah dan anak.

Matanya melihat anak kecil itu dalam, ekspresi lucu yang anak itu perlihatkan membuatnya gemas. Tanpa sadar ia tersenyum, langkahnya lalu ia percepat hingga kini ia berada di samping anak ingusan itu.

"Kamu kelas berapa..?"

"Satu SMP."

"Oh umur 12 tahun ya..?"

"Iya."

"Kok udah bisa naik mobil..?"

"Udah biasa."

"Oke, lain kali hati-hati kalau mau bawa kendaraan, kamu masih di bawah umur, bahaya buat diri kamu sendiri." Anak menatap lekat wanita yang tak ia ketahui namanya itu. Ia kira wanita ini akan memarahinya lagi.

"Aku minta maaf Tante."

"Udah dibilangin jangan panggil Tante."

"Emang Tante kan..? Kan aku masih kecil."

"Iya terserah kamu. Udah aku maafin tadi, nama kamu siapa..?"

"Haruto, Kim Haruto."

"Nama kamu aneh, pasti Mama kamu dulu suka sama Naruto makanya kamu dikasih nama Haruto. Iya kan..?" Wajah yang awalnya biasa-biasa saja itu berubah menjadi semakin datar. Lisa sadar, ada yang salah di ucapannya.

"Haruto, ayo Papa antar pulang." Anak itu menghampiri Papanya. Tanpa mengatakan sepatah apapun pada Lisa.

"Saya permisi, maaf atas kesalahan anak saya." setelah mengucapkan itu, pria yang Lisa tak tau siapa namanya itu mulai menjauh dari tempatnya berdiri.

"Itu cowok nikah muda apa gimana..? Muda banget anjir wajahnya. Lebih cocok jadi Abangnya."

☠☠☠

Hahanjayy kagk tau gue ngetik apa. Gak bisa lihat, gue lagi pake sendal

Ada Haruto hmm..

Ayo buruan boom voment.

Maaf typo

TBC

My Sexy Husband [ Hanlis ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang