Tiga Puluh Empat

287 17 0
                                    


Seperti apa yang dikatakan Lisa beberapa hari lalu, bahwa Ia dan Hanbin akan menjadikan Flora bagian dari keluarga mereka. Dan kini, setelah keadaan Hanbin mulai membaik, Lisa mengajak Hanbin untuk segera mengangkat Flora menjadi anaknya.

Lisa menggenggam erat jemari Hanbin, ia tau bahwa pria disampingnya itu kini tengah dilanda rasa gelisah. Dengan penuh keyakinan, Lisa menarik Hanbin untuk segera masuk ke dalam rumah sederhana yang mereka yakini adalah rumah Flora.

Tok.. tok.. tok..

Ketukan itu berhasil membuat seseorang didalamnya membukakan pintu. Wanita paruh baya itu nampak terkejut melihat siapa yang kini berada di depannya.

"Selamat pagi Bu Sonia? Boleh kita masuk, saya dan suami saya ingin membicarakan hal penting dengan anda." Ucap Lisa tanpa basa-basi.

Sonia berdehem, wanita itu mencoba mengubah ekspresinya menjadi lebih tenang.

"Maaf sebelumnya, apa kalian mengenal saya?" Tanya Sonia.

"Ya." Jawab Lisa singkat.

"Tapi saya merasa tidak mengenal siapa kalian, jadi saya rasa, saya tidak bisa mengizinkan kalian untuk masuk ke rumah saya!"

"Ini soal Flora." Ucap Hanbin

"Ada apa dengan anak itu? Saya rasa ini bukan persoalan yang penting. Jadi, silahkan pergi sebelum saya memanggil sat__" bibir Sonia terkatup kala melihat Hanbin menyodorkan sebuah map berwarna coklat kearahnya.

"Saya sudah mendapat ijin asuh atas anak bernama Flora Azkia Mecca."

Sonia tertawa hambar, "Tidak semudah itu Pak, bisa saja surat ini palsu."

"Saya juga membawa pengacara saya, jadi surat ini bisa dipastikan bukanlah surat abal-abal." Jawab Hanbin cepat.

"Flora sudah sah menjadi anak kami, jadi saya mohon kesadaran anda untuk merelakan Flora. Toh, Flora tidak dianggap sebagai anak dirumah ini." Sambung Lisa.

Sebelum Sonia menyela, Lisa lebih dulu berkata, "jangan anda pikir kami tidak tau atas apa yang anda perbuat pada Flora.!"

Lisa lalu mengeluarkan sebuah kertas yang sudah terdapat tulisan angka.

"Anda tidak perlu khawatir, saya tau biaya hidup Flora sejak kecil hingga saat ini tidaklah sedikit. Jadi saya mengganti semua biaya itu, dan ada uang tambahan, anggap saja upah untuk anda yang telah merawat Flora. Saya rasa uang ini lebih dari cukup, dibanding uang yang selalu Maria berikan untuk anda." Sonia benar-benar terdiam, ia menatap kertas cek tersebut dengan ekspresi yang sulit untuk dijelaskan.

"Saya rasa urusan kita sudah selesai, terima kasih atas kerjasamanya." Lisa dan Hanbin lalu pergi dari hadapan Sonia yang masih menatap kertas cek tersebut dengan tatapan tak percaya. Uang sebanyak itu diberikan untuknya hanya demi anak yang sering ia anggap sampah di rumahnya.

Senyumnya merekah, ia segera masuk ke dalam rumahnya. Wanita itu duduk dengan perasaan yang benar-benar bahagia. Persetan dengan Maria, yang jelas dengan uang ini nanti ia dan Bella bisa berkeliling dunia. Aahh membayangkannya saja, Sonia sudah bahagia.

***

Mungkin jika ditanya, kapan malam terindah bagi Flora. Maka ia akan menjawab malam ini, ia tersenyum kearah Lisa dan Hanbin yang kini sudah sah menjadi orang tua angkatnya. Ia melirik sekilas kearah Haruto yang justru terdiam menikmati makanannya.

"Flora, mulai sekarang panggil Mama sama Papa ya. Jangan Tante Om lagi, oke?"

"Oke Ma." Flora tersenyum manis sambil mengacungkan ibu jarinya.

"Haruto kenapa diem aja?" Tanya Lisa pada anak sulungnya.

Haruto tak menjawab, bocah itu justru memanyunkan bibirnya 5 senti.

"Kenapa manyun-manyun?" Tanya Hanbin menggoda.

"Ishh, Papa sama Mama kenapa sih? Kan Haruto maunya Flora jadi menantu kalian, bukan jadi adiknya Haruto!" Mendengar ucapan Haruto, kedua orang dewasa tersebut serta satu gadis kecil yang terlihat polos itu menahan tawa.

"Oh, jadi kamu udah nyariin Papa sama Mama mantu? Yah gimana ya, Mama maunya Flora jadi anak Mama sih. Soal mantu mah nanti Mama sama Papa cariin deh buat Ruto." Goda Lisa.

"Beneran ya?" Tak disangka, jawaban Haruto benar-benar membuat mereka tertawa. Sungguh harmonisnya keluarga ini bukan?

Hanbin mengusap jemari Lisa, ia bersyukur Lisa hadir dihidupnya. Matanya lalu beralih menatap Flora, gadis kecil yang memiliki wajah polos, serta senyum manis yang mampu membuat orang sekitarnya ikut tersenyum. Ia tak menyangka jika kini ia memiliki dua anak, serta istri yang benar-benar sangat ia dambakan sejak dulu.

Melihat pemandangan yang menghangatkan hati ini mampu membuat Hanbin tersenyum, senyum yang jarang banyak orang lihat. Ia tak henti-hentinya bersyukur atas apa yang ia miliki saat ini. Seolah ia lupa atas masalahnya yang belum tuntas, Hanbin hanya ingin melihat senyum keluarganya terus berkembang seperti saat ini.

Apapun akan ia lakukan, asal keluarganya benar-benar hidup nyaman.

###

Haii 😂😂😂

Pasti kalian lupa ya sma cerita ini. Sorry bngt ya suka ilang"an🥲

Aku hrs bca lgi critanya dri awal biar bisa up lagi. Sibuk kerja, jd ada waktu senggang enaknya buat tidur 😂

Mksih buat yg udh nunggu. Loveyu all😘😘

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Sexy Husband [ Hanlis ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang